Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Pelaparan Sistematis Gaza, di Mana para Penguasa Muslim?

Selasa, 05 Agustus 2025 | 19:35 WIB Last Updated 2025-08-05T12:35:29Z

Tintasiyasi.id.com -- Dari hari ke hari situasi di Gaza Palestina semakin tak menentu. Penderitaan warga Gaza semakin tak terperi. Pemblokiran makanan yang dilakukan oleh Zionis semakin menambah penderitaan Gaza.

Telah diketahui bersama, semenjak Oktober 2023 lalu, Israel melakukan aksi bumi hangus, seperti penghancuran infrastruktur Jalur Gaza dan genosida warga Gaza sehingga sekitar 70-80 persen infrastruktur Jalur Gaza hancur-lebur. Serangan Zionis juga menyebabkan lebih dari 59.000 warga Gaza tewas, serta lebih dari 100.000 lainnya luka-luka. 

Jalur Gaza pun sudah tidak layak huni. Namun, Zionis terus melakukan serangan dan tekanan terhadap warga Gaza hingga sekarang Zionis menggunakan senjata pemungkas untuk 
menaklukkan Jalur Gaza, yaitu gerakan pelaparan warga Jalur Gaza yang berjumlah sekitar 2,3 juta jiwa (Kompas, 25-07-2023).

Sungguh biadab apa yang dilakukan oleh Zionis laknatullah terhadap warga Gaza. Mereka bersama Amerika Serikat menutup rapat pintu-pintu perbatasan tanpa celah hingga bantuan makanan terkumpul di gudang-gudang WFP (Program Pangan Dunia) di perbatasan Mesir dan Yordania.

Akibat blokade ini menurut Juru bicara Kantor Hak Asasi Manusia PBB menyebutkan, hingga 21 Juli, tercatat ada sekitar 1.054 orang tewas dia Gaza ketika berusaha mendapatkan makanan; di antara mereka tewas di sekitar lokasi GHF dan 288 lainnya tewas di dekat 
konvoi bantuan PBB san organisasi kemanusiaan lainnya (BBC World Service, 22-7-2025).

Zionis dan Amerika mengklaim bahwa blokade dilakukan karena khawatir jika bantuan kemanusiaan itu akan dimanfaatkan oleh Hamas. Padahal itu fitnah semata. Mereka
melakukan blokade hanya untuk memuluskan rencana mereka agar bisa mengontrol distribusi bantuan untuk mencapai tujuan politik dan militer yang lebih besar.

Mereka telah menetapkan empat titik penyaluran bantuan yang memaksa penduduk Gaza 
berpindah dari utara ke selatan di perbatasan Mesir. Rencana ini sejalan dengan keinginan mereka untuk mempercepat pengosongan Gaza dan mempercepat genosida. Ini yang biasa dinamai sebagai genocide by starvation.

Di Mana Para Penguasa Muslim?

Dengan kondisi rakyat Gaza yang sedemikian mengenaskan dan terkurung oleh blokade zionis, lalu di mana para penguasa muslim berada?

Tidakkah mereka mendengar dan mengetahui keadaan saudara muslim di Gaza? Mengapa mereka bungkam seribu bahasa, seakan-akan mereka tak mengetahui apa-apa terkait Gaza?

Para penguasa muslim hanya bisa berorasi tapi tangan dan kaki mereka terbelenggu oleh 
perjanjian dengan Zionis dan Amerika. Mereka takut akan kehilangan kekuasaan dan harta.
Hati mereka telah buta, telinga mereka pun telah tuli.

Mereka hanya mendengarkan titah dari tuan mereka. Ikatan hati mereka tidak lagi diikat dengan ikatan aqidah Islam tetapi sudah berganti dengan ikatan nasionalisme.

Ketaatan dan ketakutan mereka pun telah berubah menjadi taat pada Amerika dan Zionis 
tidak lagi taat pada Allah dan Rasul-Nya. Termasuk hukum yang mereka terapkan atas umat Islam pun hukum yang tidak bersumber dari Allah dan Rasul-Nya tetapi pada hukum buatan Amerika.

Mereka mengaku muslim tetapi tak punya kepekaan sedikit pun pada saudaranya di Palestina. Padahal jarak mereka dengan saudara mereka di Palestina begitu dekat.

Seandainya semua penguasa muslim di sekitar Palestina bersatu maka Zionis Yahudi tidak akan bisa melakukan apapun hatta untuk bisa bergerak satu menit saja.

Tetapi karena rasa cinta para penguasa muslim terhadap dunia sebegitu tinggi hingga kezaliman yang sangat kasat mata dan mengerikan itu tak mampu untuk mengetarkan hati mereka.

Dari di sini terlihat bahwa yang kuat itu bukan Zionis dan Amerika tetapi sebagian besar umat Islam dan para penguasa muslim yang lemah dan terlalu cinta dunia serta takut mati. 

Para penguasa muslim dan sebagian besar umat Islam hari ini telah terjangkiti penyakit wahn sebagaimana hadits Rasulullah Saw yang artinya:

“Hampir saja umat (yang kafir dan sesat) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring. Kemudian seseorang bertanya, ‘Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?’ Rasulullah 
bersabda, “Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ‘Wahn’. Kemudian seseorang bertanya, ‘Apa itu ‘Wahn? Rasulullah berkata, “Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad).

Sudah saatnya umat Islam bangkit dan menyadari posisinya saat ini. Umat Islam di seluruh dunia harus segera bersatu dalam naungan negara Islam yaitu Khilafah Islam sehingga dengan komando seorang khalifah tentara umat Islam akan berjihad melawan Zionis Yahudi dan Amerika yang akan membebaskan bumi Palestina dari penjajahan kedua negara tersebut.

Karena sejatinya, selama Umat Islam tidak bersatu dalam sebuah institusi Khilafah maka persoalan Palestina tidak akan pernah berakhir walaupun seluruh dunia melakukan aksi demonstrasi melakukan penolakan penjajahan atas Palestina.

Karena bahasa yang bisa dipahami oleh Zionis dan Amerika hanya bahasa perang, mereka tidak mengerti bahasa perjanjian karena beribu kali perjanjian dibuat beribu kali juga mereka langgar. 

Selama Umat Islam dan para penguasa muslim masih percaya pada solusi yang ditawarkan 
oleh sistem saat ini maka persoalan Palestina dan negeri-negeri muslim lainnya tidak akan 
pernah berakhir. Wallahu’alam bishshawwab.[]

Oleh: Emmy Emmalya 
(Analis Mutiara Umat Institute)



Opini

×
Berita Terbaru Update