TintaSiyasi.id -- Sobat, berkuasanya sistem kufur kapitalisme di muka bumi telah menimbulkan kerusakan sistemik pada kehidupan manusia. Akidah sekularisme telah merusak keyakinan umat Islam. Sementara pandangan bahwa tujuan hidup manusia adalah mencari kesenangan tertinggi pada materi maka ini menjadikan umat Islam jadi rakus akan dunia. Umat Islam yang telah rusak menjadikan dunia ini tujuan utama bukan sarana ke akhirat lagi. Kerusakan akidah dan perilaku inilah yang telah menimbulkan krisis multidimensi termasuk krisis rumah tangga Muslim.
Banyak Muslim menikah bukan karena mencari ridha Allah. Tapi sekadar karena ingin menikah sebagaimana orang-orang menikah. Atau sekadar agar hawa nafsunya tersalurkan dengan halal dan aman. Sambil berkhayal akan mendapati kehidupan rumah tangga yang bahagia dalam sakinah mawadah warahmah. Suatu khayalan tingkat tinggi bukan?
Apa mau dikata, ketika tujuan berumah tangga sekedar nyari dunia. Dengan tolok ukur sukses adalah kaya. Dengan standar bahagia adalah bergelimang harta. Maka begitu kenyataan bicara lain. Hidup pas pasan dengan rumah petak kontrakan dan makan asal kenyang. Maka suami istri merasa hidup bagaikan di neraka. Keduanya stres hingga muncul konflik tiap hari. Keduanya sama sama ga puas satu sama lain. Tak ada qonaah apalagi bersyukur. Pertengkaran tiap hari. Saling menyalahkan. Cinta gombal yang dulu dilambungkan sudah lenyap entah ke mana. Hingga benar Benar hidup bagaikan di neraka.
Bagaimana keluarga Muslim mengatasi hal ini? Bagaimana agar rumah tangga muslim bisa sakinah dalam keterbatasan hidup saat ini?
Kurang lebihnya ada beberapa langkah yang mesti dilakukan sebagai berikut:
1. Ngaji. Ngaji yang bener. Khususnya memahami bukan menghafal akidah Islam. Laa ilaaha illaaLlaah Muhammadur rasulullah harus bener bener difahami, dihayati, diamalkan. Bahwa tujuan hidup termasuk menikah dan berumah tangga adalah ridha Allah. Harus yakin seratus persen bahwa Alla ga SWT lah yang menciptakan kita dan menjamin rejeki kita. Rejeki kita tidak tergantung pada siapa suami atau istri kita. Tak tergantung pada level pendidikan kita. Atau bahkan pekerjaan kita. Bahkan rejeki tiap mahluk sudah ditentukan oleh Allah di Lauh Mahfuzh jauh sebelum dunia ini diciptakan-Nya.
Jadi, kaya miskin kita sudah Allah tentukan. Jika kita miskin bukan salah suami. Juga bukan salah istri. Juga bukan salah anak kita. Juga bukan salah ortu kita. Oleh karena itulah tak usah menyalahkan siapapun.
Di sisi lain dengan ngaji yang benar kita juga akan faham bahwa kaya miskin bukan tolok ukur sukses. Juga bukan standar bahagia. Kaya miskin adalah ujian dari Allah siapa yang tetap beriman dan taat meskipun dibuat oleh Allah kaya atau miskin. Justru disinilah ujiannya bagaimana dengan kondisi miskin kita bisa meraih ridho Allah sengaja penentu sukses dan bahagia.
Dari sinilah kita akan memahami dan menghayati tentang iman, tawakal, qonaah, sabar, syukur, Istiqamah dan Husnul khatimah.
Semua ini tak kan bisa kita peroleh jika tak ngaji. Maka ngaji yuk!
2. Tetap berupaya istiqamah di jalan Allah. Ngaji dan dakwah tetap wajib meskipun kita Kaya. Demikian pula tetap wajib meskipun kita miskin. justru dengan istiqamah inilah Allah akan menolong kita dengan memberikan solusi terbaik.
3. Jika kita diuji dengan ekonomi terbatas. Maka kewajiban suami adalah memenuhi kebutuhan pokok yakni sandang, pangan dan papan. Ditambah dengan kebutuhan sekunder yang penting misalnya transportasi dan komunikasi. Jika ketiga hal ini masih bisa terpenuhi dengan level masing masing maka sebenarnya kehidupan kita baik baik saja ga ada masalah. Meski hanya tinggal di kontrakan rumah petak yang sederhana.
Namun jika kebutuhan pokok itu tidak terpenuhi misal kurang makan atau tak bisa sewa tempat tinggal baru inilah memang ada masalah yakni kita termasuk miskin. Memang harus ada solusi praktis terkait hal ini. Baik dari keluarga, masyarakat maupun negara. Jika tidak bisa diselesaikan di sinilah harus tetap sabar dan berupaya memenuhi kebutuhan. Dan tetap berupaya istiqamah diatas iman dan amal saleh. Jangan sampai di dunia hidup susah terus diakhirat lebih lebih lagi susah di neraka. Na'udzubillah min dzalik.
4. Problem yang sering muncul sebenarnya bukanlah karena kurang terpenuhi kebutuhan namun tidak terpuaskan ya keinginan. Kebutuhan itu terbatas misalnya kebutuhan pokok diatas. Tapi kalo keinginan tidak ada batasnya. Keinginan itu ukurannya sebesar hawa nafsu. Makin diikuti makin menuntut. Nah, bentuk hawa nafsu yang banyak menjangkiti manusia saat ini adalah ingin hidupnya hebat seperti orang lain. Atau hidupnya diatur mengikuti gaya hidup orang lain yang kaya. Padahal kita inj miskin. Anak disekolahkan di sekolah anak orang kaya yang mahal. Pakaian pun mau yang mahal. Naik motor malu penginnya punya mobil padahal ga mampu. Pengin liburan keluar negeri padahal spp anak saja masih nunggak berbulan bulan. Gaya hidup sok kaya inilah yang membuat hidup kita makin sulit. Makin stres hingga makin membuka peluang terjadinya pertengkaran dan cekcok suami istri. Hingga hidup bagaikan di neraka.
5. Oleh karena itulah agar hidup kita aman dan nyaman baik kita kaya atau miskin adalah dengan hidup sesuai Islam. Hidup dalam keadaan beriman dan beramal Sholih. Kemudian hidup sederhana apa adanya ga usah ikutan gaya hidup orang lain, meskipun orang lain itu adalah orang tua, kakak atau adik kita sendiri. Kita ukur kemampuan kita sendiri dan kita jalanin dengan santai. Kenapa santai? Kembali lagi bahwa hidup ini bukan untuk dunia tapi untuk akhirat. Bukan kekayaan tujuan kita tapi ridho Allah. Hingga kita semua bisa santai meskipun manusia lain memandang kita aneh dan ga umum.
6. Setelah ngaji dan faham persoalan yang ada dan bagaimana solusinya maka suami istri harus bicara dari hati ke hati. Menata ulang rumah tangga ini mau dibawa kemana dan apa yang harus dilakukan. Diinstall ulang rumah tangga ini. Semua virus harus dihapus dan diisi dengan file file yang benar untuk operasional yang benar sebagaiaman ajaran Islam yang rahmatan Lil alamin.
7. Yakin akan janji Allah SWT Dzat Yang Maha Benar. Bahwa jika kita bertaqwa maka pasti Allah akan beriman jalan keluar dari semua masalah dan diberikan rejeki dari arah yang tidak kita duga. Inilah hiburan Allah bagi orang beriman.
Allah berfirman dalam surah ath Tholaq ayat 2-3 :
فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ أَوْ فَارِقُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ وَأَشْهِدُوا۟ ذَوَىْ عَدْلٍ مِّنكُمْ وَأَقِيمُوا۟ ٱلشَّهَٰدَةَ لِلَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ يُوعَظُ بِهِۦ مَن كَانَ يُؤْمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۚ وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا
"Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar."
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا
"Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu."
Allahlah Pemberi rejeki dan Dia lah satu satunya yang menjamin rejeki mahluknya termasuk kita. Allah SWT Dzat yang Maha Menepati janji dan Maha Kuasa Menepati Janji-Nya.
Selamat berjuang sobat semoga sakinah dunia akhirat. []
Ustaz Abu Zaid
Ulama Aswaja