Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Perintah Allah dan Rasul-Nya untuk Mendakwahkan Islam Kaffah

Senin, 27 Oktober 2025 | 17:23 WIB Last Updated 2025-10-27T10:23:55Z
TintaSiyasi.id -- Pendahuluan, 
Islam bukan sekadar agama ritual, tetapi sistem kehidupan yang sempurna dan menyeluruh. Allah Swt. menurunkan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Mengatur hubungan manusia dengan Rabb-nya, sesama manusia, dan alam semesta. Maka, menjadi kewajiban bagi setiap Muslim untuk mendakwahkan Islam secara kaffah (menyeluruh), tidak parsial atau terpisah dari aspek kehidupan lainnya.
Perintah dakwah ini bukan pilihan, tetapi amanah ilahi yang melekat pada setiap hamba beriman. Allah menegaskan bahwa umat terbaik adalah mereka yang mengajak kepada kebaikan, mencegah kemungkaran, dan beriman kepada Allah.

1. Seruan Allah untuk Berislam Secara Kaffah
Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan (kaffah), dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.”
(QS. Al-Baqarah: 208).

Ayat ini merupakan panggilan agung agar umat Islam tidak mengambil sebagian ajaran Islam dan meninggalkan sebagian lainnya. Islam bukan hanya ibadah di masjid, tetapi juga mencakup nilai-nilai keadilan, kejujuran, ekonomi, politik, pendidikan, sosial, dan budaya yang berpijak pada tauhid.
Masuk ke dalam Islam secara kaffah berarti menyerahkan seluruh aspek kehidupan kepada aturan Allah. Tidak boleh ada ruang dalam hidup yang tidak diatur oleh petunjuk wahyu. Inilah bentuk penghambaan total (ubudiyyah) yang menjadi tujuan penciptaan manusia.

2. Tanggung Jawab Dakwah: Amanah dari Allah dan Rasul-Nya
Rasulullah Saw. diutus bukan hanya untuk menyampaikan wahyu, tetapi juga menegakkan sistem kehidupan yang bersumber dari wahyu. Allah Swt. berfirman:
قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

“Katakanlah: Inilah jalanku; aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kepada Allah dengan hujjah yang nyata. Mahasuci Allah, dan aku bukan termasuk orang-orang musyrik.”
(QS. Yusuf: 108).

Ayat ini menegaskan bahwa setiap pengikut Nabi Muhammad Saw. memiliki kewajiban dakwah. Artinya, siapa pun yang mengaku sebagai umat Nabi, wajib menyampaikan risalah Islam dengan ilmu, hikmah, dan keteladanan.
Dakwah bukan monopoli ulama atau dai, tetapi tanggung jawab kolektif seluruh umat Islam sesuai kapasitasnya. Seorang guru berdakwah lewat pendidikan, seorang pedagang melalui kejujuran, seorang pemimpin melalui kebijakan yang adil, dan seorang penulis melalui pena yang menebar cahaya ilmu.

3. Esensi Dakwah Islam Kaffah
Dakwah Islam kaffah bukan sekadar mengajak kepada shalat, puasa atau zakat, tetapi menegakkan seluruh sendi kehidupan berdasarkan nilai-nilai Islam.
Beberapa prinsip pokok dakwah Islam kaffah antara lain:
a. Dakwah dengan Ilmu dan Hikmah
Allah berfirman:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang terbaik.”
(QS. An-Nahl: 125).

Ilmu dan kebijaksanaan menjadi fondasi dakwah yang efektif. Dakwah tanpa ilmu bisa menyesatkan, sedangkan tanpa hikmah bisa menyinggung hati.
b. Dakwah dengan Keteladanan (Uswah Hasanah)
Rasulullah Saw. adalah teladan utama dalam menyampaikan risalah Islam dengan akhlak mulia. 
Beliau bersabda:
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad). 
Keteladanan lebih kuat dari seribu kata. Dakwah yang disertai akhlak akan masuk ke hati dan mengubah kehidupan.
c. Dakwah dengan Keterpaduan Sistem Hidup
Islam kaffah harus diwujudkan dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya. Masyarakat Muslim harus menunjukkan bahwa Islam mampu menghadirkan keadilan sosial, kesejahteraan, dan kedamaian dunia.

4. Tantangan Dakwah di Era Modern
Era globalisasi dan digitalisasi membawa dua sisi, yaitu peluang besar untuk menyebarkan Islam dan tantangan besar dalam menjaga kemurnian risalah.
Beberapa tantangan utama dakwah saat ini adalah:
1. Sekularisasi dan relativisme moral, yakni upaya memisahkan agama dari kehidupan publik.
2. Islamofobia dan disinformasi, yaitu persepsi negatif terhadap Islam.
3. Individualisme dan hedonisme, yait gaya hidup yang menjauhkan manusia dari nilai ruhani.
4. Dakwah digital yang dangkal. Banyak konten yang viral, tetapi tidak substansial.
Untuk itu, para dai dan cendekiawan Muslim perlu bersatu membangun narasi dakwah yang berilmu, beradab, dan mencerahkan.

5. Dakwah sebagai Jalan Kehormatan
Menjadi dai, muballigh atau siapa pun yang menyampaikan Islam adalah kehormatan besar. Allah menjanjikan kemuliaan bagi mereka yang berjuang di jalan-Nya:
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, beramal saleh, dan berkata: ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?’”
(QS. Fussilat: 33).

Inilah kemuliaan dakwah. Menjadi penerus tugas para Nabi, pewaris misi Rasulullah Saw. Dakwah bukan sekadar aktivitas sosial, tetapi ibadah agung yang menghidupkan iman dan membangkitkan umat.

Penutup

Mendakwahkan Islam kaffah adalah perintah Allah dan teladan Rasulullah Saw. yang wajib dipegang teguh oleh setiap Muslim. Islam tidak hanya dimaknai sebagai agama ritual, melainkan sistem kehidupan yang menyeluruh. Dengan dakwah yang berilmu, berhikmah, dan berakhlak, umat Islam akan mampu menebarkan cahaya rahmat ke seluruh penjuru dunia.
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.”
(QS. Al-Mujadilah: 11).

Semoga kita termasuk golongan yang menegakkan risalah Islam dengan ilmu, cinta, dan ketulusan. Hingga Islam kembali tegak di hati dan di kehidupan umat manusia.

Dr. Nasrul Syarif, M.Si
Penulis Buku Gizi Spiritual, Dosen, Pakar  Pendidikan Islam dan Komunikasi Dakwah. Sekjen Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa

Opini

×
Berita Terbaru Update