Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Cendekiawan: Sesungguhnya Negara Israel Berdiri di Atas Tumpukan Kejahatan

Selasa, 03 Juni 2025 | 08:19 WIB Last Updated 2025-06-03T01:20:10Z

Tintasiyasi.ID -- Cendekiawan berdirinya Muslim Ustaz Ismail Yusanto (UIY) menilai opsi two-state nation bentuk solusi yang seakan negara Israel (Yahudi Zionis) tanpa masalah, padahal negara zionis itu berdiri di atas tumpukan kejahatan.

 

"Inikan satu solusi seperti seolah-olah berdirinya negara Israel itu tanpa masalah. Padahal sesungguhnya ini negara berdiri diatas tumpukan kejahatan, manipulasi, kebohongan," ucapnya di kanal YouTube UIY Official; Khianat Jika Akui Israel! Ini Nasehat Untuk Presiden!, Sabtu (31/05/2025).

 

Adapun, ia memandang perlunya memahami sejarah berdirinya Israel. “Bermula ketika Theodore Hazel dalam Kongres Zionis pertama di Basel pada tahun 1897 mengemukakan pentingnya mendirikan negara Yahudim,” sebutnya.

 

"Kita tidak boleh lupa bahwa gagasan itu ditolak keras oleh orang-orang Yahudi, mengapa? Karena itu tidak realistis dan juga tidak punya dasar, dasar historis dan tidak punya dasar teologis," ungkapnya.

 

Menurutnya, maksud tidak memiliki dasar historis yakni bahwa dalam sejarah di masa sebelum 1897 tidak ada catatan jika Yahudi punya negara, apalagi di tanah Palestina. “Lantas secara teologi tidak ada perintah bagi orang Yahudi untuk mempunyai negara,” bebernya.

 

"Karena itu pada waktu ditolak keras terutama oleh orang-orang Yahudi yang hidup di Eropa Barat, yakni mereka yang relatif sudah hidup berkecukupan, makmur, hidup sejahtera, dan hidup aman. Tetapi Theodore Hazel tidak mau mundur dan terus aja, kemudian dia membangun komunitas sendiri yang disebut dengan orang-orang Zionis itu, melalui Kongres Basel tahun 1897. itulah kemudian disahkan cita-cita negara Yahudi, yang harus dingat di titik ini," terangnya.

 

UIY mengisahkan semula yang menjadi target berdirinya negara Yahudi bukanlah Palestina, melainkan Argentina dan Uganda. “Namun Theodore Hazel melihat peluang besar di Palestina dan juga ada gerakan Zionis yang menginginkan Gunung Zion sebagai pusat peribadahan orang Yahudi,” ulasnya. 

 

"Kalau cita-cita itu diletakkan di Palestina maka mereka akan mendapatkan tambahan kekuatan legitimasi agama sekaligus, di situ tempat ibadahnya orang Yahudi. Kemudian terjadilah apa yang saya kira sejarah itu masih mencatat bagaimana mereka melakukan okupasi itu terutama semenjak 1924 ketika Khilafah Utsmani itu runtuh," bebernya.

 

UIY menjelaskan bahwa sebelumnya Theodore Hazel sudah meminta lebih dulu kepada Sultan Abdul Hamid II, namun sejarah mencatat bahwa Sultan Abdul Hamid II menolak keras meskipun diiming-imingi berbagai macam hadiah.

 

"Ketika Theodore Hazel datang ke Sultan Abdul Hamid II itu menunjukkan mereka sadar betul bahwa tanah itu tanah bertuan, itu tanah dikuasai Khilafah Utsmani. Ketika Khilafah Utsmani runtuh maka mereka baru bisa mengambil sedikit demi sedikit tanah itu," ujarnya.

 

"Sejarah juga mencatat pendaratan pertama orang-orang Yahudi di Pelabuhan Haifa melalui kapal, dari sebuah kapal dari London memborong orang Yahudi. Artinya di sana ada okupasi atau pencaplokan wilayah, sejak awal memang bermasalah itu," tambahnya.

 

Sehingga, ia menegaskan, statusnya kedatangan orang-orang Yahudi ke Palestina ialah perampasan atau penjajahan. “Menilik dari segi konstitusi maka seharusnya Presiden Prabowo dengan tegas mengatakan penjajahan di muka bumi ini harus dihapuskan,” lugasnya.

 

"Karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Jadi di dalam konstitusi itu kan dinyatakan dengan tegas bahwa penjajahan dimuka bumi ini harus dihapuskan," tutupnya.[] Taufan

Opini

×
Berita Terbaru Update