TintaSiyasi.com -- Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Rizal Taufiqurrahman mengatakan dengan adanya kebijakan terbaru terkait Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera), menjadikan konsumsi masyarakat makin terbebani.
"Apa implikasinya dengan kebijakan ini kalau kita bicara ekonomi gitu ya, maka tentu konsumsi masyarakat akan semakin terbebani" ujarnya dalam diskusi online Media Umat, Tapera: Tambah Penderitaan Rakyat, ahad (9/6/2024) di kanal YouTube Media Umat.
Ia mengatakan bahwa ide Tapera dihembuskan di saat kondisi ekonomi yang sedang tidak menguntungkan rakyat. Bahkan di dalam implementasi yang sebelumnya namanya Taperum khusus untuk pegawai negeri sipil (PNS) pun ternyata banyak juga masalah dengan implememtasinya.
"Kemudian diangkat ke Tapera yang diperluas sasarannya dan tampaknya ini menjadi bola liar. Bahkan beberapa nasabah Taperum, mereka mengatakan walaupun mereka kerja 30 tahun pun nggak bisa beli rumah," paparnya.
Oleh karena itu, ia menanyakan tujuan dan urgensi kebijakan Tapera tersebut, mengingat kondisi konsumsi rakyat saat ini justru melandai. Bahkan yang paling terkena adalah pendapatan menengah, dan yang menjadi korban dari kebijakan-kebijakan tersebut adalah masyarakat menengah.
"Jadi, rumah tangga pendapatan menengah bahkan sekarang mereka sudah mantap makan dari tabungan untuk hidupnya. Kalau yang miskin ya memang sudah sulit ya lebih sulit lagi dari yang menengah. Kalau yang atas ya relatif aman-aman saja. Nah, Tapera ini untuk siapa sasarannya? Ya pekerja. Siapa pekerja itu? Ya kebanyakan menengah posisinya yang sangat rentan jatuh miskin, rentan sekali baik karena inflasi ataupun pajak ataupun pungutan-pungutan lain," jelasnya.
Ia melanjutkan, beban masyarakat makin berat apalagi ditengah-tengah harga-harga yang makin meningkat. Seperti harga beras yang dipertahankan naik. Ditambah lagi tidak ada kebijakan yang mendorong harga pokok strategis untuk turun. "Jadi, apa maknanya ini gitu ya? Maknanya adalah tambah membebani rakyat ini," pungkasnya.[] Nabila Zidane