Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Pemred 5Pillarsuk.com: Bangladesh Sungguh Mencekam dan Tidak Terkendali

Selasa, 23 Juli 2024 | 23:13 WIB Last Updated 2024-07-23T16:16:03Z

Tintasiyasi.ID -- Pimpinan Redaksi 5Pillarsuk.com, Dilly Hussain, mengungkapkan bahwa kondisi Bangladesh sungguh mencekam dan tidak terkendali. “Kondisi Bangladesh sungguh mencekam dan tidak terkendali. Situasi telah menewaskan setidaknya enam demonstran yang melakukan aksi protes terhadap kebijakan Sistem Kuota bagi pelajar dan pencari kerja yang diberlakukan oleh rezim berkuasa,” rilisnya di kanal 5Pillarsuk.com, Kamis (17/07/2024).

 

“Selama dua mingu terakhir telah terjadi aksi protes di Bangladesh secara terus-menerus, dan setidaknya telah menewaskan enam bahkan lebih demonstran dari kalangan mahasiswa. Serta banyak yang mengalami luka-luka akibat serangan aparat keamanan yang seharusnya memberikan rasa aman,” ujarnya.

 

Padahal menurut Dilly Hussain, para demonstran yang memang berasal dari kalangan mahasiswa tersebut tidak melakukan aksi kekerasan. Akan tetapi, mereka diserang oleh aparat kepolisian serta ratusan mahasiswa lain yang merupakan pendukung rezim Hasina.

 

“Sejumlah mahasiswa loyal atau pendukung rezim Hasina, yang jumlahnya ratusan juga dikabarkan memasuki gedung-gedung universitas, lalu menahan serta memukul yang melakukan aksi damai. Situasinya sungguh mengerikan,” lanjutnya menjelaskan.

 

Pimpinan redaksi 5Pillarsuk.com itu mengungkapkan, bahwa latar belakang awal terjadinya aksi protes damai adalah penolakan terhadap kebijakan Sistem Kuota yang diberlakukan oleh rezim Hasina, karena hanya menguntungkan para alumni dan keluarga ataupun anggota partai pendukung rezim.

 

Partai penguasa (Awami) bersama koalisinya adalah pencetus kebijakan Sistem Kuota yang tengah berjalan di pergutuan tinggi. Sehingga memberikan dampak kerugian dan kesenjangan bagi mahasiswa lain yang bukan bagian rezim penguasa.

 

“Partai Awami bersama koalisinya telah mencetuskan kebijakan Sistem Kuota di perguruan tinggi.  Ini membawa kerugian bagi kalangan mahasiswa yang normal. Maksud saya yang tidak memiliki afiliasi dengan pemerintah maupun partai penguasa secara langsung. Itulah alasannya mahasiswa demo tetapi damai dan benar,” ungkap Dilly.

 

 

Lanjut katanya, bahwa peluang keberuntungan lapangan kerja di Bangladesh sangat bergantung pada kebijakan Sistem Kuota. Sehingga, ketidakseimbangan perbandingan jumlah antara alumni pendukung rezim dan bukan pendukung dalam mendapatkan pekerjaan sangatlah mencolok.

 

Ia menegaskan bahwa pemberlakuan Sistem Kuota adalah turunan dari pemerintahan yang korup dan telah berdiri selama 15 tahun di Bangladesh. Sistem Kuota adalah satu sistem tambahan (turunan) dari hasil rezim korup yang telah subur dalam negeri Bangladesh. Satu sistem partai yang berkuasa selama 15 tahun terakhir,” imbuhnya lagi.

 

Oleh karena itu, Dilly mengajak kaum Muslim untuk berpartisipasi memberikan dukungna terhadap warga Bangldes yang dikhiatai oleh rezim berkuasa, melalui berbagai platform media sosial.

 

“Bangladesh adalah negara yang memiliki 170 juta jiwa penduduk dengan jumlah mayoritas Muslim, dan merupakan salah satu negara dengan jumlah Muslim terbanyak di dunia.  Sehingga apa yang diinginkan oleh saudara kita di Bangladesh adalah kesadaran kita atas keadaan mereka,” lanjut Dilly.

 

Langkah pertama yang bisa dilakukan oleh warga Muslim yang ada di luar Bangladesh setidaknya adalah menyadari bahwa Muslin Bangladesh ingin menyampaikan agar menolong mereka dengan cara menyebarluaskan dukungan seperti Tweet, testimoni, video, dan gambar-gambar tentang situasi yang melanda saat ini di Bangladesh.

 

“Kaum  Muslim di Bangladesh sadar sepenuhnya bahwa dunia Islam tengah fokus dengan situasi Rafah. Akan tetapi secara bersamaan, kita juga perlu mengungkapkan dan mengangkat suara tentang berbagai isu di beberapa tempat kaum Muslim berada dan mengalami tekanan,” tegasnya.

 

Selanjutnya langkah kedua yang memungkinkan bisa dilakukan untuk menolong situasi di Bangladesh menurutnya adalah menyerukan kepada kaum Muslim yang berkewarganeraan Bangladesh dan berada di luar negeri seperti di Eropa (UK), yang memiliki relasi semisal kekeluargaan atau bisnis dengan tokoh-tokoh berpengaruh di Bangladesh, agar menyampaikan kepada rezim berkuasa untuk menghentikan serangan brutal terhadap para demosntran.

 

“Dan himbauan pribadi dari saya yang tidak kalah penting adalah bagi warga Bangladesh yang berada di luar negeri seperti UK, jika kalian memiliki hubungan dengan beberapa tokoh berpengaruh di rezim berkuasa, maka sampaikanlah bahwa warga telah dipukuli secara brutal,” pungkasnya.[] M. Siregar


Opini

×
Berita Terbaru Update