TintaSiyasi.id -- Menanggapi fenomena 7,28 juta rakyat Indonesia menganggur, di sisi lain para pejabat justru rangkap jabatan dengan gaji milyaran rupiah, Media RayahTV, mengatakan, sistem kapitalisme menciptakan ketimpangan struktural, krisis berkala dan memiskinkan rakyat.
"Ketimpangan ini mencerminkan satu hal gagalnya sistem ekonomi kapitalisme, kapitalisme menciptakan ketimpangan struktural, krisis berkala dan memiskinkan rakyat demi memperkaya segelintir orang," ungkapnya di akun Instagram RayahTV, Jumat (25 Juli 2025).
Ia mengutip, data menunjukkan 48 persen lahan bersertifikat hanya dikuasai oleh 60 keluarga, sementara proyek-proyek mercusuar terus didanai, lapangan kerja untuk rakyat justru tidak disiapkan, negara gagal menciptakan iklim usaha sehat, pajak tinggi, biaya produksi mahal dan banjir barang impor menyebabkan banyak industri dalam negeri gulung tikar, PHK pun tidak terhindarkan, akibatnya rakyat makin terpuruk.
Tentu saja ini berbeda dengan sistem Islam, ia menjelaskan, khilafah mewajibkan negara menyediakan pekerjaan dan menjamin kebutuhan pokok rakyat, Islam melarang penumpukan kekayaan, riba, dan eksploitasi, kekayaan alam dikelola negara demi kemaslahatan umat bukan untuk oligarki atau asing.
"Khalifah hakikatnya bukan penguasa yang bisa dengan bebas memperkaya diri, tetapi pelayan umat yang bertanggung jawab dihadapan Allah SWT," terangnya.
Salah satu tugas negara dalam Islam adalah memastikan setiap laki-laki yang mampu bekerja mendapatkan pekerjaan, bila tidak negara yang akan menanggungnya.
"Inilah solusi sejati menghapus kapitalisme, menerapkan sistem Islam bukan sekadar wacana, ini adalah kewajiban sebab hanya Islam yang datang dari Allah yang Maha Adil yang mampu menciptakan keadilan, kesejahteraan, dan keberkahan, sebagaimana janjinya," ungkapnya.
'Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi'. (Qs. Al A'raf 96).[] Alfia Purwanti