"Ada
tiga cara untuk melindungi generasi dari makanan yang diharamkan," ujarnya
di Youtube Khilafah News, Kamis (15/05/2025).
Pertama,
makanan terbaik adalah makanan yang dibuat oleh keluarga. “Makanan yang dibuat
oleh ibu menunya jelas, bahan bakunya yang terbaik, dengan proses yang terbaik.
Itu menjadi makanan utama yang memang harus dikonsumsi oleh anak-anak di
Indonesia,” jelasnya.
"Harus
ada edukasi kepada seluruh keluarga. Pemerintah harus mendorong suatu program,
di mana rumah tangga mereka harus mampu untuk
memproduksi makanan sendiri sehingga secara gizi akan terjaga, secara
kehalalannya akan terjaga," tuturnya.
Kedua,
jika memang diperlukan suatu makanan kemasan olahan yang diproduksi oleh
industri, maka industri ini menang harus benar-benar terpahamkan dan harus
benar-benar berkomitmen untuk menjalankan suatu proses produksi yang halal
bahan bakunya.
"Kalau
misalnya produksi di dalam negeri akan diberikan sanksi yang tegas, istilahnya
memberikan efek jera, sehingga jika ada pelanggaran ini tidak merembet ke yang
lain," tandasnya.
Ketiga,
jika memang memerlukan produk impor, maka harus ada hubungan ketat antara dua
negara, baik Indonesia maupun negara-negara lainnya untuk menjamin sertifikat
halal ini.
"Enggak
kayak seperti kemarin misalnya, Indonesia apa Amerika Serikat mempermasalahkan
sertifikat halal. Indonesia yang dianggap menghambat masuknya produk-produk
mereka ke Indonesia," ujarnya.
Ia
menegaskan, Indonesia jangan sampai terdikte. “Harus menjadi bangsa yang memang
mandiri, punya kepribadian. Jika mayoritas Muslim tentunya kepribadiannya
standarnya Islam. Maka jangan sampai didikte oleh negara-negara lain, sehingga
dengan mudah produk-produk haram mereka bisa masuk,” ulasnya.
"Nah, penguatan
positioning kita di dunia ini pun harus dikuatkan, sehingga kita bisa
mengatur juga produk-produk supaya tidak ada produk haram yang masuk,"
tutupnya.[] Rina