TintaSiyasi.id -- Perkembangan zaman yang terus meningkat, mulai dari bidang teknologi, sosial, budaya, pengetahuan termasuk ke sistem pemerintahan yang terus berkembang. Terkhusus di bidang perpolitikan. Membuat Gen Z menjadi sorotan di momentum pesta demokrasi pada pilkada 2024 ini lantaran mereka adalah pemilih terbanyak kedua pada pemilu 2024 sebanyak 46.8 juta pemilih. Bagaimana tidak Gen Z menyimpan harapan dan nasibnya dari mulai pekerjaan, pendidikan, sarana dan prasarana serta sumber kebahagiaannya kepada pemimpin sekarang meskipun itu adalah hal yang pragmatis.
Komposisi pemilih terbanyak pada Pemilu 2024 Februari lalu di Indonesia yakni Gen Z dan Milenial. Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 sebanyak 204.807.222 pemilih. (Antara, 7/11/2024)
Ketika menjelang Pilkada 2024, para calon kepala daerah mencoba mendulang suara melalui Gen Z dengan melakukan berbagai cara dan juga berbagai tawaran ‘menarik” seperti dengan berjanji bahwa hidup Gen Z akan menjadi lebih baik dalam kepemimpinan mereka. Padahal itu semua hanya janji manis saja.
Namun, Gen Z tidak boleh lupa bahwa di dalam sistem demokrasi yang sedang diterapkan hari ini menjadikan mereka Gen Z hanya dibutuhkan suaranya untuk memenangkan pilkada setiap lima tahun sekali. Setelah itu mereka lupa akan janji-janjinya, alhasil nasib Gen Z tidak akan ada perubahannya dan akan kembali terkatung-katung lagi, sebagaimana masa-masa sebelumnya.
Seluruh Gen Z harus menyadari dan memahami bahwa dalam negara sekuler demokrasi saat ini menjadikan kaum Gen Z hanya dipandang sebagai aset ekonomi saja. Seperti sebagai pekerja yang digaji hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja. Atau bahkan kaum Gen Z dianggap sebagai lahan bisnis yang basa karena kecenderungan sifat konsumtifnya. Atau bahkan sebagai sumber pajak. Itulah Sebabnya mengapa kaum GenZ harus melek politik Islam sebab ada banyak perbedaan yang mendasar dalam pengelolaan urusan umat termasuk Gen Z dalam sistem hari ini dengan sistem Islam.
Oleh karena itu, harapan agar hidup sejahtera sebenarmya tidak mustahil jika umat dan Gen Z sadar bahwa yang mampu mewujudkan hidup sejahtera adalah dengan penerapan syariat Islam secara kaffah sehingga kita membutuhkan untuk tegaknya negara yang berasaskan akidah Islam yang shahih. Institusi negara inilah yang akan mewujudkan kesejahteraan dalam segala aspek hidup melalui penerapan syariat Islam secara kafah dalam bingkai naungan Khilafah Islamiah.
Sehingga sudah saatnya kaum Gen Z meninggalkan sistem sekuler demokrasi ini dan mau memahami dan mengkaji sistem politik Islam. Agar kaum Gen Z menyadari bahwa jalan perjuangan yang sesungguh harus ditapaki adalah jalan perjuangan untuk melanjutkan kembali kehidupan Islam agar mampu mewujudkan Islam rahmatan lil’alamin di seluruh penjuru alam. Seperti yang di contohkan oleh Muhamad Al fatih dan Salahuddin Al ayyubi. Sehingga perjuangan kaum Gen Z tidak dibajak oleh system sekuler demokrasi. Dan tidak akan sia-sia di kemudian hari, sebab perjuangan untuk melanjutkan kehidupan islam dengan dakwah dan jihad akan mampu mengantarkan kita semua menuju jannahnya Allah SWT.
Maka dari itu sudah saatnya kaum Gen Z harus memutar haluan perjuangan mereka untuk segera ikut memperjuangkan tegaknya kembali penerapan syariat Islam secara kaffah dengan meningkatkan idealismenya serta semangat juangnya untuk meraih ridha Allah SWT.
Wallahu a’lam bishshawab. []
Oleh: Siti Zylqori Ivlatia
Aktivis Muslimah