Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kapitalisme Menggerus Naluri Keibuan

Sabtu, 15 Juni 2024 | 07:42 WIB Last Updated 2024-06-15T00:43:00Z

TintaSiyasi.id -- Beruang kutub, dikarenakan terjadinya perubahan iklim menghancurkan lingkungan Arktik dan mendorong beruang kutub putus asa, menjadikan kanibalisme hingga memangsa anaknya sendiri. Namun ini adalah hewan, sebuah makhluk hidup yang diciptakan Allah dengan tidak memiliki akal.

Berbeda keadaannya dengan manusia yang dianugerahkan sebagai makhluk paling sempurna karena padanya diberikan akal. Akal adalah proses berpikir yang menyatukan beberapa komponen, otak, panca indera, fakta, dan informasi sebelumnya. Dengan ini manusia dibimbing untuk bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Manusia juga telah memiliki sumber petunjuk, Al-Qur'an dan hadist agar tidak terjerumus kedalam perbuatan yang menyesatkan baik di dunia maupun kelak di akhirat.

Lantas entah apa sebutan bagi ibu muda yang viral akibat video asusilanya mencabuli anak kandungnya sendiri?

Polda Metro Jaya menangkap Ibu muda di Bekasi berinisial Ak, 26 tahun atas kasus ibu cabuli anak. Hal serupa juga terjadi di Tanggerang Selatan. Adapun yang melatarbelakangi kejadian ini adalah tergiur tawaran uang dari sebuah akun Facebook. (Tempo.co.id, Sabtu, 8 Juni 2024)

Kejahatan seksual kian hari makin ramai, merebak kesegala sudut. Bila dahulu orang asing yang menjadi kewaspadaan tindak kejahatan, namun kini kerabat sendiri juga bisa menjadi petaka, bahkan seorang ayah dan ibunya sendiri.

Sistem hari ini terbukti telah banyak menghasilkan banyak kegagalan. Kasus yang terjadi saat ini jelas dikarenakan gagalnya kapitalisme memberikan pendidikan kepada wanita dalam menjalani perannya sebagai ibu. Sekulerisme juga tak mau kalah, pemahaman yang membuat manusia tidak ingin hidup di dunia dalam aturan Tuhannya. Kehidupan dunia seolah adalah tempat terakhir yang harus dimaksimalkan, sehingga halal dan haram tak lagi menjadi sandaran.

Demokrasi kapitalisme telah banyak menghasilkan manusia-manusia rakus akan materi, bahkan tak perduli dengan kesengsaraan sekelilingnya. Taraf ekonomi yang timpa tindih, rakyat kecil terus tercekik untuk memenuhi kebutuhan hidup. Disamping itu banyak pula manusia yang justru menjadikan moment ini sebagai jalan untuk meraih keuntungan.

Ibu muda berinisial AK, ini contohnya, dengan diimingi sejumlah uang ia rela melakukan aksi bejatnya pada buah hatinya sendiri yang kemudian aksinya direkam dan akan ditukarkan dengan pundi rupiah. Sebegitu susahkah ibu-ibu Indonesia, hingga rela mengorbankan masa depan anaknya dengan rupiah.

Di mana peran negara saat ini. Bukankah dalam butir Pancasila yang kelima berbunyi "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia". Lantas adil yang seperti apa, hingga banyak rakyat yang menggadaikan harga diri, moral, hingga mematikan nurani demi memenuhi tuntutan hidup.

Rakyat yang jauh dari akidahnya, dan diabaikan oleh pemerintah pasti akan berjuang sendiri demi meneruskan hidup. Namun miris ketika nurani sebagai ibu yang lembut dan menyayangi bahkan sebagai madrasah pertama dan utama bagi anak justru menjadi belati bagi masa depan anaknya sendiri. 

Semua ini akan berbeda bila sistem yang diterapkan adalah Islam. Dalam Islam pendidikan yang utama adalah tentang akidah dan akhlak, sehingga melahirkan manusia yang bertakwa, yakni tunduk dan patuh terhadap perintah Allah. Selain itu halal dan haram menjadi standart perbuatan. alhasil meraka akan terhindar dari perbuatan yang tercela dan tindak kriminal lainnya.

Dalam Islam kesejahteraan rakyat menjadi prioritas negara. Sehingga para ibu hanya akan fokus mengurus rumah tangga dan anak-anak. Tidak akan ada ibu yang disibukkan diluar rumah untuk bekerja, apalagi ibu yang menggadaikan nurani dan masa depan anaknya demi sejumlah uang.

Jaminan kesejahteraan itu dengan memastikan lapangan pekerjaan dan gaji yang layak bagi kepala keluarga, kemudian pendidikan dan kesehatan gratis serta kebutuhan pokok yang tercukupi dengan harga yang tidak mencekik.
Tindak kriminal juga minim karena manusia hidup dalam kecukupan materi serta ketaqwaan yang membersami.

Islam juga akan mengatur tata pergaulan dan media sosial. Sehingga konten-konten atau tayangan yang tidak senono tidak akan bisa tersebar. Pemerintah Islam akan memastikan apa-apa yang pantas dan tidak pantas dalam bermedia sosial. Selain itu Islam juga akan memberikan sanksi tegas bagi siapa saja yang melakukan kejahatan tanpa melihat latar belakang dan usia. Semua akan diberikan sanksi yang tegas, karena dalam Islam pemberian sanksi ini bertujuan untuk memberikan efek jera dan mencegah seseorang untuk melakukan perbuatan yang serupa.

Dengan demikian fitrah seorang ibu sebagai Ummu wa rabbatul bait akan terlaksana dengan baik. Karena ibu adalah teman teraman dan ternyaman bagi anak-anaknya.

Wallahu a'lam bishshawab. []


Agus Susanti
Aktivis Muslimah

Opini

×
Berita Terbaru Update