Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Penyebab Perbedaan Drastis Sebelum dan Sesudah Hijrah

Selasa, 09 Juli 2024 | 13:01 WIB Last Updated 2024-07-09T06:02:20Z
TintaSiyasi.com -- Ulama Aswaja, K.H. Rokhmat S. Labib menjelaskan penyebab perbedaan drastis kondisi kamu Muslim sebelum dan sesudah hijrah.

"Mengapa terjadi perbedaan yang demikian drastis yang berbeda sama sekali? Jawabannya adalah saat itu, setelah umat Islam hijrah umat Islam punya daulah, punya negara, punya kekuasaan yang bisa mengatur mereka," tegasnya dalam Muharram Islamic Hard Talk 1446 di kanal YouTube One Ummah TV, Ahad (7/7/2024).

Sehingga lanjutnya, mereka menjadi ummah adzimah, ummah yang besar. ummah qowiyyah, ummah yang kuat. Ummah karima begitulah yang terjadi. Sebenarnya hijrah Rasulullah SAW dari Mekah ke Madinah bukanlah hijrah dalam rangka melarikan diri, takut pada siksaan kaum Quraisy dan Rasulullah SAW tau beliau akan mendapatkan perlindungan dari Allah SWT, tetapi hijrah Rasulullah dari Mekah ke Madinah adalah dalam rangka qiyamud daulah, mendirikan negara.

"Dan itulah, kalau kita lihat menjadi sangat jelas ketika Rasulullah sebelum hijrah, apa peristiwa pentingnya? Sebelum hijrah adalah Rasulullah di baiat dalam baiatul aqabah. Baiatul aqabah astsani yang kedua. Para sejarawan menyebut itulah baiat terang karena menyerahkan kekuasaan kepada Rasulullah SAW. Mereka mengatakan baya'na Rasulullahi ala sami' wa tho'atun, menyebut Rasulullah untuk mendengat dan taat. Apa artinya? Itu artinya mereka menetapkan Rasulullah menjadi pemimpin mereka," yakinnya.

Sehingga ungkapnya, pasca baiatul aqabah yang kedua, maka sesungguhnya secara deyure Rasulullah SAW adalah kepala negara mereka. Hal tersebut menjadi defacto ketika Rasulullah SAW hijrah dari Makkah ke Madinah saat itu nyata beliau adalah kepala negara buat mereka. Sehingga, setelah Rasulullah SAW berada Madinah, setelah hijrah Rasulullah SAW bukan hanya sebagai Nabi dan Rasul yang menyampaikan wahyu, tetapi beliau juga munafidul hukmi, menerapkan wahyu. Karena beliau adalah sebagai roisun daulah kepala negara.

"Dan kepala negara itu semakin jelas ketika Rasulullah wafat digantikan dengan Khalifah Abu Bakar menjadi kepala negara, Umar kepala negara, Ustman kepala negara dan itulah sepanjang 13 abad kekuasaan warisan Rasulullah menguasai kaum Muslimin. Umat Islam dalam keadaan bersatu, umat Islam menjadi umat yang besar yang tidak bisa dipandang rendah oleh musuh-musuh mereka hingga Daulah Khilafah Utsmaniyah tahun 1924 diruntuhkan oleh kaum kafir," terangnya.

Sejak saat itulah lanjutnya umat Islam tidak memiliki negara. Ketika tidak memiliki negara, maka umat Islam seperti ketika mereka masih berada di Mekah, mudah dipecundangi oleh kawanan mereka, dikalahkan, dikuras habis kekayaan mereka, dibunuh, dijajah, dirampok, diperangi.

"Apa yang terjadi sekarang? Di Palestina adalah bukti ketika umat Islam tak punya negara. Oleh karena itu saudara, ketika kita bicara hijrah sebenarnya, maka harus ingat bahwa perkara penting dalam hijrah Rasulullah adalah qiyamud daulah berdirinya negara. Maka saat kita memperingati tahun baru hijriah seperti saat ini ingatlah bahwa kewajiban umat Islam mengembalikan seperti apa yang dilakukan Rasulullah SAW, yakni qiyamud daulah, qiyamud khilafah 'ala minhaj an nubuwwah dan itulah yang akan membawa umat Islam kembali mendapatkan, menjadi umat yang mulia, umat yang besar, umat yang satu dibawah naungan Islam," pungkasnya.[] Nabila Zidane

Opini

×
Berita Terbaru Update