TintaSiyasi.id -- Motivasi adalah energi batin yang menggerakkan manusia dari keadaan diam menuju tindakan, dari keinginan menuju perjuangan, dan dari harapan menuju pencapaian. Ia bukan sekadar dorongan sesaat, melainkan daya hidup yang menentukan arah langkah seseorang dalam menjalani kehidupan.
1. Hakikat Motivasi: Penggerak Jiwa dan Akal
Dalam diri manusia, motivasi lahir dari perpaduan akal, hati, dan kehendak. Akal memberi alasan, hati memberi makna, dan kehendak memberi daya dorong. Ketika ketiganya selaras, lahirlah kekuatan luar biasa yang mampu menundukkan rasa malas, takut, dan putus asa.
Secara psikologis, motivasi adalah inner drive, yaitu dorongan internal yang membuat seseorang bertahan dalam kesulitan dan konsisten dalam tujuan. Namun, secara ruhani, motivasi adalah panggilan makna. Untuk apa aku hidup dan ke mana aku melangkah?
2. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
Motivasi intrinsik bersumber dari dalam diri, yaitu keimanan, nilai hidup, cita-cita, dan makna pengabdian. Inilah motivasi paling kuat dan tahan lama.
Motivasi ekstrinsik datang dari luar: penghargaan, pujian, materi atau tekanan sosial. Ia bisa efektif, tetapi sering rapuh jika tidak ditopang motivasi batin.
Dalam perspektif Islam, motivasi intrinsik tertinggi adalah niat karena Allah. Ketika niat lurus, lelah pun bernilai ibadah dan perjuangan terasa bermakna.
3. Peran Hati (Qalb) dalam Menguatkan Motivasi
Motivasi yang besar tidak lahir dari pikiran saja, tetapi dari hati yang hidup. Hati yang terhubung dengan Allah akan melahirkan:
keteguhan (istiqamah)
kesabaran dalam ujian
dan optimisme di tengah keterbatasan.
Rasulullah Saw,. bersabda bahwa dalam diri manusia ada segumpal daging; jika ia baik, baiklah seluruh amal. Motivasi sejati tumbuh dari hati yang bersih dan tujuan yang benar.
4. Motivasi dan Tujuan Hidup
Manusia yang memiliki tujuan jelas akan memiliki motivasi yang kuat. Tanpa tujuan, energi hidup tercerai-berai. Dengan tujuan, setiap langkah, sekecil apa pun, menjadi bagian dari perjalanan besar.
Tujuan hidup yang melampaui diri sendiri (pengabdian, dakwah, kemaslahatan umat) akan melahirkan motivasi yang:
lebih tahan terhadap kegagalan
tidak mudah padam oleh kritik
dan terus menyala meski hasil belum terlihat.
5. Musuh Motivasi: Futur dan Putus Asa
Motivasi sering melemah bukan karena kurang kemampuan, tetapi karena:
dosa yang mengeraskan hati
lingkungan yang mematikan semangat
dan lupa pada makna perjuangan.
Dalam tradisi para ulama, futur (malas ruhani) diobati dengan mengingat tujuan akhir, memperbarui niat, dan memperbanyak dzikir serta muhasabah.
6. Menjaga dan Menguatkan Motivasi
Beberapa kunci praktis menjaga kekuatan motivasi:
1. Luruskan niat setiap hari
2. Hubungkan amal dengan nilai akhirat
3. Berkawan dengan orang-orang bersemangat dan saleh
4. Rayakan progres kecil, bukan hanya hasil besar
5. Berdoa memohon keteguhan hati
Penutup Reflektif
Motivasi adalah anugerah sekaligus amanah. Ia bisa menjadi cahaya yang menuntun langkah atau padam jika dibiarkan tanpa makna. Ketika motivasi berpijak pada iman, ia tidak sekadar mendorong sukses duniawi, tetapi mengantarkan manusia menuju kebermaknaan hidup dan ridha Ilahi.
“Barang siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya.”
Motivasi yang benar akan selalu menemukan jalannya.
Dr Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo