TintaSiyasi.id -- Soal Presiden Prabowo memberikan tanda kehormatan kepada 141 tokoh nasional, Pengamat Politik Dr. Riyan mengatakan, simbol sakral berubah menjadi souvernir bagi pengiring kekuasaan.
"Simbol sakral berubah menjadi souvernir tanda terimakasih bagi para pengiring kuasa. Ya mestinya bintang jasa diberikan karena prestasi dan pengabdian melampaui panggilan tugas," ungkapnya di akun TikTok Doktor.Riyan, Rabu (3/9/2025).
Ia menjelaskan, dahulu, Bintang Mahaputra dipersembahkan untuk para pemikul beban dari negara ini, kini kerap jatuh menjadi sekadar bros pesta politik. Penghargaan tidak lagi dipakai untuk menandai pengabdian kepada negara melainkan untuk menandai kesetiaan kepada seseorang.
Kini, penerima tanda kehormatan adalah orang-orang dekat presiden termasuk Prasetyo Hadi Menteri Sekretaris Negara, Teddy Indra Wijaya Sekretaris Kabinet Republik Indonesia Hasyim Joyohadikusumo (adik presiden) sampai Bahlil Lahadalia, Menteri ESDM yang dulu bermasalah doktoralnya di UI.
"Nama-nama ini mendapatkan sorotan tajam dari publik, pengamat yang lain mengatakan tanda kehormatan sebagai mahkota kenegaraan yang pernah menghiasi dada Jendra Sudirman, Muhammad Natsir telah kehilangan kemilau aura sejatinya," cecarnya.
"Seorang pengamat mengatakan ada nama-nama yang memang dianggap layak mendapatkan tanda kehormatan seperti Jendral Polisi Hoegeng Iman Santoso kapolri periode 1968-1970 yang disebut sosok yang punya integritas dan menjunjung tinggi kejujuran," pungkasnya.[] Alfia Purwanti