Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Dr. Gabor Mate: Setiap Hari Pengungsi di Gaza Berbaris Antrian Panjang untuk Makanan, Lalu Dibunuh

Jumat, 01 Agustus 2025 | 10:26 WIB Last Updated 2025-08-01T04:36:31Z

Tintasiyasi.ID -- Pakar Psikis dan Trauma Dr. Gabor Mate menyatakan bahwa kondisi di jalur Gaza kini, setiap hari memperlihatkan antrian panjang dari para pengungsi untuk mendapatkan makanan, kemudian mereka dibunuh oleh tentara Zionis.

 

“Di Gaza, kita telah melihat saat ini dari hari ke hari, minggu ke minggu, setiap hari mereka berbaris antrian panjang untuk makanan lalu kemudian dibunuh,” ungkapnya dalam video yang ditayangkan oleh Al-Jazeera dengan judul Distressing Images, Kamis (24/07/2025).

 

Militer Israel, katanya, telah menjelaskan bahwa mereka mendapatkan perintah untuk menembak pengungsi yang antri tersebut. “Padahal para pengungsi sipil  tidak menjadi ancaman bagi tentara Israel sama sekali,” tegasnya yang merupakan korban selamat dari tragedi Holocaust saat masih bayi.

 

“Mereka (warga sipil pengungsi) adalah 0rang-orang yang masih mampu menunjukkan keramahan kepada orang lain yang tidak kenal dekat. Meskipun  mereka berada dalam situasi yang mencekam. Mereka juga bukan orang-orang yang bersenjata,” lanjut Gabor Mate.

 

Gabor mengisahkan bahwa genosida yang terjadi di Gaza persis seperti peristiwa Holocaust yang menimpa bangsanya (Yahudi) di Jerman. ”Masih teringat dengan jelas kekacauan di wilayah Warsawa yang membunuh warga Yahudi dengan trik pembagian roti dan masuk ke kereta api kematian,” ujarnya mengisahkan.

 

“Saat peristiwa genosida Warsawa, ketika Yahudi dikumpulkan dalam situasi yang kacau, negara Jerman sedang mendeportasi orang-orang. Apakah Anda tahu apa yang ditawarkan Jerman untuk warga Yahudi yang kelaparan saat itu? Roti dan selai agar mereka masuk ke dalam kereta api yang telah disiapkan untuk membawa mereka pada kematian,” kenang Gabor mengungkapkan.

 

Dr. Gabor Mate menyatakan bahwa dirinya baru saja kembali dari Auschwith sekitar enam minggu yang lalu, yang merupakan pertama kali kunjungan ke masa lalunya yang menurutnya sama persis dengan kondisi di Gaza yang dilanda kelaparan saat ini.

 

“Saya juga telah membaca buku-buku tentang Auschwitz ketika berada di sana, dan kelaparan telah digunakan sebagai senjata waktu itu. Orang-orang menderita kelaparan termasuk anak-anak,” bebernya lanjut.

 

Sejujurnya, kata Gabor, peristiwa Auschwit dan Gaza tidak bisa dibandingkan karena latar belakangnya berbeda, tetapi dalam soal kelaparan yang dirancang situasinya sama.

 

“Tetapi mindset untuk bisa membuat kelaparan manusia termasuk anak-anak, itulah yang sedang kita saksikan kini. Anda tidak bisa membandingkan satu demi satu. Gaza bukan Ausvhwith. Tetapi jika anda bicara tentang kekejaman manusia, kehilangan kemanusiaan, membawa manusia pada kelaparan dengan senagaja, maka hakikatnya sama,” pungkasnya menutup.

 

Israel telah membunuh lebih dari 1.000 warga Gaza yang didukung oleh bantuan AS sejak akhir Mei lalu. “Setidaknya terdapat 111 orang telah tewas akibat kelaparan, dan mayoritas korbannya adalah anak-anak. Israel telah dituduh secara luas karena menggunakan kelaparan sebagai senjata di Gaza,” tandasnya.[] M. Siregar

Opini

×
Berita Terbaru Update