TintaSiyasi.id -- Tepat pukul 10.30 WITA kami sampai di lokasi proyek. Hampir tiga puluh menit berputar-putar dan tersesat mencapai lokasi tempat pembangunan salah satu sekolah populer di Kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN). Meskipun telah dilengkapi surat izin masuk dan menggunakan sopir lokal Kalimantan yang sudah pengalaman datang ke IKN, ternyata kami masih kesulitan sampai ke tempat tujuan. Akhirnya kami putuskan menghubungi koordinator lapangan dan meminta dipandu memasuki titik yang dituju.
Kami menunggu di titik kumpul yang disepakati dengan kordinator lapangan yang merupakan area tempat antar jemput Aparatur Sipil Negara (ASN). Aturan di sana tidak memperbolehkan ASN membawa kendaraan pribadi sampai di pusat IKN. Sebagai gantinya disediakan bus listrik dengan kapasitas besar untuk menunjang mobilitas para ASN.
Akhirnya kami dipandu memasuki kawasan IKN. Sepanjang perjalanan terlihat galian bukit-bukit yang telah dialihfungsikan menjadi gedung-gedung seperti apartemen ASN, rumah dinas pejabat, Bank Indonesia, rumah sakit dan hotel. Tidak semua ruas jalan dalam kondisi bagus. Hanya area Kawasan Istana Presiden yang tergolong layak digunakan untuk aktivitas perkantoran, selebihnya masih proses pembangunan. Debu-debu berterbangan karena aktivitas alat berat dan lalu lalang mobil pengangkut hasil galian tanah.
Sampai di lokasi yang bertepatan pada tanggal 6 Desember 2024, kami cukup terkejut dengan perubahan lahannya karena berbeda jauh dengan video drone yang diambil pada bulan April 2024. Area yang sudah digali ditumbuhi semak belukar dan menutupi papan nama proyek yang sudah dipasang. Saat itu cuaca panas, kami merasa bersyukur telah membawa perbekalan yang dibeli di perjalanan karena di sana ternyata tidak ada satu pun penjual makanan dan minuman.
Pukul 16.00 WITA kami menyelesaikan agenda peninjauan lapangan dalam rangka validasi perencanaan dengan kondisi aktual di lokasi. Hasil peninjauan tersebut akan menjadi acuan bagi semua konsultan perencana yang terlibat dalam proses perencanaan sekolah Islam Al Azhar IKN.
Perencanaan IKN Dilakukan Secara Profesional
Sebagai salah satu tim konsultan perencana bidang infrastruktur kami bekerjasama dengan konsultan lain dengan bidang arsitek, struktur, mekanikal elektrikal, landscape dan signage. Rutin setiap pekan sekali semua bidang bertemu melakukan kordinasi baik secara offline atau online. Berbagai dinamika yang ditemukan oleh setiap bidang dalam perencanaan harus terselesaikan pada rapat pekanan yang telah dijadwalkan dengan harapan semuanya memungkinan untuk diterapkan dalam pembangunan.
Selain ahli dalam bidangnya, setiap konsultan juga memiliki tim yang telah diakui kompetensinya, dibuktikan dengan kepemilikan Sertifikat Kompetensi Keahlian (SKK). Pihak pengembang properti sendiri juga memiliki tenaga ahli yang bertugas melakukan verifikasi pada setiap perencanaan. Sebab selain mereka pemberi tugas ada kewajiban memaparkan ulang pada Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) untuk mendapatkan penilaian gedung yang layak bangun.
Namun pergantian rezim baru memberikan dampak yang signifikan pada tahap perencanaan. Salah satunya adalah kebijakan efisiensi anggaran. Target pembangunan yang dijadwalkan selesai pada bulan Mei 2025 akhirnya kandas dan sampai sekarang belum terlihat kejelasan bagaimana akhir dari proyek ini.
Dominan Unsur Politik
Memang sejak awal pembangunan IKN di dalamnya sangat dominan sekali unsur politik. Banyak yang mempertanyakan urgensi pembangunannya di kala kondisi perekonomian Indonesia tidak stabil, korupsi di banyak sektor dan buruknya pemerataan kualitas pendidikan.
Termasuk adanya pihak yang terkena dampak kerugian pembangunan IKN seharusnya menjadi pertimbangan pemimpin negeri ini. Islam menggolongkan perbuatan yang merugikan orang lain dengan istilah zalim. Allah menggambarkan kezaliman seperti di surah Al-Baqarah 279, “…dan janganlah kamu berbuat zalim (menganiaya)”. "Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim” pada surah Ali ‘Imran 57.
Apalagi jika kezaliman yang dilakukan oleh pemimpin negara dan secara sistemis tentunya akan memberikan dampak kerugian pada masyarakat yang dipimpin. Pada akhirnya, untuk siapa sesungguhnya keberlanjutan IKN ini dibangun? []
Tri Aji Akhirudin
Guru Tahsin Ideologis