TintaSiyasi.id -- Imam Al-Ghazali Rahimahullah dalam Ihya’ Ulumiddin menjelaskan bahwa harta haram bukan sekadar persoalan hukum, tetapi racun bagi ruh, akhlak, dan keberkahan hidup. Ia merusak dari dalam, pelan, tetapi pasti.
Berikut delapan akibat dahsyat harta haram menurut pandangan Imam Al-Ghazali:
1. Ibadah Tidak Diterima
Harta haram menjadi penghalang diterimanya ibadah. Shalat, puasa, sedekah, bahkan haji kehilangan nilainya di sisi Allah.
“Sesungguhnya Allah itu Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik.” (HR. Muslim).
2. Doa Tertolak
Al-Ghazali menegaskan: doa yang tumbuh dari harta haram seperti benih di tanah beracun, tak akan berbuah.
“Bagaimana mungkin doanya dikabulkan?” (HR. Muslim).
Hati Menjadi Gelap
Harta haram menimbulkan zulmah (kegelapan) dalam hati, menghilangkan kepekaan terhadap dosa dan kebenaran.
Sulit tersentuh nasihat
Berat menerima kebenaran
Ringan berbuat maksiat
4. Hilangnya Keberkahan Hidup
Banyak harta, tapi hidup terasa sempit. Al-Ghazali menyebut ini sebagai istidraj, yaitu kelapangan palsu yang menipu.
Harta bertambah, tetapi ketenangan berkurang.
5. Mendorong pada Maksiat
Harta haram menjadi bahan bakar syahwat, memudahkan seseorang jatuh pada dosa demi dosa.
Dosa kecil terasa biasa, dosa besar terasa wajar.
6. Rusaknya Akhlak dan Moral
Menurut Al-Ghazali, harta haram merusak karakter:
Serakah
Dusta
Zalim
Hilang rasa malu
Hati menjadi keras, empati memudar
7. Menyeret Keluarga ke Dalam Dosa
Makanan dari harta haram membentuk darah dan daging anak-anak.
1. Anak sulit taat
2. Keluarga jauh dari agama
3. Rumah kehilangan sakinah
8. Menjadi Sebab Siksa di Akhirat
Inilah akibat paling mengerikan: harta haram menjadi bahan bakar hisab dan azab.
“Setiap daging yang tumbuh dari yang haram, maka neraka lebih layak baginya.” (HR. Tirmidzi).
Penutup Reflektif
Imam Al-Ghazali mengingatkan:
“Sedikit yang halal lebih baik daripada banyak yang haram.”
Harta halal mungkin terasa berat dicari,
tetapi ia ringan dipertanggungjawabkan.
Renungkan:
Apakah harta yang kita kumpulkan hari ini sedang menyelamatkan atau justru membinasakan kita?
Semoga Allah membersihkan rezeki kita, menenangkan hati kita, dan memberkahi hidup kita. Aamiin.
Dr Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo