TintaSiyasi.id-- Menjaga kewarasan dan kesehatan akal masyarakat merupakan prinsip penting dalam Islam, karena akal adalah anugerah Allah yang memungkinkan manusia untuk berpikir, memahami, dan membuat keputusan yang benar. Islam mengajarkan umatnya untuk merawat dan menjaga akal sebagai salah satu amanah Allah, sehingga mereka dapat menjalani kehidupan yang bermanfaat, adil, dan bijaksana.
Berikut adalah beberapa cara yang dianjurkan dalam Islam untuk menjaga kewarasan dan kesehatan akal masyarakat:
1. Menjaga dan Menguatkan Keimanan
Keimanan yang kuat membantu seseorang dalam menjaga pikiran tetap jernih dan seimbang. Keimanan memberikan panduan moral dan tujuan hidup yang jelas, sehingga seseorang memiliki ketenangan dan keyakinan dalam menghadapi tantangan hidup. Allah SWT berfirman:
"Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang."
— (QS. Ar-Ra’d: 28)
Dengan mengingat Allah, masyarakat akan lebih mudah mengendalikan emosi, mengurangi kecemasan, dan menjaga kewarasan di tengah kehidupan yang penuh cobaan.
2. Menghindari Hal-hal yang Merusak Akal
Islam sangat melarang konsumsi hal-hal yang dapat merusak akal, seperti alkohol, narkoba, dan zat-zat adiktif lainnya. Barang-barang ini dapat menurunkan kesadaran dan kemampuan berpikir sehat, yang pada gilirannya mengganggu kewarasan individu dan masyarakat secara luas. Oleh karena itu, menjaga akal masyarakat berarti menjauhkan mereka dari hal-hal yang dapat merusaknya.
"Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan panah adalah termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan."
— (QS. Al-Maidah: 90)
3. Mendorong Ilmu dan Pendidikan
Islam sangat menganjurkan pendidikan yang sehat dan mendalam untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan kecerdasan. Rasulullah SAW bersabda:
"Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim."
— (HR. Ibnu Majah)
Pendidikan yang baik membantu masyarakat untuk memahami dunia, membangun keterampilan berpikir kritis, dan mengambil keputusan dengan bijak. Dengan ilmu, seseorang dapat memisahkan kebenaran dari kesalahan dan membangun masyarakat yang cerdas serta berakal sehat.
4. Menjaga Kebersihan Jiwa dengan Akhlak Mulia
Akhlak mulia seperti jujur, sabar, dan ikhlas sangat penting untuk kesehatan akal dan jiwa. Seseorang yang menjaga akhlaknya akan terhindar dari pikiran negatif seperti iri hati, dengki, dan kebencian yang dapat mengganggu kewarasan. Akhlak mulia akan menciptakan ketenangan jiwa dan ketentraman hidup yang sangat penting untuk menjaga pikiran tetap sehat.
5. Mendorong Silaturahmi dan Diskusi yang Positif
Interaksi sosial yang sehat, seperti berkumpul dengan orang-orang baik, berdiskusi, dan saling mengingatkan dalam kebaikan, sangat penting untuk menjaga kesehatan mental. Dengan berdiskusi, kita dapat memahami perspektif lain dan memperluas wawasan. Silaturahmi yang baik juga memberikan dukungan emosional yang memperkuat kesehatan jiwa dan pikiran.
6. Menjaga Kehidupan yang Seimbang antara Ibadah dan Keseharian
Islam mengajarkan untuk tidak hanya berfokus pada aspek spiritual, tetapi juga menjalani kehidupan dunia dengan seimbang, termasuk memenuhi kebutuhan fisik, emosional, dan sosial. Melalui ibadah, seseorang menjaga kedekatan dengan Allah, sementara melalui aktivitas keseharian yang bermanfaat, seseorang menjaga kestabilan mental dan emosional.
7. Menegakkan Keadilan dan Menjaga Kebenaran di Tengah Masyarakat
Keadilan adalah salah satu pilar dalam Islam untuk menjaga kesehatan akal dan kewarasan masyarakat. Ketidakadilan, korupsi, atau ketidakbenaran merusak kepercayaan publik dan menciptakan lingkungan yang penuh tekanan serta kecemasan. Menegakkan keadilan dan kebenaran membangun suasana yang sehat di mana masyarakat merasa terlindungi dan terjaga hak-haknya.
"Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil."
— (QS. An-Nisa: 135)
8. Mengajarkan Syukur dan Qana'ah (Merasa Cukup)
Islam mendorong umatnya untuk selalu bersyukur dan merasa cukup (qana'ah) atas apa yang Allah berikan. Sikap syukur dan qana'ah ini membuat seseorang jauh dari rasa iri, rakus, atau ambisi berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan mental dan ketenangan jiwa.
9. Menghindari Gosip, Fitnah, dan Berita Palsu
Gosip dan fitnah adalah sumber gangguan mental dalam masyarakat karena mereka menimbulkan keraguan, kebencian, dan permusuhan. Menjaga akal masyarakat juga berarti mendorong mereka untuk menghindari informasi yang tidak benar atau provokatif, serta mengajak mereka untuk bersikap kritis terhadap berita.
10. Mengamalkan Kesehatan Mental dan Fisik
Islam memandang penting kesehatan jasmani sebagai pelengkap kesehatan akal dan jiwa. Olahraga, makanan halal dan baik, serta pola hidup yang sehat membantu menjaga kesehatan fisik, yang berpengaruh pada kesehatan mental dan akal.
Dengan menjaga prinsip-prinsip ini, masyarakat akan menjadi lebih bijaksana, seimbang, dan sehat, baik secara mental maupun spiritual. Islam tidak hanya peduli pada kesehatan fisik, tetapi juga sangat memperhatikan akal dan jiwa agar masyarakat bisa hidup dengan kewarasan, ketenangan, dan kebahagiaan.
Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo