Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Racun Moderasi Beragama Bidik Anak Sekolah

Senin, 23 September 2024 | 09:06 WIB Last Updated 2024-09-23T02:06:37Z

TintaSiyasi.id -- Ibu Negara Iriana Joko Widodo (Jokowi) beserta Ibu Wuri Ma’ruf amin dan istri-istri Menteri Kabinet Indonesia Maju (KIM) pada Rabu tanggal 11 September lalu menyerukan Moderasi Beragama kepada 500 pelajar lintas agama di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Kegiatan tersebut diberi judul ‘Sosialisasi Moderat Sejak Dini’, diangkat dari tema Cinta Tuhan Dengan Mencintai Indonesia. Kaum pelajar lintas agama itu datang dari Sekolah Madrasah Aliyah dan SMA se-Kota Balikpapan yang bernaung di bawah Kementerian Agama (Kemenag), dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

Eny Retno Yaqut yang merupakan istri Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyebut kegiatan tersebut adalah yang ketiga kalinya sebelumnya diadakan di Kota Bali Dan Yogyakarta. Eny mengungkapkan bahwa acara tersebut memang diadakan untuk para pelajar sebagai usaha dalam menerapkan nilai-nilai moderasi beragama sejak dini pada remaja dengan harapan bisa mencetak generasi muda yang cinta damai dan toleran. 
“Kami (Kemenag) berkomitmen untuk terus mendorong dan memfasilitasi nilai-nilai moderasi beragam tidak hanya dalam teori tetapi juga praktik acara hari ini adalah buktinya, ujarnya”. Selain itu menurutnya ada 4 sikap moderasi agama yang harus disosialisasikan kepada para pelajar, yaitu komitmen kebangsaan, anti kekerasan, sikap toleransi, dan penerimaan adat lokal. Acara tersebut tak hanya diisi seruan moderasi beragama saja namun juga diisi dengan sesi kuis. Bagi pelajar yang bisa menjawab tantangan maka dia berhak mendapatkan hadiah berupa sepeda dan tablet. 

Maraknya permasalahan yang menimpa remaja saat ini seperti kasus perundungan antar sesama remaja, seks bebas, aborsi, narkoba dan kriminalitas yang dilakukan oleh remaja saat ini bukankah pemerintah harus segera mengantisipasi agar kasus-kasus kemaksiatan dan kriminalitas di kalangan remaja tidak terus berkelanjutan, namun alih-alih menyelesaikan persoalan tersebut pemerintah malah menyerukan moderasi beragama pada para pelajar yang hal ini tidak berhubungan dengan kasus-kasus yang terjadi di kalangan para pelajar.

Seruan moderasi agama yang menyasar dunia pendidikan sejatinya bukan bertujuan membangun sikap cinta damai dan toleran di kalangan remaja, tetapi sengaja untuk mencegah radikalisme dan intoleransi di kalangan remaja yang dianggap sebagai musuh ideologi kapitalisme, supaya anak bangsa mempunyai sikap moderat atau jalan tengah dalam beragama tentu ini membahayakan sebab moderasi beragama adalah pemikiran berbahaya bagi generasi dan kaum Muslim. 

Terlihat jelas kalau negara bersikap tidak peduli pada kerusakan moral remaja saat ini, mereka justru terlihat sibuk dengan berbagai propaganda mereka dalam mencegah umat islam bangkit salah satunya dengan menyerukan moderasi beragama di kalangan remaja yang ini merupakan agenda global di mana pemerintah sibuk merusak pemahaman generasi dengan mencekoki racun-racun moderasi beragama sesuai instruksi dari Barat. 

Dampak buruk moderasi beragama sendiri adalah pertama, bahwa paham moderasi beragama menganggap bahwa semua agama itu benar jelas hal ini sangat bertentangan dengan islam, sebab akidah islam mengajarkan bahwa agama yang diridhoi di sisi Allah SWT adalah Islam dan barangsiapa yang mencari agama selain islam maka sekali-kali agama tersebut tidak akan diterima, menganggap semua agama itu sama jelas-jelas itu merusak dan mengakibatkan umat islam semakin jauh dari pemahaman islam kaffah.

Kedua, umat islam akan mengalami krisis identitas dan islamofobia. Di mana karena takut dianggap radikal dan terlalu ekstrem dalam beragama membuat orang islam akhirnya tidak mau mengikuti kajian islam atau perempuan muslim misalnya tidak mau menggunakan jilbab atau pakaian muslimahnya, tidak mau melakukan amar makruf nahi mungkar dan tidak mau menampakkan keislamannya sebagai pribadi yang taat kepada Islam dan Allah SWT. Sehingga membuat umat Muslim tidak tahu terhadap syariat Islam dan berpandangan bahwa amar makruf nahi mungkar itu sesuatu yang radikal karena telah mengganggu atau ikut campur pada urusan kemaksiatan orang lain, padahal setiap umat Islam berkewajiban untuk melakukan amar makruf nahi mungkar dan menunjukkan jati dirinya sebagai Muslim yang taat kepada Allah SWT. 

Ketiga, moderasi beragama akan membentuk kehidupan yang sekuler yakni memisahkan agama dari kehidupan. Moderasi beragama akan membentuk umat islam dengan pemikiran bahwa syariat Islam itu tidak wajib, yang wajib adalah ajaran mengarahkan umat untuk mengadopsi syariat Islam terkait individu semata yakni menjalankan ajaran Islam sebatas shalat dan memiliki akhlak yang baik saja. Sedangkan Menerapkan syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan bermasyarakat dan bernegara itu tidak wajib padahal Islam mengajarkan dan mewajibkan agar syariat islam itu diamalkan secara keseluruhan (kaffah). 

Moderasi beragama adalah proyek global Barat yang di mana umat Islam didorong untuk meniru budaya mereka di setiap aspek kehidupan, moderasi beragama adalah propaganda ideologi Barat melalui 4F (Fun, Fashion, Film, dan Food). Dan sudah terbukti propaganda mereka sudah berhasil menyasar kalangan remaja bisa dilihat dari kalangan remaja Muslim saat ini banyak yang mengikuti gaya hidup Barat cara makan, cara berpakaian, cara bertingkah laku semuanya sudah meniru gaya hidup Barat dan menganggap bahwa hal itu adalah sebuah kemajuan. Banyaknya remaja yang sudah dicekoki oleh racun moderasi beragama akhirnya mereka merasa rendah diri dengan budaya Islam dan menganggap bahwa ajaran Islam adalah ajaran kuno, mengekang dan merampas kebebasan mereka. 

Padahal seorang pelajar Muslim wajib bangga dengan budaya Islam, di mana Islam sebagai agama betul-betul menjaga marwah generasinya agar memiliki kepribadian Islam, dengan memberikan pendidikan yang berbasis akidah Islam serta mengajarkan terkait moderasi beragama dalam Islam itu seperti apa, dalam Islam moderasi beragama yakni tidak saling mengganggu antar umat beragama yaitu “Lakum dinukum waliyadin” Untukmu agamamu dan untukku agamaku. Terjemah QS. Al Kafirun ayat 5. Dengan kata lain Islam mengajarkan kita dalam hal moderasi beragama yaitu sebatas menghormati saja tidak membenarkan agama selain Islam apalagi ikut-ikutan budaya selain dari Islam. 

Dengan demikian solusi tuntas dalam kasus remaja bukanlah dengan mengajarkan mereka untuk berislam moderat, sebab moderat artinya adalah orang yang menerima pluralisme, feminisme, demokrasi, kesetaraan gender dan masih banyak lainnya. Moderasi beragama juga akan menjerumuskan generasi dan umat Islam untuk menerima setiap hal yang dianggap baik oleh Barat, kalau ada umat Islam yang tidak sependapat dengan pemahaman mereka maka akan dianggap radikal, intoleran dan masih banyak sebutan lainnya. 

Dengan demikian agar pemikiran generasi dan umat islam tetap pemikirannya islami yang akan melahirkan suatu kepribadian Islam butuh suatu negara yang dapat menjaga dan melindungi pemikiran umat Islam itu sendiri. 

Di bawah naungan negara Khilafah umat akan terjaga kewarasannya, generasi akan memiliki akhlak yang mulia melalui pendidikan yang diterapkan Islam yang berlandaskan akidah Islam, juga amar makruf nahi mungkar pun akan berjalan sehingga terwujudlah generasi yang berakhlak mulia. 

Wallahu a'lam bishshawab. []


Dewi Lesmana
Aktivis Muslimah

Opini

×
Berita Terbaru Update