Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Menghamba, Menyambung Takwa: Menjadikan Akhirat sebagai Tujuan Hidup

Kamis, 07 Agustus 2025 | 16:16 WIB Last Updated 2025-08-07T09:16:42Z
TintaSiyasi.id -- "Jadikan senantiasa takwa sebagai bekalmu. Letakkan selalu akhirat di depan matamu."
(Nasihat Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah).

Mukadimah: Hidup adalah Perjalanan, Bukan Persinggahan

Setiap kita sedang menapaki sebuah perjalanan. Bukan perjalanan biasa, melainkan perjalanan pulang ke kampung akhirat. Dunia ini hanyalah tempat singgah, seperti terminal atau halte. Maka, tujuan sejatinya bukan dunia, tetapi akhirat.

Namun, alangkah banyaknya manusia yang lupa arah. Mereka mengira dunia adalah rumah abadi. Padahal, dunia ini hanyalah ladang ujian. Di sinilah pentingnya nasihat agung dari Imam Ahmad:
"Jadikan takwa sebagai bekalmu, dan letakkan akhirat di depan matamu."

Ini bukan sekadar pesan moral. Ini adalah fondasi kehidupan seorang mukmin. Menghamba kepada Allah adalah jalan, dan takwa adalah bahan bakarnya. Sedangkan akhirat adalah kompas arah tujuan.

1. Menghamba: Makna Kehidupan Sejati

Allah Swt. berfirman:
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku.”
(QS. Adz-Dzariyat: 56).

Ayat ini menjelaskan bahwa inti kehidupan manusia adalah menghamba. Bukan menjadi penguasa, bukan menjadi selebritas dunia, bukan menjadi kaya-raya semata, tetapi menjadi hamba Allah yang taat dan tunduk sepenuhnya.

Menghamba berarti:
• Menyerahkan kehendak kepada kehendak-Nya.
• Meluruskan semua aktivitas dunia agar bermuara pada rida-Nya.
• Tidak menjadikan dunia sebagai tujuan utama, tetapi sarana menuju Allah.

Seorang hamba tidak bebas, tetapi merdeka dalam tunduk kepada Tuhan. Ia sadar bahwa hidup ini adalah milik Allah, maka tugasnya bukan menuntut, tetapi menunaikan amanah.

2. Takwa: Bekal yang Tidak Akan Pernah Kehabisan

Imam Ahmad tidak menyarankan agar kita membawa emas, harta, jabatan atau pengaruh. Ia tidak menganjurkan bekal selain satu hal, yakni taqwa.

Karena takwa adalah satu-satunya bekal yang tidak akan habis, bahkan setelah kematian.

Allah berfirman:
“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa.”
(QS. Al-Baqarah: 197).

Takwa bukan sekadar takut kepada Allah, tetapi lebih dari itu:
• Tunduk pada perintah-Nya
• Menjauhi larangan-Nya
• Merasa diawasi oleh-Nya setiap waktu
• Sadar bahwa hidup ini milik-Nya dan akan kembali kepada-Nya.

Dengan takwa, kerja menjadi ibadah. Tidur menjadi pahala. Perjalanan menjadi jihad. Bahkan derita pun menjadi sarana mendekatkan diri kepada-Nya.

3. Letakkan Akhirat di Depan Matamu

Inilah wasiat utama: Jadikan akhirat sebagai pandangan utama. Bukan berarti kita harus meninggalkan dunia, tetapi menundukkan dunia di bawah kendali iman.

Sebagaimana sabda Rasulullah Saw.:
“Barangsiapa menjadikan akhirat sebagai tujuan utamanya, maka Allah akan menjadikan kekayaannya dalam hatinya, menyatukan urusannya, dan dunia akan datang kepadanya dalam keadaan tunduk.”
(HR. Ibnu Majah).

Namun sebaliknya:
“Barangsiapa menjadikan dunia sebagai tujuan utamanya, maka Allah akan menjadikan kefakiran di depan matanya, mencerai-beraikan urusannya, dan dunia tidak akan datang kepadanya kecuali sebatas yang ditakdirkan.”

Kita bisa bekerja, berdagang, belajar, berkeluarga, dan beraktivitas sosial, selama semuanya bermuara kepada akhirat. Jangan sampai aktivitas dunia melupakan kita dari kehidupan kekal yang sesungguhnya.

4. Tanda Orang Bertakwa: Fokus pada Yang Kekal

Imam Al-Hasan Al-Bashri pernah berkata:
"Dunia adalah mimpi bagi orang yang lalai, dan akhirat adalah kenyataan bagi orang yang bertakwa."

Orang yang bertakwa tidak tertipu oleh gemerlap dunia. Ia sadar bahwa:
• Rumah megah akan ditinggalkan
• Jabatan tinggi akan berganti
• Tubuh gagah akan melemah
• Dan nyawa akan kembali kepada Sang Pemilik.
Maka, fokus utama orang bertakwa adalah akhirat, meskipun kakinya berpijak di dunia.

5. Hidup Sederhana, Takwa yang Mendalam

Imam Ahmad sendiri hidup sangat sederhana. Ia tidak gila pujian, tidak mengejar jabatan, dan tidak takut kehilangan dunia. Ia fokus pada keridhaan Allah dan kemanfaatan ilmu.

Kita hari ini dengan segala teknologi dan kemudahan, justru kadang terjebak pada kerakusan. Maka, sambungkan kembali hati kita pada nilai-nilai takwa:
• Kurangi pamer, perbanyak syukur
• Kurangi keluhan, perbanyak doa
• Kurangi mengejar dunia, perbanyak amal untuk akhirat

Penutup: Takwa Menyambung Jalan Pulang

Dunia ini bukan tempat tinggal, tetapi tempat berlalu. Dan setiap kita pasti akan kembali. Maka siapkan bekal terbaik, yaitu takwa, sebagaimana pesan Imam Ahmad.

Jadilah hamba yang menghamba.
Jadikan takwa sebagai cahaya hidupmu.

Dan pandanglah akhirat dalam setiap langkahmu, sebab saat dunia ditinggalkan, hanya takwa yang akan menyambut kita di sisi Allah.

Dr. Nasrul Syarif, M.Si. 
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana  UIT Lirboyo

Opini

×
Berita Terbaru Update