TintaSiyasi.id -- Kekejaman entitas Yahudi di Gaza terus berlangsung tanpa henti, mereka terus saja melakukan pembantaian terhadap warga Gaza, memporakporandakan wilayah Gaza dengan kekuatan militernya. Kini mereka juga menciptakan bencana kelaparan yang sistematis terhadap warga Gaza dengan cara memblokade seluruh bantuan logistik berisi bahan makanan, obat-obatan dan kebutuhan hidup yang akan masuk ke Gaza, akibatnya menyebabkan malnutrisi hingga kematian di tengah-tengah penduduk Gaza.
Otoritas kesehatan di Gaza mengonfirmasi bahwa jumlah korban tewas akibat serangan militer Israel sejak oktober 2023 telah mencapai 60.430 jiwa, dengan 148.722 orang lainya mengalami luka-luka. Dalam 24 jam terakhir, sedikitnya 98 warga Palestina dilaporkan tewas dan 1.079 lainya terluka. Petugas medis setempat juga menyatakan bahwa banyak jenazah serta korban luka yang masih belum dapat dijangkau karena tertimbun reruntuhan atau tergeletak di jalanan. Tim penyelamat dan ambulans mengalami kesulitan untuk megevakuasi para korban lantaran terus menjadi sasaran serangan militer Israel. (www.metrotvnews.com, 3 Agustus 2025)
Namun ada 2 juta lebih warga Gaza yang tersisa justru harus bertahan dengan apa yang ada di sekitar mereka. Persediaan makanan, air bersih, bahan bakar, alat medis dan obat-obatan benar-benar terbatas dan kondisinya terus menipis, bahkan sampai pada kondisi krisis. Pihak Zionis mengeklaim, blockade itu dilakukan karena khawatir jika bantuan kemanusiaan akan dimanfaatkan oleh hamas. Lalu Zionis bersama Amerika serikat mengusulkan system distribusi bantuan baru melalui sebuah lembaga bernama (GHF).
Ada empat titik penyaluran bantuan yang memaksa penduduk Gaza berpindah dari utara ke selatan di perbatasan Mesir. Rencana ini sejalan dengan keinginan mereka mempercepat pengosongan Gaza, bahkan yang lebih mengerikan, strategi ini ternyata dibuat dalam rangka mempercepat genosida. Penembakan warga sipil yang mencari bantuan di Gaza, memang sudah menjadi pemandangan rutin. Mereka tau bahwa mendekati pusat bantuan bisa jadi harus dibayar dengan nyawa. Mereka rela menantang maut hanya untuk mendapatkan sekantong tepung demi anak dan keluarga.
Di sisi lain, mulai banyak negara yang akan mengakui Palestina sebagai negara, setelah terbuka borok Zionis Yahudi dan menyaksikan kejahatan yang tiada tara. Prancis akan secara resmi mengaku negara palestina di sidang umum PBB September. Hal ini ditegaskan Presiden Emmanuel Macron. Langkah ini menambah jumlah negeri yang mengakui negara Palestina menjadi 142 negara. Prancis menjadi kekuatan Eropa paling signifukan yang mengakui negara Palestina. Prancis juga menjadi yang pertama di antara negara-negara demokrasi kaya G7 yang melakukanya. (www.cnbcindonesia.com, 25 juli 2025)
Para penguasa Muslim ibarat buta dan tuli atas realita di Gaza, seolah tak ada ikatan iman mereka dengan muslim Gaza. Sungguh sikap para rezim Mesir adalah penghianatan terhadap Islam dan kaum muslim. Mereka lebih memilih berkasih sayang dengan kaum kafir pembunuh dan penjajah umat dibandingkan dengan sesama muslim. Sungguh diluar nalar melihat sikap para rezim Arab, terutama yang bertetangga dengan Gaza, mereka masih saja bisa tidur nyenyak, sedangkan penduduk Gaza dilanda bencana kelaparan hebat. Mereka tidak malu kepada Rasulullah Saw. yang telah mengecam keras orang yang mengaku beriman sementara dia membiarkan tetangganya kelaparan.
Padahal di dalam Al-Qur'an Allah telah mengatakan bahwa umat Islam adalah umat terbaik dan kemuliaan Islam akan terwujud kembali, sebagaimana janji Allah dalam surat An-Nur ayat 55 yang artinya, “Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan yang mengerjakan kebajikan bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa”.
Kemuliaan Islam pernah terwujud nyata pada masa perjuangan Rasulullah Saw, para sahabatnya dan para khalifah sepanjang peradaban Islam yang mulia. Sebagaimana kisah khalifah Al Mu’tasimbillah dan sikap tegas sultan Abdul Hamid II yang menolak terhadap tuntutan Zionis untuk memberikan tanah Palestina. Ia juga tegas dalam mempertahankan kedaulatan Kesultanan Utsmani, bahkan rela menolak berbagai tawaran materi yang menggiurkan dari organisasi Zionis.
Kini tiba saatnya untuk berjuang mengembalikan kemuliaan umat dan membangun kesadaran umat akan kebenaran janji Allah dan juga harus ada upaya untuk mendorong umat untuk mewujudkannya. Upaya itu tidak bisa dilakukan kecuali membutuhkan kepemimpinan sebuah jamaah dakwah ideologis yang tulus mengajak umat untuk berjuang dengan ikhlas dan penuh kesadaran.
Hanya dengan mengharap rahmat Allah, jalan dakwah akan mendapatkan hasil sepanjang umat mau menapaki thariqah yang telah dilakukan oleh Rasulullah. Jalan ini juga yang diemban oleh jamaah dakwah ideologis yang tulus menerapkan Islam kaffah. Demikian juga perjuangan pembebasan Palestina akan terwujud ketika Khilafah tegak dan umat menyerukan jihad sebagai solusi tuntas.
Saatnya umat bersatu dan mengambil momentum genosida di Gaza ini untuk membangkitkan umat dan mewujudkan kembali persatuan umat dan kemuliaan Islam. Semoga janji Allah tentang kembalinya Khilafah Rasyidah yang kedua segera terwujud melalui tangan-tangan kita, dan semoga bisa menjadi hujjah kita dihadapkan Allah kelak manakala keterlibatan nyata kita dalam medan dakwah bersama jamaah dakwah ideologis.
Wallahu a’lam bishshawab. []
Oleh: Sari Handayani
Aktivis Muslimah