Tintasiyasi.ID -- Aktivis Islam asal Inggris Sami Hamdi menyatakan bahwa tragedi genosida yang terjadi di Gaza adalah dampak dari bentuk pengkhianatan para penguasa Muslim.
“Tragedi yang
sedang terjadi di Gaza, yaitu genosida yang kita saksikan adalah buah dari pengkhianatan
para penguasa Muslim,” ujarnya dalam podcast 5pillarsuk, Selasa
(29/04/2025).
Bahkan ia
menebak lebih jauh lagi, banyak orang yang terlibat dalam pengkhianatan
tersebut. Sebagai contoh adalah para pendukung yang terus mempertahankan posisi
Bin Salman dan Bin Zayed.
“Saya bahkan
menebak lebih jauh lagi. Orang-orang yang menjadi pendukung untuk
mempertahankan pengkhianat seperti Bin Salman
dan Bin Zayed, terlibat dalam pengkhiatan ini tentunya,” tuturnya.
Alasannya,
kata Sami, mereka (para pendukung penghianat) sedang mencoba untuk mencegah
pembentukan satu kondisi lingkungan umat Islam untuk bisa menekan para penguasa
mengeluarkan suaranya lalu bersikap tegas terhadap pelaku genosida.
Ia menyatakan
demikian bukanlah bermaksud untuk mengajak orang-orang menurunkan Bin Salman
ataupun Bin Zayed. Hanya sekadar untuk mengajak dan mengingatkan tanggung jawab
terhadap Allah Swt. untuk menolak normalisasi dengan negara Zionis.
“Saya tidak
sedang mengatakan untuk menurunkan Bin Salman. Ya, saya sedang mengatakan Bin
Zayed, takutlah pada Allah dengan normalisasi (Israel) ini!” lanjut Sami
menegaskan.
Hakikatnya
kata Sami, ia tidaklah bicara sosok yang
menjadi penguasa negeri Muslim saat ini, seperti di UEA. Ia hanya menginginkan
siapa pun penguasa Muslim yang punya kekuatan, agar menolak normalisasi dengan
penjajah (Zionis).
“Aku tidak
peduli siapapun yang jadi penguasa UEA. Hanya untuk mengatakan, tolak
normalisasi. Jika ia melakukannya, besok kita akan katakan padanya, mashaallah,
kerja bagus Bin Zayed! Saya juga tidak sedang mengatakan untuk menjatuhkan Bin
Salman, hanya ingin katakan, ittaqillah! Takutlah pada Allah! Tolak
normalisasi,” beber Sami menjelaskan.
Seharusnya,
Bahrain bisa dijadikan salah satu contoh bagi negeri lainnya karena tidak
menerima normalisasi. Turki, sebagai negara yang punya pengaruh di Eropa dan
punya kemampuan untuk melumpuhkan Israel, seharusnya memutuskan pipa minyak dan
kerjasama dagang.
“Seperti yang
Anda katakan, Bahrain menolak normalisasi. Saya tidak sedang mengatakan Erdogan
harus diganti. Tetapi ya, saya akan katakan, putuskan perdagangan. Demi Allah,
putuskan dengan Israel. Ya akhi, hina
mereka dengan memutus pipa minyak yang membentang dari Ajarbeizan hingga
Israel. Gunakan itu. Anda tahu ini saatnya untuk memutuskan itu,” jelasnya
meyakinkan.
Menurutnya,
Turki adalah negara yang punya peran penting bagi orang-orang Eropa dan tidak
akan menghinanya andai berani memutuskan hubungan dengan Israhell. Bahkan ia
yakin, warga Turki akan mendukung hal demikian.
“Para Kemalis
tidak punya kekuatan untuk bangkit ini.
Masa Imamoglu’s juga sudah selesai. Dengan kata lain Anda (Erdogan) pada
dasarnya adalah Sultan di Turki saat ini. Lakukalah sesuatu. Tidak ada satu pun
mengatakan untuk menjatuhkan para penguasa ini. Hanya menyeru mereka agar
bersikap benar dan berhentilah menjadi boneka Israhell. Berhentilah menjadi
orang yang Israel buntuti kemana-mana,” pungkasnya.[] M. Siregar