Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Menlu Lebanon Harap AS Ciptakan Perdamaian di Timteng, Jurnalis: Sikap Pengecut dan Rendah Diri

Rabu, 20 November 2024 | 10:14 WIB Last Updated 2024-11-20T03:14:42Z
TintaSiyasi.id -- Pernyataan Mentri Luar Negeri Lebanon yang berharap kepada Amerika Serikat (AS) untuk menciptakan perdamaian di Timur Tengah, dinilai Jurnalis Media Umat mencerminkan sikap pengecut dan rendah diri.

"Pernyataan Menlu Lebanon Abdallah Bou Habib yang berharap kepada Amerika Serikat untuk menciptakan perdamaian di Timur Tengah mencerminkan sikap pengecut dan rendah diri," ujar Insan Maulana, dalam Perspektif Media Umat: Palestina Enggak Bisa Selesai, Selama Banyak Rezim Pengecut dan Pengkhianat, Rabu (23/10/2024) di kanal YouTube Media Umat.

Ia juga menyinggung sikap Menlu Lebanon Abdallah Bou Habib yang menganggap hanya Amerika Serikat yang dianggap bisa menciptakan perdamaian di Timur Tengah. Berkenaan dengan Lebanon, Washington adalah sekutu lama Israel dan pemasok senjata terbesar. 

Secara faktual, Jurnalis MU Insan menegaskan, pernyataan Menlu Lebanon itu penuh penyesatan dan kebohongan. Sebab Amerika lah yang menjadi sponsor utama krisis di Timur Tengah. Amerika yang terus menerus menciptakan konflik berdarah dengan intervensinya di wilayah itu.

"Perang Teluk yang disusul dengan pendudukan Amerika di Irak merupakan bukti nyata. Pendudukan Amerika telah menyebabkan hancurnya Irak lebih dari satu juta orang menjadi korban. Hingga kini menimbulkan instabilitas berkepanjangan di Irak," bebernya.

Menurutnya, politik adu domba Amerika telah menyulut perang antar kelompok di sana. Sama halnya dengan kebijakan Amerika di Suriah yang ingin tetap mempertahankan rezim Bashar Al Assad meskipun telah melakukan pembantaian terhadap rakyatnya sendiri lebih dari 300.000 orang terbunuh akibat krisis di Suriah. "Belum lagi di Yaman, di perbatasan Turki, krisis di Sudan, konflik di Lebanon tidak bisa dilepaskan dari kepentingan Amerika," terangnya.

Ia menilai, ada tiga kepentingan utama Amerika dalam menciptakan krisis tersebut. Pertama, memastikan dominasi dan kontrol Amerika Serikat terhadap sumber daya alam di Timur Tengah terutama minyak dan gas. Kedua, mencegah munculnya kekuatan politik Islam yang mengancam hegemoninya dan sekutu regionalnya. Ketiga, menjaga eksistensi agresor Yahudi sebagai harga mati.

"Itulah yang membuat kenapa meskipun entitas Yahudi telah melakukan genosida dan tindakan keji, Amerika tetap mendukungnya. Siapapun presiden Amerika akan tetap mendukung entitas Yahudi ini," tutupnya.[] Jesiati

Opini

×
Berita Terbaru Update