Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

A Bottle of Hope, Tanda Umat Masih Hidup

Senin, 04 Agustus 2025 | 18:31 WIB Last Updated 2025-08-04T11:31:49Z

Tintasiyasi.ID -- Aksi A Bottle of Hope (Botol Harapan), yakni mengirimkan bantuan makanan melalui botol plastik yang dibiarkan mengapung sendiri di laut yang dilakukan sekelompok aktivis dari Mesir, Libya, Aljazair, dan Maroko untuk membantu warga Gaza yang dilanda kelaparan di tengah gempuran Zionis Israel, dinilai Analis Politik dan Media Pipit Satyawati, S.Sos. sebagai hal yang bagus, pertanda umat masih hidup.

 

"Munculnya berbagai ekspresi ini sejatinya wajar. Bagus. Tanda umat masih hidup," tuturnya dalam Live Muslimah On Room: Pelaparan Sistemis Muslim Gaza Butuh Solusi Hakiki, Sabtu (02/08/2025), di kanal YouTube Muslimah Media Hub.

 

Pipit, sapaan akrabnya, membeberkan bahwa sebelumnya kemarahan atas tragedi kelaparan massal di Gaza akibat blokade Zionis Israel dengan andil pemerintah Mesir juga diekspresikan masyarakat dunia, seperti protes di berbagai kedutaan besar Mesir di ibu kota Eropa, maupun aksi besar-besaran Global March to Gaza.

 

Namun, kata Pipit, bagi umat Islam, tidak cukup berhenti pada level simpati dan tergerak secara kemanusiaan saja. “Karena persoalan ini adalah persoalan akidah. Mengingat Rasulullah saw. bersabda, ‘Tidak beriman salah seorang dari kalian sampai ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.’,” kutipnya hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim.

 

Ia menilai, wujud cinta hakiki adalah siap berkorban demi yang dicintai, cinta hakiki pun berarti membenci saudaranya tertimpa keburukan sebagaimana ia membenci keburukan itu menimpa dirinya. “Karena itu, orang yang benar-benar mencintai akan berupaya menghilangkan keburukan itu dengan berbagai cara yang bisa ia lakukan,” ujarnya.

 

"Perasaan dan sikap umat atas nasib Muslim Gaza menjadi salah satu barometer untuk mengukur keimanan," tegasnya.

 

Namun, karena hari ini umat Islam tidak bisa mengekspresikan cinta hakiki sesuai tuntutan iman akibat dominasi sistem sekuler kapitalis yang menggerus standar rida-benci hanya sebatas standar keduniaan, Pipit menilai ada kewajiban untuk meluruskan kembali niat dan pemahaman umat Islam dalam hal menolong saudaranya di Gaza.

 

"Ada kewajiban bagi kita untuk meluruskan niat dan pemahaman, bahwa spirit menolong Gaza, bukan sekadar alasan kemanusiaan, tetapi karena iman. Di luar dorongan iman, maka setiap rasa, pemikiran dan langkah apa pun yang dilakukan untuk menolong Gaza tidak akan bernilai ibadah di sisi Allah Swt.,” tuturnya.

 

“Maka jadikan kesadaran yang telah mengglobal ini berdasarkan iman hingga melangkah menuju pada solusi imani berdasarkan aturan Allah," imbuhnya.

 

Ia mengatakan, solusi hakiki berdasarkan aturan Allah untuk Palestina adalah jihad dan khilafah.

 

“Karena, keduanya (khilafah dan jihad) adalah ajaran Islam, perintah dalam agama untuk melakukannya. Realitasnya, Palestina butuh keduanya untuk bisa terbebas dari cengkeraman Zionis Israel. Kita kalah bukan karena tidak punya kekuatan, tetapi tak ada persatuan. Khilafah akan wujudkan itu," tandasnya.

 

Terlebih lagi, imbuhnya, kaum Muslim memiliki banyak kekuatan, baik dari segi demografi, militer, ekonomi, industri, geostrategis, dan kekuatan ideologi. "Bila semua kekuatan dimobilisasi khilafah, luluh lantaklah Zionis dan negara kafir Barat," pungkasnya.[] Saptaningtyas

Opini

×
Berita Terbaru Update