Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Besarnya UKT Harus Melihat Pengeluaran, Bukan hanya Penghasilan

Senin, 17 Juni 2024 | 17:46 WIB Last Updated 2024-06-17T10:46:47Z
TintaSiyasi.id -- Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung Dr. Fajar Gustiawaty Dewi, S.E., M.Si., Akt., CA menjelaskan pendapatnya yang tidak setuju jika penentuan besaran uang kuliah tunggal (UKT) hanya melihat penghasilan keluarga. 

“Saya pribadi enggak setuju kalo aturannya dari penghasilan gitu ya, karena enggak bisa misalnya gitu, eh ternyata dia penghasilannya tadi ya lumayan ya 15 juta digabung suami istri tapi ada cicilan,” jelasnya dalam wawancara berjudul Kenaikan UKT dan Masa Depan Bangsa di kanal YouTube Institut Muslimah Negarawan, (Sabtu 25 Mei 2024).

Menurutnya, setiap keluarga tidak hanya memiliki penghasilan, tetapi juga pengeluaran yang dibutuhkan oleh keluarga tersebut. Sehingga, patut untuk dipertimbangkan. 

“Cicilan rumah misalnya kan 20 tahun, kan enggak mungkin dia setop, pasti  keluar terus kan, emang perguruan tinggi mau menyalahkan salahnya ada cicilan, ya enggak bisa gitu juga, ya harus dihitung pengeluaran rutinnya. Oh anaknya ternyata enam, tujuh gitu, ya berarti pengeluaran kan juga meningkat,” jelasnya. 

Untuk itu ia menjelaskan bahwa diperlukan sistem yang mampu menjembatani keadaan tersebut. Sistem penghitungan besaran UKT yang tidak hanya berpatokan pada besarnya penghasilan keluarga tiap bulannya. 

“Kita enggak bisa nyalahin kenapa anaknya banyak, kenapa enggak dua aja, kenapa enggak satu aja, enggak bisa, karena ya itu sudah terjadi. Maksudnya beban pengeluarannya ya sudah terhitung, jadi sekarang mampukah sistem itu mengakomodir,” pungkasnya. [] Hima Dewi

Opini

×
Berita Terbaru Update