Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Genosida Palestina, Umat Muslim Tidak Boleh Diam Saja!

Kamis, 17 Juli 2025 | 07:48 WIB Last Updated 2025-07-17T00:48:15Z
TintaSiyasi.id -- Sungguh membuat geram, tidak henti-hentinya Serangan udara Israel di Jalur Gaza kembali menewaskan puluhan warga Palestina, bahkan saat warga sedang mengantre bantuan makanan, di tengah krisis kematian akibat kelaparan yang semakin memburuk. Serangan biadab tersebut dilakukan oleh tantara Israel sejak hari Minggu, 30 Juni lalu, yang telah menewaskan sekitar 68 orang. Detailnya adalah sebanyak 47 korban jiwa tercatat di kota Gaza dan wilayah utara Gaza, termasuk lima orang yang tewas saat mendekati pusat distribusi bantuan makanan yang dikelola oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF) di bagian utara Rafah. 

Genosida yang dialami oleh saudara sesama Muslim di Palestina, harusnya banyak menyadarkan kaum Muslim bahwa saat ini mereka telah hidup di dalam kebohongan. Kebohongan bahwa kaum Muslim dan seluruhnya telah hidup dengan damai, dan juga kebohongan bahwa apa yang selalu menjadi slogan pemimpin-peminpin dunia bahwa mereka memperjuangkan kedamaian dunia. Namun pada faktanya para pemimpin dunia itu selalu diam dan bertindak selambat-lambatnya puntuk menangani genosida ini. Lalu apa esensi kedamaian yang selalu digaungkan? jika masih membiarkan tragedi genosida ini terus terjadi.

Dalam hal ini kaum Muslim wajib mengambil peran untuk menghentikan kekejaman yang terjadi menimpa saudara sesama Muslim. Bukan karena mewujudkan kedamaian tetapi untuk membuktikan keimanan. Perlu diingat hadis riwayat Muslim yang berbunyi “Perumpamaan orang-orang Mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, berbelas kasih terhadap sesama, ibarat satu jasad. Apabila anggota badan ditimpa sakit, seluruh badan lainnya akan merasakan sakit.”

Dan hadis lain yang menjelaskan status apabila umat Muslim abai terhadap saudaranya. Hadis tersebut berbunyi “Barangsiapa yang tidak mempedulikan urusan kaum muslim, maka dia bukan termasuk golonganku (umatku)," diriwayatkan oleh Imam Muslim. Maka sebuah keharusan untuk kaum Muslim senantiasa mengingat nasib kaum Muslim lainnya walau tidak seatap ataupun sewilayah dengan tempat tinggalnya. Kendatipun banyak yang bertanya-tanya bagaimana cara atau jalan yang bisa menyelesaikan genosida Palestina ini? Ternyata mengirim bantuan tidak mampu benar-benar menembus batas teritori dari satu negara ke negara Palestina. Sebagaimana upaya yang dilakukan oleh pasukan kemanusiaan March to Gaza, mengirimkan bantuan lewat kapal kecil yang dijuluki flotilla, yang gagal sampai menembus perbatasan hingga sampai ke Gaza dan hanya pulang tanpa bisa sampai masuk ke area yang sedang memebutuhkan bantuan. Mengapa? 

Tidak lain karena wilayah kaum Muslim masih tersekat batas-batas negara nasionalisme. Yang menjadikan negara-negara kaum Muslim sekitarnya bersikap individualis, hanya mementingkan negaranya. Masih jarang kaum Muslim sadar akan hal ini, bahwa sejarahnya umat Muslim pernah bersatu, tetapi kemudian terkotak-kotakkan oleh batas nasionalisme yang membuat negara-negara kaum Muslim tercerai berai dan mudah dijajah.

Maka pentingnya menyelesaikan permasalahan ini adalah upaya membuktikan keimanan bahwa umat Muslim adalah umatnya Nabi Muhammad SAW yang tentu tidak mengambil langkah diam, lelah dengan keadaan lalu abai dengan keadaan yang terjadi di Palestina. Tidak diam yaitu mau untuk terus belajar dengan antusias bagaimana Islam menyelesaikan konflik ini, yakni tidak lain dengan pentingnya menyatukan seluruh kekuatan umat di bawah satu kepemimpinan yaitu kepemimpinan Khilafah Islamiyah. Yang nantinya akan secara sah menerapkan jihad, mengirimkan pasukan untuk mengusir penjajah Zionis Israel. Selain itu peran yang tidak kalah penting adalah tidak bosan berusara tentang solusi yang satu, yaitu butuhya menghadirkan kembali kepemimpinan sistem Islam, khilafah. Kesatuan menyuarakan solusi ini adalah penting dilakukan, mengingat umat masih kebingungan mengambil langkah. Dan kesatuan suara tentang solusi inilah yang sejatinya yang jika Allah kehendaki akan membangkitkan semangat umat untuk bersatu dalam satu kepemimpinan negara khilafah. Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Ainun Syaifia
(Aktivis Surabaya)

Opini

×
Berita Terbaru Update