Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Terkait Wacana Vasektomi, Pengamat: Kebijakan Dibuat Tidak Berdasarkan Fakta Tetapi Nilai Emosional

Minggu, 11 Mei 2025 | 08:02 WIB Last Updated 2025-05-11T01:03:06Z
TintaSiyasi.id -- Menanggapi wacana vasektomi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sebagai syarat menerima bantuan sosial, Pengamat Sosial dan Politik Ustaz Iwan Januar, mengatakan, kebijakan yang dibuat tidak berdasarkan fakta tetapi nilai emosional.

"Sering kebijakan yang dibuat oleh satu orang tertentu tidak berdasarkan fakta, enggak berdasarkan kepada metode ilmiah, cuman nilai emosional aja, impulsive," ungkapnya di kanal YouTube Cinta Qur’an Foundation, Betulkah Anak Penyebab Kemiskinan?, Rabu (7/5/2025).

Ia mengungkapkan, data terakhir dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) ada dua bahaya mengintai Indonesia. Pertama tingkat pernikahan turun. Tahun 2023 angka pernikahan yang paling rendah sepanjang sejarah. Kedua, total kesuburan, tingkat kelahiran di Indonesia sekarang sudah mendekati 2 ini 2,1, ini bahaya karena bisa jadi mengalami kemerosotan populasi penduduk.

"Jepang sama Korea pemerintahnya sampai ngerayu-rayu untuk punya anak, Jepang itu sepi sampai pemerintahnya merayu-rayu kepada warganya itu nikah dong, ayo dong punya anak dong, saking mereka itu kekurangan penduduk, nah kalau sekarang di kampanyekan vasektomi, sementara fakta ini menunjukkan tingkat pernikahan turun, tingkat kelahirannya turun, ditambah kebijakan itu makin turun, hitung-hitungan 20 tahun Indonesia bakal mengalami seperti Jepang, Cina dan Korea," terangnya.

"Nanti kita kekurangan penduduk, kurang tenaga kerja, siapa yang jadi polisi, tentara, ilmuwan karena pada tua-tua semua dan Jepang Korea Cina itu mereka sudah mengalami kondisi yang menyedihkan dan warganya dibujuk-bujuk supaya nikah, punya anak enggak mau mereka sudah ngerasa enak enjoy, paling dikasih insentifikasi uang segala macam udah enggak mau," sambungnya.

Fakta dari pemerntah Indonesia mengalami ancaman pengurangan penduduk. [] Alfia Purwanti

Opini

×
Berita Terbaru Update