Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Melejitkan Potensi Diri dan Meningkatkan Kompetensi: Jalan Panjang Menuju Pribadi Paripurna

Kamis, 19 Juni 2025 | 18:39 WIB Last Updated 2025-06-19T11:41:54Z

TintaSiyasi.id -- "Sesungguhnya Allah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk." (QS. At-Tin: 4).

Manusia bukanlah makhluk biasa. Di dalam dirinya tertanam amanah besar sebagai khalifah di muka bumi. Amanah itu bukan sekadar titel spiritual, tetapi panggilan untuk berkarya, membangun peradaban, serta menghadirkan kemanfaatan bagi sesama. Namun, semua itu mustahil tercapai tanpa kesadaran untuk terus melejitkan potensi diri dan meningkatkan kompetensi.

Potensi: Karunia Ilahi yang Perlu Diaktifkan

Setiap insan lahir dengan bekal fitrah dan potensi unik dari Allah Swt. Sebagaimana benih yang diletakkan dalam tanah, ia tak akan tumbuh tanpa air, cahaya, dan perhatian. Demikian pula manusia, ia tidak akan menjadi sesuatu yang berarti bila tidak digerakkan menuju aktualisasi diri.

Potensi adalah amanah. Tidak cukup disyukuri dengan ucapan, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan. Betapa banyak manusia yang dikaruniai kecerdasan luar biasa, tetapi hidupnya datar, karena ia tak pernah mengasah dan melatihnya. Sebaliknya, ada yang terlahir dengan kesederhanaan, tetapi dengan tekad dan disiplin ia tumbuh menjadi pribadi agung.

“Manusia itu ibarat tambang emas dan perak. Sebaik-baik mereka di masa jahiliah adalah yang terbaik di masa Islam, jika mereka memahami (agama).” (HR. Muslim).

Hadis ini menyiratkan bahwa manusia adalah tambang berharga, tetapi sebagaimana tambang, ia butuh digali. Potensi itu harus ditemukan, dibimbing, dan diarahkan. Di sinilah pentingnya pendidikan, pembinaan, dan perjuangan yang terus-menerus.

Kompetensi: Pilar Perjuangan dan Jalan Keunggulan

Kompetensi bukan sekadar keahlian teknis, tetapi mencakup ilmu, keterampilan, akhlak, dan sikap kerja yang tangguh. Di era global yang sarat persaingan dan perubahan cepat, seseorang tak cukup hanya ‘baik’, tetapi harus ‘unggul’ di bidangnya. Dan keunggulan hanya lahir dari proses panjang. Belajar tanpa henti, berlatih dengan tekun, dan membuka diri terhadap kritik dan masukan.

“Siapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, dia termasuk orang yang beruntung. Siapa yang hari ini sama seperti kemarin, dia termasuk orang yang merugi. Siapa yang hari ini lebih buruk dari kemarin, dia termasuk orang yang celaka.” 
(Hadis Nabi, diriwayatkan oleh al-Baihaqi).

Hadis ini menuntut kita untuk senantiasa bertumbuh. Dalam Islam, stagnasi adalah kerugian, dan kemunduran adalah kehancuran. Kita diperintahkan untuk fastabiqul khairat, yaitu berlomba-lomba dalam kebaikan, yang di antaranya adalah peningkatan kapasitas diri.

Mengapa Kita Harus Terus Melejitkan Diri?

1. Sebagai bentuk syukur atas nikmat Allah
Setiap potensi, akal, dan waktu yang kita miliki adalah nikmat. Mensyukurinya bukan hanya dengan lisan, tetapi dengan menggunakannya untuk hal-hal yang bermanfaat.

2. Agar bermanfaat bagi umat dan dunia
Semakin tinggi kualitas diri seseorang, semakin besar pula kontribusinya. Dunia Islam sangat menantikan lahirnya generasi yang cerdas, kompeten, dan bertakwa.

3. Menjaga harga diri dan kehormatan umat
Umat Islam adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (QS. Ali Imran: 110). Namun, predikat ini hanya layak disandang oleh mereka yang aktif memperbaiki diri dan lingkungan.

4. Karena kehidupan adalah perjalanan menuju kesempurnaan amal
Hidup bukan tempat bersantai, tetapi medan perjuangan. Kita diperintahkan untuk terus berjuang hingga ajal menjemput (QS. Al-Hijr: 99).

Langkah-Langkah Melejitkan Potensi dan Meningkatkan Kompetensi

1. Kenali dirimu
Pahami kekuatan, kelemahan, passion, dan nilai-nilai hidupmu. Proses ini memerlukan muhasabah (introspeksi) yang jujur dan dalam.

2. Tentukan tujuan hidup yang bermakna
Hidup tanpa visi adalah ibarat kapal tanpa arah. Tetapkan misi besar yang ingin Anda capai dalam hidup sebagai bentuk pengabdian kepada Allah dan umat.

3. Belajar sepanjang hayat
Jangan pernah merasa cukup. Ikuti pelatihan, baca buku, diskusikan ide, perbanyak duduk dengan orang-orang berilmu.

4. Bangun etos kerja Islami
Kejujuran, disiplin, tanggung jawab, dan profesionalisme adalah bagian dari akhlak Islam yang akan membawa keberkahan dalam setiap usaha.

5. Dekatkan diri kepada Allah
Potensi hanya akan melejit maksimal ketika dikendalikan oleh hati yang bersih dan ruh yang terhubung kepada Sang Maha Sumber Kekuatan.
"Dan katakanlah: 'Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu’." (QS. Thaha: 114).

Penutup: Melangkah Tanpa Henti, Bertumbuh Tanpa Batas

Kita hidup di zaman yang menantang. Umat Islam hari ini menghadapi krisis pemikiran, degradasi moral, dan lemahnya daya saing. Solusinya bukan sekadar retorika, tetapi hadirnya pribadi-pribadi unggul yang cerdas dalam berpikir, tulus dalam niat, kuat dalam amal, dan lurus dalam tujuan.

Maka, jangan pernah berhenti melejitkan potensi diri dan meningkatkan kompetensi. Hidup ini singkat. Jangan biarkan ia berlalu tanpa makna. Berjuanglah untuk menjadi versi terbaik dari dirimu, bukan demi dunia, tetapi demi ridha Allah dan kebaikan umat.

"Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu." (QS. At-Taubah: 105).

Dr.Nasrul Syarif, M.Si
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo

Opini

×
Berita Terbaru Update