TintaSiyasi.id -- Tampak kegembiraan kaum Muslim untuk menyambut perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Betapa rindunya umat islam dengan sosok Nabinya dan berharap dapat berjumpa untuk mendapatkan syafa’atnya kelak di Yaumil Akhir. Dari tahun ke tahun tampaknya ini menjadi ritual yang dinantikan dan berharap umat islam dapat mengenang dan meneladaninya perjuangan beliau.
Di saat terjadi krisis kepemimpinan seperti hari ini, umat Islam seharusnya kembali menelaah bagaimana kepemimpinan Rasulullah hingga melahirkan peradapan agung. Sangat kontras dengan kepemimpinan pada sistem demokrasi hari ini. Para pemimpin di negeri ini, tidak henti-hentinya membebani rakyat dengan berbagai macam pajak, ada wacana pemerintah akan menaikkan PPN hingga 12 %. Tarif pajak 12 % akan berlaku paling lambat mulai 1 Januari 2025. (https://www.detik.com/jogja/bisnis). Selain itu juga kekayaaan yang berlimpah ruah di negeri ini tidak dapat dinikmati sepenuhnya oleh seluruh rakyat melainkan hanya di nikmati oleh segelintir para kapitalis. Hal ini karena tata Kelola SDA di negeri ini tidak memakai aturan islam.
Merindukan kepemimpinan yang kuat dan berpengaruh luas seharusnya menjadi impian terbesar kaum muslim. Sosok pemimpin teladan uswah hasanah kita nabi Muhammad SAW telah memberikan garis besar bagaimana keberhasilan kepemimpinannya hingga umat islam menjadi bangsa yang terdepan dan unggul dalam segala aspek kehidupan. Dalam waktu 10 tahun di Madinah beliau mampu mengubah tatanan kehidupan masyarakat yang adil, sejahtera dan serta mampu menunjukkan pada dunia bahwa umat islam adalah umat terbaik. Rasulullah membebaskan bangsa-bangsa hingga tunduk di bawah naungan islam. Hal ini juga dilanjutkan oleh kepemimpinan setelah beliau wafat yakni Khulafaur Rosyidin, Khilafah Bani Ummayah, Bani Abbasiyah dan Bani Utsmaniyah hingga berakhirnya system khilafah tahun 1924 Masehi. Sungguh Rasulullah telah meletakkan pondasi negara Islam semenjak beliau Hijrah ke Madinah. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS. Al Ahzab [33]: 21).
Keberhasilan kepemimpinan Rasulullah SAW dapat dilihat dari pertama, asas yang dipakai dalam mengatur kehidupan bermasyarakat dan bernegara berasaskan akidah islam, kedua, Rasulullah SAW telah menerapkan syariah islam secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan baik syariat yang mengatur hubungan manusia dengan Rabbnya, hubungan manusia dengan dirinya maupun hubungan manusia dengan sesamanya. Rasulullah menerapkan aturan berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Tidak pernah melenceng sedikitpun dari aturan Allah SWT. Ketiga, beliau memiliki akhlak yang mulia. Memimpin masyarakat dengan adil, bijaksana, amanah dan berkasih sayang terhadap manusia. Sebagai kepala negara, beliau menunjukkan sikap seorang pemimpin yang mengayomi dan mementingkan rakyatnya. Sehingga rakyat betul-betul merasakan kesejahteraan . Oleh karena itu, untuk meneladani kepemimpinan Rasulullah SAW tidak cukup hanya dilihat dari akhlak beliau saja melainkan harus dilihat secara keseluruhan dari sistem yang diterapkan pada saat itu. Beliau pada saat itu menerapkan sistem islam dan dilanjutkan oleh para khalifah sepeninggalan beliau. []
Endah Nugraheni, S.Pd.
Pembina Majelis Taklim