Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Bagaimana Membuat Anak Suka Membaca Buku Pelajaran di Sekolah?

Minggu, 20 Juli 2025 | 14:27 WIB Last Updated 2025-07-20T07:27:41Z

TintaSiyasi.id -- Mengubah anak yang malas membaca menjadi rajin membaca, terutama buku pelajaran sekolah, bukan sekadar soal teknis atau memaksa mereka duduk dan membuka buku. Ini adalah proses membangkitkan minat, menumbuhkan makna, dan membangun kebiasaan secara konsisten. Berikut panduan strategis dan mendalam untuk membentuk anak yang cinta membaca:

I. Memahami Akar Masalah: Mengapa Anak Malas Membaca?
Sebelum melakukan pendekatan, penting untuk mendiagnosis penyebabnya:
1. Tidak menemukan makna dalam apa yang dibaca
2. Trauma belajar, seperti sering dimarahi saat belajar
3. Bosan karena metode belajar monoton
4. Minat belum tergali, atau tidak pernah dikenalkan buku yang menarik
5. Lingkungan yang tidak mendukung budaya literasi
6. Lebih terbiasa dengan layar (gadget) daripada halaman (buku)

2. Strategi Mengubah Anak Malas Menjadi Rajin Membaca Buku Pelajaran

1. Bangun Makna dan Relevansi Pribadi
"Anak akan tertarik membaca sesuatu jika ia merasa itu penting untuk dirinya."
• Kaitkan isi pelajaran dengan hal-hal nyata dalam hidupnya (contoh: pelajaran IPA dikaitkan dengan tubuhnya, pelajaran sejarah dikaitkan dengan cerita-cerita seru)
• Tanyakan: “Menurut kamu, kenapa ini penting untuk masa depanmu?”
• Dorong mereka untuk menemukan alasan pribadi mengapa membaca itu perlu

2. Gunakan Teknik “Membaca Menyenangkan” Sebelum Masuk Pelajaran Serius
• Sediakan buku bacaan ringan terlebih dahulu: komik edukatif, cerita bergambar, atau buku sains populer
• Gunakan waktu 10-15 menit setiap hari khusus untuk membaca “bebas”
• Lama-kelamaan, transisi ke buku pelajaran akan lebih mudah karena anak sudah akrab dengan aktivitas membaca

3.Berikan Keteladanan Membaca di Rumah
Anak meniru, bukan hanya mendengar
• Jadilah orang tua atau guru yang membaca di depan anak
• Bacakan buku dengan ekspresif dan penuh cerita
• Diskusikan isi buku bersama, bukan sekadar menyuruh:
“Tadi Mama baca kisah tokoh ini loh… keren banget perjuangannya!”

4. Pecah Bacaan Jadi Potongan- potongan Kecil & Bermakna
• Jangan paksa membaca satu bab langsung.
• Gunakan teknik "chunking": baca 1 paragraf, lalu ajak diskusi singkat
• Gunakan metode tanya-jawab atau mind mapping untuk membantu memahami isi buku pelajaran dengan cara interaktif.

5.Gamifikasi dan Tantangan Membaca
• Buat papan tantangan: “Misi Membaca 30 Hari”.
• Berikan stiker, badge, atau reward kecil untuk tiap target yang tercapai.
• Bisa dibuat seperti “game level”: tiap bab buku = 1 level, naik level = bonus atau pujian.

7. Bacakan atau Diskusikan Buku dalam Suasana Ringan
• Ajak anak berdialog tentang isi buku dengan suasana ngobrol santai.
• Gunakan storytelling saat menjelaskan pelajaran.
• Libatkan anak sebagai “guru kecil” untuk menjelaskan kembali isi buku kepada orang lain.

7. Bangun Rutinitas Membaca Harian
Rutinitas membentuk karakter.
• Jadwalkan waktu baca tetap, misalnya 20 menit setelah Maghrib.
• Gunakan alarm atau musik khusus untuk menandai “waktu membaca”.
• Buat tempat baca yang nyaman dan menyenangkan (dekorasi, lampu hangat, dll).

8. Kurangi Distraksi Digital secara Cerdas
• Buat aturan waktu layar (screen time), dan gantikan dengan waktu baca.
• Membolehkan anak membaca buku digital jika memang lebih menarik (pakai e-reader/tablet tanpa notifikasi).
• Perkenalkan aplikasi baca edukatif seperti Let’s Read, StoryWeaver, atau Google Books Anak.

9. Libatkan Orang Tua dan Guru Secara Konsisten
• Guru dan orang tua harus selaras dalam strategi dan semangat literasi.
• Orang tua mendukung dengan lingkungan rumah yang literatif (tersedia rak buku, momen membaca bersama).
• Guru mendukung dengan metode belajar yang tidak hanya hafalan, tetapi berbasis eksplorasi bacaan.

Penutup: Membaca itu Ibadah, Ilmu itu Jalan Cahaya
Mengajarkan anak untuk mencintai buku bukan hanya soal pelajaran, tetapi soal membangun karakter, kedisiplinan, dan fondasi peradaban. Tanamkan bahwa:
“Membaca adalah cahaya. Dan anak-anak yang mencintai membaca, akan tumbuh menjadi pribadi bercahaya.”
Jadikan proses ini bukan beban, tapi perjalanan yang menyenangkan dan bermakna. Jangan berharap perubahan instan, karena yang kita tanam adalah benih akhlak dan ilmu yang kelak akan tumbuh luar biasa.

Dr. Nasrul Syarif, M.Si.  
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana  UIT LIrboyo

Opini

×
Berita Terbaru Update