"Munculnya berbagai ekspresi ini
sejatinya wajar. Bagus. Tanda umat masih hidup," tuturnya dalam Live
Muslimah On Room: Pelaparan Sistemis Muslim Gaza Butuh Solusi Hakiki, Sabtu
(02/08/2025), di kanal YouTube Muslimah Media Hub.
Pipit, sapaan akrabnya, membeberkan
bahwa sebelumnya kemarahan atas tragedi kelaparan massal di Gaza akibat blokade
Zionis Israel dengan andil pemerintah Mesir juga diekspresikan masyarakat
dunia, seperti protes di berbagai kedutaan besar Mesir di ibu kota Eropa,
maupun aksi besar-besaran Global March to Gaza.
Namun, kata Pipit, bagi umat Islam,
tidak cukup berhenti pada level simpati dan tergerak secara kemanusiaan saja. “Karena
persoalan ini adalah persoalan akidah. Mengingat Rasulullah saw. bersabda, ‘Tidak
beriman salah seorang dari kalian sampai ia mencintai saudaranya seperti ia
mencintai dirinya sendiri.’,” kutipnya hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari
dan Imam Muslim.
Ia menilai, wujud cinta hakiki adalah
siap berkorban demi yang dicintai, cinta hakiki pun berarti membenci saudaranya
tertimpa keburukan sebagaimana ia membenci keburukan itu menimpa dirinya. “Karena
itu, orang yang benar-benar mencintai akan berupaya menghilangkan keburukan itu
dengan berbagai cara yang bisa ia lakukan,” ujarnya.
"Perasaan dan sikap umat atas
nasib Muslim Gaza menjadi salah satu barometer untuk mengukur keimanan,"
tegasnya.
Namun, karena hari ini umat Islam
tidak bisa mengekspresikan cinta hakiki sesuai tuntutan iman akibat dominasi
sistem sekuler kapitalis yang menggerus standar rida-benci hanya sebatas
standar keduniaan, Pipit menilai ada kewajiban untuk meluruskan kembali niat
dan pemahaman umat Islam dalam hal menolong saudaranya di Gaza.
"Ada kewajiban bagi kita untuk
meluruskan niat dan pemahaman, bahwa spirit menolong Gaza, bukan sekadar alasan
kemanusiaan, tetapi karena iman. Di luar dorongan iman, maka setiap rasa,
pemikiran dan langkah apa pun yang dilakukan untuk menolong Gaza tidak akan
bernilai ibadah di sisi Allah Swt.,” tuturnya.
“Maka jadikan kesadaran yang telah
mengglobal ini berdasarkan iman hingga melangkah menuju pada solusi imani
berdasarkan aturan Allah," imbuhnya.
Ia mengatakan, solusi hakiki
berdasarkan aturan Allah untuk Palestina adalah jihad dan khilafah.
“Karena, keduanya (khilafah dan
jihad) adalah ajaran Islam, perintah dalam agama untuk melakukannya.
Realitasnya, Palestina butuh keduanya untuk bisa terbebas dari cengkeraman
Zionis Israel. Kita kalah bukan karena tidak punya kekuatan, tetapi tak ada
persatuan. Khilafah akan wujudkan itu," tandasnya.
Terlebih lagi, imbuhnya, kaum Muslim
memiliki banyak kekuatan, baik dari segi demografi, militer, ekonomi, industri,
geostrategis, dan kekuatan ideologi. "Bila semua kekuatan dimobilisasi
khilafah, luluh lantaklah Zionis dan negara kafir Barat," pungkasnya.[] Saptaningtyas