TintaSiyasi.id -- Setidaknya ada empat faktor yang menyebabkan Zionis Israel terus menerus melancarkan serangan ke Rafah, Jalur Gaza, Palestina, meskipun sekitar 143 negara dari 193 negara anggota PBB menginginkan Palestina merdeka dan menjadi anggota PBB, serta menekan AS agar mendesak gencatan permanen di Gaza. Hal itu dinyatakan Tokoh Muslim Kota Padangsidimpuan Ustaz Syarifuddin Chaniago kepada Tintasiyasi.com, Senin (17/06/2024).
"Pertama, adalah negara pemegang hak veto di PBB mayoritas pro-Israel. Negara pemegang hak veto di PBB adalah AS, Inggris, Rusia, Perancis, dan China. Dan anggota parlemen AS, 82% pro terhadap Israel,” ujarnya.
Faktor kedua, katanya adalah bahwa AS sangat membutuhkan keberadaan negara Zionis Israel untuk terus menciptakan gejolak di wilayah Timur Tengah.
Selanjutnya yang ketiga, dengan adanya entitas negara Yahudi akan membuat mereka menetap di Palestina dan tidak bermigrasi kembali ke Eropa (Barat). Sebab negara-negara Barat (Eropa) sangat tidak suka dengan kaum Yahudi.
“Jika Israel tidak ada, maka warga Yahudi akan bermigrasi ke negara Barat. Dan Barat tidak suka dengan warga Yahudi,” jelasnya melanjutkan.
Dan faktor terakhir kata Ustaz Syarifudin, para penguasa di Negeri-negeri Muslim tidak punya keinginan yang sungguh-sungguh untuk membebaskan Palestina dari penjajahan Zionis Israel.
Jika dilihat dari fakta-fakta yang ada tentang potensi atau kekuatan negara Zionis Israel tanpa dukungan AS dan sekutunya, sangatlah kecil. Dari jumlah penduduk saja, Israel hanya memiliki sekitar 9,5 juta jiwa dengan jumlah tentara sebanyak 170 ribu.
“Israel hanya memiliki total populasi sekitar 9,5 juta. Dan jumlah militernya hanya sekitar 170 ribu. Bandingkan dengan negara-negara Muslim seperti Indonesia yang merupakan peringkat ke 16 militer terkuat dari 140 negara di dunia. Sementara Israel ada diperingkat ke 20. Ini data dari global fire power yang dikutip oleh Inews Id,” terang Ustaz Syarifuddin.
Belum lagi dari sisi kerugian materi yang dialami Israel akibat genosida yang mereka lakukan. Seperti kehilangan tentara yang tewas sebanyak kurang lebih 3.600 orang. Begitu juga penyakit gangguan jiwa yang dialami ribuan lainnya tentara Israel dan kondisi terburuk sepanjang sejarah.
“Sebanyak 1.112 tank Israel hancur. Harga 1 tank itu mencapai Rp. 54 miliar. Juga tercatat 83 heli dan drone hancur. Jika ditotal, kerugian Israel mencapai 1.076 triliun rupiah,” pungkasnya. []M. Siregar.