Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Bencana Alam Kembali Berulang, Ulah Siapa?

Rabu, 11 Desember 2024 | 09:17 WIB Last Updated 2024-12-11T02:18:01Z
TintaSiyasi.id -- Banjir bandang dan tanah longsor kembali terjadi. Dikutip dari news.okezone.com (7/12/2024), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi merilis data  bencana alam hingga Sabtu (7/12/2024), total bencana, tanah Longsor 137, banjir 76, angin kencang 21 dan pergerakan tanah 83 kejadian.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak  melaporkan cuaca ekstrem juga melanda Kabupaten Lebak mengakibatkan 3 orang meninggal dunia karena longsor, terseret banjir dan tertimpa pohon (sindonews.com, 7/12/2024). 

Banjir lumpur juga terjadi dikawasan Cikajang Garut (pikiran-rakyat.com, 6/12/2024). Bencana alam datang silih berganti, ulah siapa?

Eksploitasi Alam Berlebihan

Bencana alam yang terjadi disikapi dengan penyelesaian yang sifatnya teknis pasca bencana. Sementara mitigasi serta penyebab utama terjadinya bencana kurang diperhatikan. Solusi teknis berupa pemetaan dan sosialisasi kawasan rawan bencana, edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat, peringatan dini serta relokasi kawasan terdampak bencana.

 Bencana alam yang sering terjadi sering dianggap sebagai fenomena alam semata. Hal yang  membuat manusia enggan instropeksi serta tidak mampu melihat penyebab utama bencana alam.

Allah SWT telah memperingatkan manusia dalam Surat Ar Rum ayat 41, yang artinya

 "Telah tampak kerusakan di daratan dan di lautan disebabkan perbuatan tangan manusia. (Dengan hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian (akibat) perbuatan mereka supaya mereka kembali (ke jalan yang benar)."

Berbagai bencana yang terjadi tidak lepas karena syahwat manusia yang tanpa batas. Penguasa dalam sistem kapitalis hanya berfungsi sebagai regulator dan fasilitator. Keberadaannya sebagai penjamin kebebasan berekonomi. Pengusaha (oligarki) diberi kebebasan seluas-luasnya menguasai sumber daya alam. Penguasa dalam sistem kapitalisme berkolaborasi dengan pengusaha yang telah mendanainya hingga ke tampuk kekuasaan. Penguasa pengusaha berkolaborasi demi kekuasaan dan kepentingannya dalam mengeksploitasi lingkungan dan sumber daya alam. Sumber daya alam dikeruk tanpa memperhatikan aspek keseimbangan lingkungan.  Wajar, kondisi ini menyebabkan bencana alam senantiasa berulang.

 Mitigasi Bencana Shahih

Mitigasi bencana alam yang shahih meniscayakan adanya perubahan paradigma dan sistem yang melandasi tata kelola lingkungan dan pembangunan, yakni sistem politik dan ekonomi Islam. Sistem shahih yang datang dari Allah, pencipta manusia pasti mampu mewujudkan kesejahteraan dan kemuliaan. Kekuasaan ditegakkan dalam rangka menerapkan syariah dan menjalankan pengurusan urusan umat.

Syariat Islam membatasi bahwa hutan, laut dan tambang adalah milik umum, haram dikuasai individu tertentu dalam bentuk pemberian hak konsesi dan ijin pengelolaan. Kebijakan ini bisa mengakhiri deforestasi dan eksploitasi yang masif. Negara bertanggugjawab dan berwenang mengelola harta milik umum. Baik dalam pemanfaatan dan pemulihan fungsi hutan yang rusak, juga mencegah kerusakan.

Pembangunan dalam sistem Islam berpijak pada kaidah tidak boleh ada bahaya dan membahayakan. Negara harus memperhatikan sungguh-sungguh resiko dalam mengelola hutan dan sebagainya. Lembaga milik negara seperti BUMN tidak boleh berorientasi pada keuntungan tapi dalam rangka melayani kepentingan publik.

Negara harus mengedukasi masyarakat dalam memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam dengan benar. Negara harus membebaskan rakyatnya dari kemiskinan karena kefakiran berdampak pada kerusakan lingkungan.

 Khatimah

Penerapan sistem politik dam ekonomi Islam dalam bingkai khilafah mampu  menjaga keseimbangan lingkungan dalam melaksanakan pembangunan. Bencana alampun bisa diminimalkan. Kesejahteraan dan kemuliaan rakyat bisa diwujudkan. Wallahu a'lam

Oleh: Ida Nurchayati
Aktivis Muslimah

Opini

×
Berita Terbaru Update