Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Bahagia Dunia dan Akhirat

Selasa, 24 September 2024 | 12:41 WIB Last Updated 2024-09-24T05:41:27Z

Tintasiyasi.ID -- Sobat. Diriwayatkan dari Rasulullah saw. bahwa beliau bersabda, "Ada empat hal yang termasuk kebahagiaan bagi seseorang yaitu: 1. Istrinya salehah; 2. Anak-anaknya berbakti; 3. Teman-temannya adalah orang-orang saleh; 4. Rezekinya berada di dalam negerinya sendiri."

 

Hadis yang  disampaikan menggambarkan beberapa hal yang termasuk ke dalam kebahagiaan seseorang menurut Rasulullah saw. Hadis ini menekankan pentingnya hubungan dengan orang-orang terdekat dan kondisi kehidupan yang mendukung kesejahteraan. Berikut adalah penjelasan mengenai empat hal yang disebutkan dalam hadis tersebut:

 

1. Istri yang salehah: seorang istri yang salehah merupakan sumber ketenangan dan kedamaian bagi suami. Ia menjaga akhlaknya, taat kepada Allah, mendukung suami, serta membina rumah tangga yang harmonis berdasarkan ajaran Islam.

 

2. Anak-anak yang berbakti: anak-anak yang taat kepada orang tua, bertanggung jawab, dan berakhlak baik adalah kebanggaan bagi orang tuanya. Mereka menjadi sumber kebahagiaan dan keberkahan, karena perilaku mereka mencerminkan pendidikan dan nilai-nilai yang baik dari keluarganya.

 

3. Teman-teman yang saleh: lingkungan dan teman-teman sangat mempengaruhi perilaku seseorang. Memiliki teman yang saleh dapat membawa seseorang kepada kebaikan, karena teman-teman yang baik akan saling menasihati dalam kebaikan dan ketakwaan.

 

4. Rezeki di negeri sendiri: mendapatkan rezeki di tempat tinggalnya sendiri adalah suatu kenyamanan. Seseorang tidak perlu jauh-jauh mencari penghidupan, dan dapat hidup dengan tenang bersama keluarga serta masyarakat sekitarnya.

 

Keempat hal ini menunjukkan betapa pentingnya hubungan harmonis dengan orang-orang terdekat dan adanya dukungan lingkungan yang baik dalam mencapai kebahagiaan hidup menurut perspektif Islam.

 

Ada tujuh amal perbuatan yang pahalanya terus mengalir kepada seorang hamba, termasuk setelah dia meninggal dunia.

 

Terdapat sebuah hadis yang diriwayatkan dari Rasulullah saw. yang menyebutkan tujuh amal perbuatan yang pahalanya terus mengalir meskipun seseorang telah meninggal dunia. Dalam Islam, amalan-amalan ini dikenal sebagai amal jariah, yang berarti amalan yang pahalanya tidak terputus meskipun orang yang melakukannya telah wafat.

 

Berikut adalah tujuh amal tersebut:

 

1. Orang yang mengajarkan ilmu

Ilmu yang bermanfaat yang diajarkan kepada orang lain, baik ilmu agama maupun ilmu dunia yang bermanfaat. Selama ilmu itu diamalkan, pahalanya akan terus mengalir kepada orang yang mengajarkannya.

 

2. Orang yang mengalirkan air (membangun sumur atau sumber air)

Membangun fasilitas air yang bisa digunakan oleh orang lain, seperti sumur atau saluran air. Selama orang-orang memanfaatkan air tersebut, pahalanya akan terus mengalir.

 

3. Orang yang membuat saluran air (untuk irigasi atau kebutuhan lainnya)

Sama halnya dengan menyediakan air, membuat saluran irigasi untuk kepentingan pertanian atau kebutuhan lain yang bisa dimanfaatkan oleh banyak orang juga akan mendapatkan pahala yang terus mengalir.

 

4. Orang yang menanam pohon atau tanaman yang bermanfaat

Menanam pohon atau tanaman yang buahnya, daunnya, atau manfaat lainnya bisa dinikmati oleh manusia, hewan, atau lingkungan, pahalanya akan terus mengalir selama pohon itu masih memberikan manfaat.

 

5. Orang yang membangun masjid.

Membangun masjid atau tempat ibadah untuk kepentingan kaum Muslimin. Selama masjid tersebut digunakan untuk beribadah dan kegiatan kebaikan, pahala dari amalan ini akan terus mengalir.

 

6. Orang yang mewariskan mushaf Al-Qur'an.

Mewariskan atau memberikan mushaf Al-Qur'an kepada orang lain untuk dibaca dan dipelajari. Selama Al-Qur'an tersebut dibaca dan diamalkan, pahalanya akan tetap mengalir.

 

7. Anak yang berdoa untuk orang tuanya setelah mereka meninggal dunia

Anak yang saleh dan mendoakan kebaikan untuk kedua orang tuanya setelah mereka wafat. Doa dari anak yang berbakti kepada orang tuanya akan memberikan pahala yang terus mengalir bagi orang tua tersebut.

 

Hadis ini mengingatkan betapa pentingnya melakukan amal jariah sebagai bekal untuk kehidupan setelah kematian, karena pahala dari amalan-amalan tersebut tidak akan terputus selama manfaatnya masih dirasakan oleh orang lain.

 

Sebagaimana Hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA dari Rasulullah saw. bersabda, "Apabila seorang hamba meninggal dunia, maka terputuslah segala amal perbuatannya kecuali tiga yaitu: 1. sedekah jariyah; 2. Ilmu yang bermanfaat; 3. Anak saleh yang mendoakan kebaikan untuknya."

 

Hadis yang disebutkan merupakan salah satu hadis yang sangat masyhur dan diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA dari Rasulullah saw. Hadis tersebut menjelaskan bahwa setelah seorang hamba meninggal dunia, amal perbuatannya akan terputus, kecuali tiga perkara yang pahalanya terus mengalir bahkan setelah kematian.

 

Berikut isi hadisnya:

Apabila seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara:

 

1. Sedekah jariah (amal jariah): sedekah atau amal kebaikan yang manfaatnya terus berlanjut, seperti membangun masjid, sekolah, sumur air, atau fasilitas umum lainnya. Selama amal tersebut digunakan dan bermanfaat bagi orang lain, pahalanya akan terus mengalir meskipun orang tersebut telah wafat.

 

2. Ilmu yang bermanfaat: ilmu yang diajarkan atau disebarkan yang kemudian dimanfaatkan oleh orang lain. Selama ilmu itu diamalkan dan membawa kebaikan, pahalanya akan terus diberikan kepada orang yang menyebarkan ilmu tersebut.

 

3. Anak yang saleh yang mendoakan kebaikan untuknya: Doa dari seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya akan memberikan pahala yang terus-menerus kepada orang tua, karena anak yang saleh adalah hasil dari pendidikan dan bimbingan orang tua yang baik.

 

Hadis ini menunjukkan pentingnya amal yang memiliki dampak jangka panjang dan mengajarkan umat Muslim untuk mempersiapkan diri dengan amal-amal kebaikan yang tidak hanya bermanfaat semasa hidup, tetapi juga setelah meninggal dunia.

 

 

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si. 

Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo

Opini

×
Berita Terbaru Update