Tintasiyasi.ID -- Menyikapi larangan penggunaan kerudung bagi petugas paskibraka oleh Yudian Wahyudi sebagai kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Direktur Indonesia Justice Monitor Agung Wisnuwardhana menegaskan bahwa hal itu jelas bertentangan dengan syariat Islam.
"Keputusan saudara Yudian Wahyudi sebagai kepala
BPIP ini jelas bertentangan dengan syariat Islam. Karena syariat Islam
mewajibkan kerudung dan jilbab kepada wanita Muslimah. Apa pun posisinya, mau
paskibraka maupun bukan paskibraka," terangnya di akun TikTok
agung.wisnuwardana dengan judul Cabut Larangan Kerudung Paskibraka, Copot Kepala BPIP
Yudian Wahyudi, atau Pancasila Sama dengan Sekularisme?!, Jum'at
(16/8/2024).
IJM mengutip pernyataan yang disampaikan Yudian
Wahyudi selaku kepala BPIP bahwa aturan mengenai larangan penggunaan kerudung
bagi petugas paskibraka 2024, merupakan aturan dalam Surat Keputusan Kepala
BPIP No. 35 Tahun 2024 tentang Standar Pakaian Atribut dan Sikap Tampang Pasukan
Pengibar Bendera Pusaka.
"Kemudian saudara Yudian Wahyudi menyampaikan
bahwa setiap calon paskibraka tahun 2024 mendaftar dengan sukarela. Artinya
katanya, setiap calon paskibraka memahami konsekuesi terkait aturan itu.
Menurut saya ini hanya cara saudara Yudian Wahyudi berkilah setelah viral
masalah ini," lanjutnya.
Menurut Agung, adanya pelarangan kerudung tersebut
jelas bentuk pemaksaan atas nama kekuasaan, atas nama Pancasila.
"Poin saya berikutnya, kalau suara saudara Yudian
Wahyudi sebagai kepala BPIP terkait standar pakaian, atribut, dan sikap tampang
paskibraka adalah salah dalam menafsirkan Pancasila," ungkapnya.
Maka tegas ia katakan bahwa aturan pelarangan kerudung
bagi paskibraka ini harus dicabut, kemudian Yudian Wahyudi harus dicopot dari
jabatannya dengan tidak hormat karena akan membahayakan Pancasila.
"Tetapi, bila suara Yudian Wahyudi yang tertuang
dalam aturan resmi ini dianggap wujud dari standar pakaian, atribut, dan sikap
tampang paskibraka yang sesuai Pancasila, maknanya berarti paskibraka yang
pakai kerudung atau jilbab tidak sesuai Pancasila. Jika memang demikian,
berarti kita harus berani tegas mengatakan bahwa Pancasila adalah wujud
sekularisme, yakni pemisahan agama dengan kehidupan," jelasnya.
Bila demikian adanya, ia katakan, maka hal itu mengonfirmasi kebenaran sikap dan prinsip dari Yudian
Wahyudi bahwa agama adalah musuh besar Pancasila.
"Silakan Pak Jokowi untuk memilih dan memilah hal
ini terkait masalah ini dan clear-kan semuanya, agar jelas kita
mendudukkan pancasila kaitanya dengan Islam. Bagaimana Pak Jokowi? Silakan
pilih," pungkasnya.[] Lanhy Hafa