Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Islam Berpengaruh Cegah Individu Bermental Rapuh

Rabu, 18 Juni 2025 | 08:39 WIB Last Updated 2025-06-18T01:40:15Z
TintaSiyasi.id -- Kriminalitas tak dapat dipisahkan dari bagaimana keadaan sang pelaku. Saat ini, banyak sekali terjadi tindak kriminal yang dilakukan oleh pribadi-pribadi bermental rapuh (bermental lemah). Belum lama ini Kota Bekasi Pondok Gede, dikejutkan dengan ditemukannya mayat pemilik toko sembako yang dibunuh oleh pegawainya sendiri. Kejadian tersebut terjadi pada hari Sabtu, 31 Mei 2025. 

Sehari setelahnya, Subdit Reskrimum Polda Metro Jaya berhasil menangkap pelaku berinisial AS berusia 20 tahun disebuah kawasan hotel mewah di Tangerang Selatan. Selain melenyapkan nyawa korban (A berusia 30 tahun), pelaku juga menggasak harta milik korban. Dari uang tunai, kendaraan hingga telepon genggam. (tvOnenews.com, 02/06/2025). Miris sekali, kejadian tersebut dilakukan oleh seorang pemuda. Pemuda memiliki masa depan panjang nan cerah. Namun, ia malah melakukan tindakan kriminal yang kejam dan merugikan dirinya serta orang lain.

Tak hanya itu, sebuah teror juga dialami oleh seorang wanita berinisial VPS (21) di Cibitung, Bekasi. Teror yang dialami wanita muda tersebut berasal dari mantan pacarnya. Pelaku mengancam akan memutilasi korban hingga menyiram air keras pada korban. Hal ini terjadi, hanya karena pelaku diputuskan hubungannya oleh korban tetapi pelaku tak terima. Korban yang mengalami ketakutan melapor pada Polisi. Jelas Ade Ary, Kabid Humas Polda Metro Jaya. (detikNews.com, 31/5/2025). 

Tindak kriminal karena mental yang rapuh dewasa ini, memang tak pandang umur. Dari yang muda hingga tua bisa terjangkiti. Seperti yang terjadi di sebuah SPBU Tarumajaya, kabupaten Bekasi. Seorang pengendara motor berusia 41 tahun berinisial Z, tega membanting seorang sopir truk berusia 47 tahun berinisial A. Hal itu disebabkan sopir truk tidak sengaja menyenggol motor pelaku saat memasuki SPBU. Pelaku emosi karena motornya terserempet, dan memabanting sopir truk hingga mengalami retak tulang. (detikNews.com, 29/5/2025)

Fakta-fakta di atas menggambarkan bagaimana kondisi pribadi atau mental masyarakat saat ini. Mudah sekali tersulut emosi hingga melakukan tindakan keji. Mental rapuh, telah menjangkiti sebagian manusia saat ini. Faktor yang memengaruhi pribadi bermental rapuh di antaranya adalah karena pribadi tersebut tidak memahami visi misi hidupnya. Serta tidak memahami bagaimana agama menuntun sikapnya untuk membentengi diri. Selain itu, faktor eksternal yang amat berpengaruh akan rapuhnya mental individu adalah lingkungan yang disediakan sistem. Lingkungan hidup yang carut marut tentunya membuat individu akan sulit berpikir jernih hingga berdampak pada kondisi mentalnya. Serta memicu terjadinya berbagai tindakan kriminal. Tak heran, angka kriminalitas terus melonjak naik.

Sistem yang ada saat inilah yang telah melahirkan pribadi-pribadi rapuh. Sistem kapitalis-sekuler telah gagal mengatur kehidupan manusia. Akibatnya membuat manusia hilang arah dan gagal memahami tujuan hidupnya. Untuk apa ia diciptakan, dan bagaimana harusnya bersikap saat keadaan tak sejalan dengan kehendaknya.

Sistem yang memisahkan agama dari sendi-sendi kehidupan inilah yang membuat umat Islam menjauh dari pemahaman agama. Sehingga muncullah masyarakat sekuler yang hidupnya hanya berorientasi memenuhi nafsunya saja. Inginnya hidup bebas, serta tak jarang, karena tujuan hidupnya berganti pada materi atau kesenangan semata. Sehingga, mereka melakukan segala cara agar terpenuhinya nafsu mereka hingga terjadi tindakan kriminal. Na’udzubillah.

Sayangnya lagi, setelah tidakan kriminal terjadi, hukum yang ditegakkan seringkali tak membuat efek jera. Sehingga pelaku bisa melakukan tindakan kriminalnya berulang kali. Bayangkan, apa yang akan terjadi jika hal ini terus dibiarkan? Kerusakan sistemik yang terjadi amat berpengaruh bagi individu, lingkungan, negara bahkan masa depan generasi penerus bangsa. Tentunya kita tak mau hal ini terus terjadi.

Bagaimanakah seharusnya seorang Muslim bersikap? Seorang Muslim yang baik, tentunya perlu memahami dari mana ia berasal, untuk apa ia diciptakan dan kemana tempat kembalinya kelak. Termasuk dengan berbagai hal yang terjadi dalam hidupnya. Baik itu hal yang baik maupun yang buruk. Jika yang menimpanya adalah hal buruk yang tidak ia inginkan, ia akan paham bahwa bersabar adalah solusi yang Allah janjikan akan berpahala. Memahami bahwa setiap ujian yang dialaminya adalah bukti cinta-Nya Allah padanya. Serta meyakini bahwa setiap respon yang ia lakukan akan dimintai pertanggungjawaban.

Di sinilah pendidikan dan pembinaan terhadap setiap Muslim amat diperlukan. Agar terbentuknya pribadi islami nan bermental kuat dan menjadikan sistem Islam sebagai solusi dalam mengatasi setiap persoalan. Landasan pendidikan yang utama yang perlu dibangun adalah akidahnya. Adanya fondasi akidah yang kuat, akan menjadikan seorang Muslim berpikir dan bertindak secara Islami.

Hal ini tentunya bisa diperkuat dengan peran negara yang menjalankan sistem yang shahih. Sehingga masyarakat memiliki wadah untuk bisa menjaga pola pikir dan sikap yang lurus, kokoh dan tidak mudah rapuh. Negara sepatutnya melakukan tindakan pencegahan yang konkret. Menyediakan pendidikan berbasis akidah Islam. Sehingga masyarakat yang terbentuk merupakan individu-individu yang islami.

Sistem Islamlah satu-satunya sistem hidup yang mampu menyelesaikan berbagai problema kehidupan. Menjadikan mental seorang Muslim kuat dan bertindak sesuai fitrahnya. Semua dapat terwujud dengan tegaknya sistem Islam yang akan melanjutkan kembali kehidupan Islam seperti yang pernah ada. Dengan mendakwahkannya dan memperjuangkannya, hingga dapat tegak kembali seperti saat Rasulullah SAW menegakkannya di Madinah al-Munawaroh. []


Oleh: Ayu Ummu Zahwa
Aktivis Muslimah

Opini

×
Berita Terbaru Update