Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Jangan Berputus Asa dari Rahmat Allah: Seruan Harapan dalam Lembah Keterpurukan

Minggu, 13 Juli 2025 | 05:57 WIB Last Updated 2025-07-12T22:57:24Z

Tintasiyasi.ID-- “Janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya hanya orang-orang kafirlah yang berputus asa dari rahmat Allah.”
(QS. Yusuf: 87)

Dalam dunia yang penuh kegelisahan, ketidakpastian, dan kegagalan, berputus asa adalah salah satu penyakit jiwa yang paling mematikan. Ketika hati diselimuti kegelapan, ketika doa seakan tak terjawab, dan usaha tak juga membuahkan hasil, banyak manusia mulai tergelincir dalam keputusasaan. Mereka merasa tak layak, tak mampu, bahkan tak dikehendaki lagi oleh Sang Pencipta. Padahal, di saat-saat itulah, Rahmat Allah justru sedang dekat.

Sayyid Abdul Qadir al-Jailani, seorang wali besar yang ilmunya menembus zaman dan ruhnya memancarkan cahaya hikmah, menegaskan dalam Fathur Rabbani:
"Janganlah kalian berputus asa dari Rahmat Allah SWT, sesungguhnya pertolongan-Nya amat dekat. Janganlah berputus asa, karena sesungguhnya Sang Pembuat segala adalah Allah."

1. Putus Asa Adalah Hijab dari Cahaya Ilahi

Putus asa bukan sekadar kelemahan emosi; ia adalah tirai gelap yang menutupi penglihatan batin dari keindahan rencana Allah. Ketika seseorang putus asa, ia secara tak sadar sedang menuduh Allah tidak adil, tidak peduli, atau lambat menolong. Padahal justru dalam ujian itulah Allah sedang mengasuh dan membersihkan jiwa hamba-Nya.

Al-Jailani menasihati para muridnya untuk tidak melihat keadaan, tetapi melihat Pemilik Keadaan. Jangan fokus pada apa yang tampak menyakitkan di dunia, tapi fokuslah pada Allah yang mengatur semuanya dengan kebijaksanaan yang tak tersentuh logika manusia.

2. Allah Adalah Al-Mujib, Yang Maha Mengabulkan

Jangan tertipu oleh waktu. Doa yang kau panjatkan hari ini mungkin dikabulkan minggu depan, tahun depan, atau kelak di akhirat — dengan bentuk yang jauh lebih indah. Allah adalah Al-Mujib — Dia tidak pernah menolak hamba-Nya, hanya saja Dia lebih tahu kapan waktu terbaik untuk mengabulkannya.
Al-Jailani mengatakan:
“Jika engkau mengetuk pintu-Nya dengan air mata dan kerendahan, maka janganlah berbalik sebelum pintu itu terbuka. Karena yang menunggu dengan sabar, akan dijamu dengan cinta.”

3. Pertolongan Allah Itu Dekat, Tapi Ujian Adalah Syarat

Banyak orang ingin keajaiban, tapi enggan menghadapi proses. Padahal para Nabi sekalipun harus melewati lembah-lembah derita:
• Nabi Yusuf AS dibuang ke sumur dan dipenjara sebelum diangkat sebagai penguasa.
• Nabi Ayyub AS diuji dengan sakit bertahun-tahun sebelum Allah menyembuhkannya.
• Rasulullah SAW diusir dari kampung halamannya sebelum menaklukkan dunia dengan cahaya Islam.
Lalu siapakah kita yang ingin jalan pintas?

Al-Jailani mengingatkan:
“Jika engkau ingin naik ke maqam yang tinggi, maka bersabarlah saat Allah menguji. Sesungguhnya Allah ingin mengangkatmu, bukan menjatuhkanmu.”

4. Rahmat Allah Melampaui Dosa dan Kesalahan

Seringkali keputusasaan bersumber dari rasa bersalah yang mendalam. Seseorang merasa terlalu kotor, terlalu banyak dosa, terlalu jauh dari Allah. Ia merasa tak layak lagi kembali. Padahal, itulah bisikan syaitan.

Allah berfirman:
"Katakanlah (wahai Muhammad), wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya." (QS. Az-Zumar: 53)
Sayyid Abdul Qadir al-Jailani berkata:
"Wahai yang merasa putus asa karena dosa, jika engkau tahu betapa luas rahmat Tuhanmu, niscaya engkau akan menangis karena malu pernah berprasangka buruk pada-Nya."

5. Harapan Adalah Cahaya Perjalanan Ruhani

Dalam perjalanan spiritual menuju Allah, harapan (raja’) adalah bahan bakar yang mendorong jiwa terus berjalan meski terseok. Al-Jailani mengajarkan bahwa harapan itu harus didampingi dengan amal dan cinta.

Jangan sekadar berharap surga, tapi bangunlah malam untuk meraihnya. Jangan hanya berharap rezeki, tapi langkahkan kaki dan jaga hati dalam kejujuran. Jangan hanya ingin pertolongan, tapi tumbuhkan iman bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkanmu.
"Jika engkau terus berharap, maka hatimu akan hidup. Tapi jika engkau putus asa, maka ruhmu telah mati sebelum ajalmu datang."

Penutup: Jangan Berhenti di Tengah Jalan

Saudaraku, siapa pun kamu — yang sedang lelah, kecewa, ditimpa ujian, kehilangan arah atau merasa jatuh dalam dosa — jangan berhenti melangkah. Jangan diam dalam keputusasaan. Karena Allah tidak menciptakanmu untuk putus asa. Allah menciptakanmu untuk berharap, bangkit, berjuang, dan kembali kepada-Nya.
Rahmat-Nya lebih luas dari lautan, lebih dalam dari luka, dan lebih dekat dari urat nadi kita sendiri.

Doa Harapan
"Ya Allah, jangan biarkan kami putus asa dari-Mu walau sebesar zarrah. Bangkitkan harapan kami di tengah badai. Tumbuhkan iman kami di tengah kegelapan. Lapangkan jalan kami menuju cahaya-Mu, dan jangan tinggalkan kami walau sekejap mata."

Oleh. Dr Nasrul Syarif M.Si.  
(Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana  UIT Lirboyo)

Opini

×
Berita Terbaru Update