Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Panduan Parenting di Era Digital untuk Melejitkan Potensi Diri Anak

Minggu, 27 Juli 2025 | 09:12 WIB Last Updated 2025-07-27T02:12:38Z
TintaSiyasi.id -- Pendahuluan: Menjadi Orang Tua di Zaman yang Tak Sama

Di era digital, menjadi orang tua tidaklah sesederhana generasi sebelumnya. Dunia anak-anak kita saat ini telah dikepung oleh gawai, internet, media sosial, dan teknologi yang berkembang dengan kecepatan luar biasa. Apabila orang tua tidak cerdas dalam mendampingi, potensi besar anak bisa tenggelam dalam arus informasi, disrupsi moral, dan ketergantungan digital. Namun, jika dipandu dengan bijak, teknologi justru bisa menjadi kendaraan untuk melejitkan potensi diri anak.

1. Mengenal Karakter Anak di Era Digital

Setiap anak adalah pribadi unik dengan gaya belajar, minat, dan potensi masing-masing. Namun, di era digital, beberapa kecenderungan karakter anak berubah:

Cepat bosan, haus stimulasi

Berorientasi visual dan multitasking

Senang bermain, kurang suka dikuliahi

Memiliki akses informasi yang melimpah. Namun, belum bisa memilah mana yang baik

Sebagai orang tua, kita perlu menyesuaikan pendekatan agar mereka merasa dipahami, bukan dikekang.

2. Pilar Utama Parenting Digital

a. Koneksi Sebelum Koreksi

Sebelum menegur atau membatasi anak dari gadget, bangun terlebih dahulu hubungan yang hangat. Anak yang merasa dicintai dan dimengerti akan lebih mudah diarahkan.

b. Menjadi Role Model

Anak belajar dari contoh, bukan ceramah. Jika kita ingin anak tidak kecanduan gadget, maka kita pun harus bijak dalam menggunakannya. Jadilah teladan dalam menggunakan teknologi secara produktif.

c. Ciptakan Zona Bebas Gadget

Misalnya: saat makan, sebelum tidur, dan saat ibadah. Zona ini menguatkan keintiman keluarga dan mengurangi kecanduan layar.

d. Literasi Digital Sejak Dini

Ajarkan anak:

Cara mencari informasi yang valid

Mengenali hoaks

Memahami etika digital

Bahaya oversharing dan jejak digital

3. Melejitkan Potensi Anak Melalui Teknologi

Gunakan teknologi bukan sebagai pengganti orang tua, tetapi sebagai alat bantu pembelajaran dan pengembangan diri anak.

a. Platform Edukatif dan Kreatif

Anak senang menggambar? Kenalkan Canva, Sketchbook, Ibis Paint

Suka bicara? Bimbing jadi YouTuber atau podcast kecil

Hobi main game? Arahkan ke coding games seperti Scratch, Roblox Studio

b. Gabungkan Digital dan Aktivitas Nyata

Lomba online bisa diimbangi dengan kerja bakti offline

Belajar editing video bisa dibarengi dengan membuat vlog edukatif di luar rumah

c. Kenali Bakat dan Passion Anak

Gunakan digital talent assessment atau observasi harian. Lalu, beri ruang eksplorasi. Jangan paksa anak menjadi seperti kita. Biarkan mereka tumbuh sesuai fitrahnya, bukan ego kita.

4. Filter & Bimbingan: Peran Orang Tua Tak Tergantikan

Teknologi bisa memberikan segalanya, tetapi tidak bisa menggantikan kasih sayang, pelukan, dan nasihat penuh cinta dari orang tua. Tugas kita bukan hanya menjadi penjaga, tetapi juga menjadi navigator, fasilitator, dan inspirator.

a. Batasi, tetapi Jelaskan Alasan

Daripada hanya berkata "jangan main HP", katakan:
"Ayah/Ibu ingin kamu cukup tidur dan matamu sehat agar bisa terus belajar dan bermain dengan semangat besok."

b. Berikan Aktivitas Alternatif yang Seru

Anak yang dilarang tanpa diberi kegiatan pengganti akan kembali ke gadget. Ajak main, berkebun, membuat eksperimen sederhana, membaca buku cerita, atau memasak bersama.

5. Spiritualitas di Era Digital

Arahkan anak untuk tetap terhubung dengan nilai-nilai ilahi. Teknologi bisa membuat lalai, tetapi bisa juga menjadi sarana dakwah dan kebaikan. Tumbuhkan cinta pada Al-Qur’an, dzikir, dan shalat melalui pendekatan yang menyenangkan.

Contoh:

Gunakan aplikasi pengingat shalat

Ajak anak membuat konten dakwah sederhana

Kenalkan kisah nabi dalam bentuk animasi berkualitas

6. Kolaborasi Sekolah dan Keluarga

Jangan biarkan sekolah berjalan sendiri. Orang tua harus menjadi mitra strategis pendidikan. Berdiskusilah dengan guru, ikuti seminar parenting, dan pantau perkembangan anak di media sosial serta platform pembelajaran daring.

Penutup: Menjadi Sahabat, Bukan Sekadar Pengawas

Melejitkan potensi anak bukan sekadar soal prestasi akademik, tetapi menciptakan pribadi yang tangguh, kreatif, berakhlak mulia, dan siap menghadapi tantangan zaman. Di tengah derasnya arus digital, orang tua adalah nahkoda kapal rumah tangga. Kita tak bisa melawan gelombang teknologi, tetapi kita bisa mengajarkan anak berenang dan memilih arah pelayaran yang benar.

Mari jadikan era digital sebagai peluang emas, bukan ancaman gelap—dengan cinta, kebijaksanaan, dan keteladanan.

Bonus: Doa Orang Tua di Era Digital

"Ya Allah, bimbinglah anak-anakku dalam derasnya arus zaman. Jadikan mereka anak-anak yang cerdas, berakhlak, dan mencintai-Mu melebihi dunia dan isinya. Lapangkan hatiku untuk menjadi orang tua yang sabar, bijak, dan penuh cinta. Aamiin."

Dr. Nasrul Syarif, M.Si. 
Penulis Buku Gizi Spiritual  dan Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo

Opini

×
Berita Terbaru Update