Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Jika Allah Bersama Kita, Maka Kesulitan Akan Segera Berakhir

Selasa, 20 Agustus 2024 | 21:02 WIB Last Updated 2024-08-20T14:02:43Z

TintaSiyasi.id -- Siapa yang mengisi waktunya dengan hal-hal yang bermanfaat dan menjauhi kelalaian, Allah SWT akan mengeluarkannya dari kesulitan dan memberinya kemudahan.

Pernyataan ini mencerminkan prinsip penting dalam Islam, yaitu bahwa penggunaan waktu dengan bijak dan menjauhkan diri dari kelalaian dapat menjadi kunci untuk mendapatkan kemudahan dan pertolongan dari Allah SWT Berikut beberapa poin penting dari pesan tersebut:

1. Mengisi Waktu dengan Hal yang Bermanfaat
Waktu adalah salah satu nikmat terbesar yang Allah berikan kepada manusia. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Mengisi waktu dengan hal-hal bermanfaat seperti belajar, bekerja, beribadah, berdzikir, dan melakukan kebaikan kepada sesama tidak hanya menjadikan hidup lebih produktif, tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal saleh, dan saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran." (QS. Al-‘Asr: 1-3).

Ayat ini mengingatkan kita bahwa orang yang tidak menggunakan waktunya untuk hal-hal yang bermanfaat adalah orang yang merugi. Sebaliknya, mereka yang memanfaatkan waktu dengan baik akan mendapatkan keberkahan dan pertolongan dari Allah.

2. Menjauhi Kelalaian dan Kehampaan
Kelalaian dan perbuatan sia-sia menjauhkan kita dari kemajuan dan menambah beban hidup. Allah tidak menyukai orang-orang yang menyia-nyiakan waktu dan tenggelam dalam hal-hal yang tidak berguna. Kehampaan ini seringkali menjadi penyebab munculnya kesulitan dalam hidup, baik dari segi mental, spiritual maupun sosial.

3. Janji Kemudahan dari Allah
Allah telah menjanjikan dalam banyak ayat bahwa siapa saja yang berusaha sungguh-sungguh dalam kebaikan, menjaga waktu, dan menjauhi kelalaian, akan diberi kemudahan dalam hidupnya. 
Dalam Al-Qur'an disebutkan:
"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan." (QS. Al-Insyirah: 5-6).
Ayat ini menegaskan bahwa setelah kesulitan, akan selalu ada kemudahan, terutama bagi mereka yang bersungguh-sungguh mengisi waktu mereka dengan kebaikan.

4. Hubungan antara Kedisiplinan Waktu dan Solusi Hidup
Orang yang disiplin dalam memanfaatkan waktu biasanya memiliki hidup yang lebih tertata dan terarah. Dengan menghindari kelalaian, seseorang akan lebih fokus pada tujuan hidupnya, termasuk dalam ibadah dan usaha mencari solusi bagi masalah yang dihadapi. Allah sering kali memudahkan urusan bagi hamba-Nya yang istiqamah dalam kebaikan dan memanfaatkan waktu dengan efektif.

Kesimpulan

Mengisi waktu dengan hal-hal bermanfaat dan menjauhkan diri dari kelalaian adalah cara yang efektif untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ketika seseorang hidup dalam ketertiban, disiplin, dan selalu memanfaatkan waktu dengan bijak, Allah SWT akan memberikan kemudahan dalam hidupnya dan membimbingnya keluar dari kesulitan. Ini adalah salah satu bentuk rahmat dan kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya yang berusaha menjaga amanah waktu yang telah diberikan.

Jika kita melihat semua harapan telah pupus, janganlah kita takut akan kesulitan. Barangsiapa bersama Allah, maka dia akan melihat rintangan-rintangan itu menjauh darinya. Pernyataan ini menggambarkan pentingnya memiliki keyakinan dan kepercayaan kepada Allah, terutama ketika menghadapi situasi yang tampak penuh kesulitan dan keputusasaan. Dalam hidup, kita sering kali menghadapi momen dimana semua harapan tampak hilang, tetapi iman yang kuat kepada Allah akan membantu kita melihat bahwa segala rintangan sebenarnya dapat dilewati. Berikut adalah beberapa poin kunci dari pesan tersebut:

1. Harapan yang Tampak Pupus
Setiap orang pasti pernah merasakan saat di mana harapan seakan pupus dan tidak ada jalan keluar dari masalah yang dihadapi. Dalam situasi ini, mudah bagi kita untuk merasa takut dan putus asa. Namun, sebagai orang beriman, kita diajarkan untuk tidak membiarkan rasa putus asa menguasai diri kita.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, kecuali orang-orang yang kafir.” (QS. Yusuf: 87). 

Ayat ini menunjukkan bahwa berputus asa bertentangan dengan keimanan. Selama kita masih bergantung kepada Allah, harapan selalu ada, meskipun jalan keluarnya belum tampak di hadapan kita.

2. Jangan Takut Akan Kesulitan
Kesulitan adalah bagian dari ujian hidup yang tidak dapat dihindari. Namun, dalam Islam, kesulitan selalu diiringi dengan janji kemudahan. Allah menguji hamba-Nya untuk mengukur tingkat keimanan dan keteguhan hati mereka. Orang yang tetap bersabar dan terus menggantungkan harapannya kepada Allah akan merasakan kemudahan dari arah yang tidak disangka-sangka.

Dalam Al-Qur’an disebutkan:
“Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (QS. At-Talaq: 2-3).

3. Kekuatan Kebersamaan dengan Allah
Siapa yang selalu bersama Allah dengan menjaga keimanan dan ketakwaan, maka dia tidak akan pernah merasa sendirian dalam menghadapi rintangan. Ketika kita dekat dengan Allah, kita akan merasakan ketenangan dalam hati, meskipun di tengah badai masalah. Rintangan yang terlihat besar akan menjadi kecil ketika kita menyadari bahwa kekuasaan Allah melebihi segala sesuatu.

Keyakinan bahwa Allah selalu bersama kita, mendengar doa-doa kita, dan mengetahui keadaan kita, membuat kita lebih berani dan optimis menghadapi segala kesulitan. Dalam kondisi seperti ini, rintangan-rintangan itu seolah menjauh karena kita tidak lagi menghadapinya sendiri, tetapi dengan bantuan dari Yang Maha Kuasa.

4. Keajaiban dalam Tawakal
Tawakal atau berserah diri kepada Allah setelah berusaha adalah kunci untuk meraih ketenangan batin. Saat kita benar-benar menyerahkan segala urusan kepada Allah, kita akan melihat bahwa Allah menyingkirkan rintangan yang sebelumnya tampak mustahil untuk dilewati. Allah yang Maha Bijaksana tahu waktu dan cara terbaik untuk mengeluarkan hamba-Nya dari kesulitan.

Kesimpulan

Ketika harapan tampak hilang dan kita berada di tengah kesulitan yang besar, janganlah takut atau putus asa. Orang yang senantiasa bersama Allah akan melihat bahwa rintangan-rintangan tersebut perlahan menjauh, digantikan dengan kemudahan dan solusi yang datang dari-Nya. Iman dan tawakal kepada Allah adalah pelindung yang akan membimbing kita keluar dari kegelapan menuju cahaya-Nya, menunjukkan bahwa tidak ada masalah yang terlalu besar bagi Allah untuk diselesaikan. 

Siapa yang mengabdi kepada Allah dengan sepenuh hati, Allah akan memberinya lebih dari apa yang ia harapkan. Pernyataan ini mengandung makna mendalam tentang keikhlasan dan pengabdian penuh kepada Allah. Mengabdi kepada Allah dengan sepenuh hati berarti menjalani hidup dengan penuh keikhlasan, ketundukan, dan ketaatan kepada-Nya dalam setiap aspek kehidupan. Allah menjanjikan balasan yang luar biasa bagi hamba-Nya yang tulus mengabdi, seringkali jauh melebihi apa yang mereka harapkan atau bayangkan.

1. Keikhlasan dalam Pengabdian
Keikhlasan adalah kunci utama dalam ibadah dan pengabdian kepada Allah. Ketika seseorang beribadah dengan sepenuh hati dan niat yang murni semata-mata karena Allah, tanpa mengharapkan balasan duniawi, maka Allah akan memberikan pahala yang lebih besar dari yang dia harapkan.

Allah berfirman:
"Barang siapa berbuat kebaikan sebesar zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasannya)." (QS. Az-Zalzalah: 7).
Ayat ini menekankan bahwa setiap amal kebaikan, sekecil apa pun, jika dilakukan dengan ikhlas, akan mendapatkan balasan dari Allah, bahkan mungkin lebih besar daripada usaha yang dilakukan.

2. Balasan yang Melebihi Harapan
Allah Maha Pemurah dan Maha Pengasih. Dia tidak hanya membalas kebaikan sesuai dengan usaha kita, tetapi seringkali memberi lebih banyak dari yang kita harapkan. Dalam banyak hadis dan ayat Al-Qur'an, Allah menyebutkan bahwa Dia melipatgandakan pahala bagi orang-orang yang berbuat kebaikan dengan niat tulus.

Dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfirman:
"Aku telah menyiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang saleh (balasan) yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga, dan belum pernah terlintas dalam hati manusia." (HR. Bukhari dan Muslim).
Ini menunjukkan bahwa balasan dari Allah melampaui apa yang dapat kita bayangkan.

3. Hidup dalam Rida Allah
Seseorang yang mengabdi kepada Allah dengan sepenuh hati akan hidup dalam rida Allah. Rida ini tidak hanya dalam bentuk kemudahan duniawi, tetapi juga berupa kedamaian hati, ketenangan jiwa, dan kebahagiaan yang sejati. Mereka yang tulus dalam pengabdiannya kepada Allah akan merasakan kehadiran Allah dalam setiap langkah hidupnya, yang membuat segala urusan menjadi lebih mudah.

4. Rezeki yang Tidak Disangka-sangka
Allah juga berjanji bahwa barang siapa yang bertakwa dan sepenuhnya bergantung kepada-Nya, maka Allah akan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Ini adalah bentuk balasan yang melampaui harapan manusia.

Dalam Al-Qur'an disebutkan:
"Dan barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka." (QS. At-Talaq: 2-3).

5. Ketentraman dan Keberkahan dalam Hidup
Mereka yang sepenuh hati mengabdi kepada Allah akan merasakan ketenangan batin dan keberkahan dalam hidup. Keberkahan ini bisa berupa kesehatan, kebahagiaan, atau kemudahan dalam urusan duniawi dan ukhrawi. Meski mereka tidak selalu mendapatkan apa yang diinginkan secara langsung, Allah menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik, baik di dunia maupun di akhirat.

Kesimpulan

Mengabdi kepada Allah dengan sepenuh hati berarti menjalani hidup dengan niat yang murni untuk mencari rida-Nya. Allah, dengan kasih sayang dan kemurahan-Nya akan membalas pengabdian ini dengan sesuatu yang jauh lebih baik dan lebih besar dari apa yang kita harapkan. Balasan itu bisa berupa kemudahan hidup, ketenangan batin, rezeki yang melimpah, dan keberkahan yang menyeluruh. Di sisi lain, balasan yang sejati ada di akhirat, di mana pahala dan kenikmatan yang dijanjikan oleh Allah melebihi imajinasi manusia.

Dr Nasrul Syarif M.Si.  
Penulis Buku Gizi Spiritual. 
Dosen Pascasarjana UIT LIrboyo)

Opini

×
Berita Terbaru Update