Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Nasionalisme Jadi Penghalang Pembebasan Palestina

Minggu, 22 Juni 2025 | 12:52 WIB Last Updated 2025-06-22T05:52:10Z

TintaSiyasi.id -- Saat ini, masih berlanjut genosida yang dilakukan zionis kepada Palestina. Bahkan kini mereka menjadikan kelaparan sebagai senjata yang begitu menyiksa setelah sebelumnya mereka memblokade semua akses bantuan yang datang.

Mereka senang melihat banyaknya anak, orang dewasa maupun lansia yang mati secara perlahan akibat kelaparan. Mereka bahkan sengaja membuat perangkap berdarah, yaitu membiarkan bantuan masuk lalu menembaki warga yang berusaha mendapatkan bantuan tersebut.

Dalam laman khazanah.republika.co.id (14/06/2025), meskipun nurani penguasa terkunci, tapi tidak dengan empati rakyatnya, dalam pawai Global March To Gaza dari Al Arish hingga ke gerbang Rafah diikuti ribuan orang dari berbagai negara di dunia, mereka adalah aksi nyata yang bergerak dari hati yang terluka melihat keadaan palestina.

Mereka berasal dari Tunisia, Libya, Maroko, Amerika, Eropa, Asia termasuk Indonesia. Mereka berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda. Chairman Aliansi Kemanusiaan Indonesia (Aksi) Ali Amril menyebutkan "ini merupakan 'diplomasi jalanan' yang tanpa podium, tanpa protokol, tanpa basa-basi, dan meski gerbang Rafah terkunci, nurani dunia takbisa dibungkam, ini juga merupakan respon lanjutan dari kapal madleen yang sempat dicegat di laut."

"Nadleen mungkin digagalkan, tapi dentumannya membangunkan dunia, dan mengundang langkah-langkah kaki yang kini menuju kesana. Gaza adalah luka, dan setiap langkah menuju Rafah adalah langkah menuju pemulihan nurani bersama, dunia sedang bergerak, meskipun pelan tapi akan sampai ketujuan."


Matinya Nurani Pemimpin Dunia

Bertolak belakang dengan semangat perjuangan yang ada pada diri umat, para penguasa justru kehilangan suaranya, matanya melihat dengan jelas pembantaian dan segala kekejaman Zionis di sana, namun mereka masih berusaha menutup mata, menutup telinga dan mengabaikan jeritan serta teriakan memilukan dari Palestina.

Kecaman dan omong kosong tanpa makna yang mereka ucapkan tak bisa mengubah apa-apa. Bahkan para penguasa Arab malah bergandeng tangan dengan AS yang jelas saja adalah penyokong Zionis yang utama. Mereka rela berinvestasi ratusan triliun bahkan bersedia menandatangangi Abraham Accords yang berarti mengakui kedaulatan Zionis Yahudi.

Akibat nasionalisme, karena Palestina bukan negaranya, mereka hanya berusaha membantu sekadarnya, ibarat hanya pencitraan belaka. Inilah buah busuk sistem sekuler kapitalisme yang menjunjung tinggi materi, padahal ibaratnya mereka mengabaikan darah yang mengalir dari negeri saudaranya, melangkahi mayat-mereka dan menyambut tangan para penjajah juga anteknya demi kerjasama yang akan nanti akan memberi keuntungan untuk mereka.

Hanya sedikit negara yang mengirimkan serangan kepada Zionis, dan kalaupun ada itu juga karena nasionalisme, contohnya Iran yang menyerang Tel Aviv setelah Zionis menyerang fasilitas nuklir, pabrik rudal balistik dan para komandan militer Iran, barulah iran melancarkan serangan balasan dengan ratusan rudal balistik.

Ketika Taheran diserang barulah Iran membalas, itu pun bukan dengan mengerahkan segala kekuatan militernya, dan juga tidak menyerang titik vital atau lokasi strategis Zionis. Padahal dulu ketika 55 ribu warga palestina dibantai, Iran belum melakukan penyerangan, apakah ribuan nyawa itu tak begitu berharga untuk dibalas kematiannya?

Negara-negara lain lebih luar biasa, mereka susun rapi senjata dalam gudang, mereka hanya diam, seakan Palestina bukan urusan negaranya. Begitu jahatnya nasionalisme yang mampu membuat mereka abai padahal sudah terjadi genosida.


Jihad dan Khilafah Solusi Tuntas

Membebaskan Palestina bukan karena kemanusiaan saja, tapi karena dorongan akidah, ini merupakan urusan umat Islam seluruh dunia, dan satu-satunya cara adalah dengan jihad, jihad bagi yang diserang adalah fardhu ain sedangkan bagi umat Islam di negara lain hukumnya fardhu kifayah, berdasarkan ini maka penguasa Muslim harus mengirimkan militer ke Palestina untuk mengusir Zionis Yahudi.

Melihat keadaan negara saat ini mereka tidak akan memerintahkan jihad, oleh karena itu jihad hanya bisa diperintahkan oleh khilafah. Khilafah mewajibkan untuk melindungi kaum Muslim, baik jiwa, raga maupun tanahnya, khilafah akan menggabungkan negeri Muslim di bawah naungannya, lalu mengirimkan militer dengan senjata lengkap untuk mengalahkan zionis.

Oleh karena itu kaum Muslim harus berjuang menegakkan khilafah, karena khilafah kunci kemenangan Palestina, dan khilafah tidak akan bisa terwujud selama kaum Muslim masih hidup dalam sistem sekuler kapitalisme. Umat harus meninggalkan sistem ini dan beralih pada sistem Islam. Seruan ini dilakukan dengan cara berdakwah.

Mengajak umat memyambut seruan dakwah ideologis ini, berjuang mewujudkan bisyarah Rasulullah SAW akan tegaknya khilafah dan menyambut pertolongan Allah Ta'ala. Demi kebebasan Palestina dan demi kehidupan umat yang sejahtera.

Wallahu a'lam bishshawab. []


Audina Putri
(Aktivis Muslimah)

Opini

×
Berita Terbaru Update