Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Sami Hamdi: Tragedi yang Terjadi di Gaza Adalah Bentuk Pengkhianatan dari para Penguasa Muslim

Minggu, 04 Mei 2025 | 05:55 WIB Last Updated 2025-05-03T22:55:54Z


Tintasiyasi.ID -- Aktivis Islam asal Inggris Sami Hamdi menyatakan bahwa tragedi genosida yang terjadi di Gaza adalah dampak dari bentuk pengkhianatan para penguasa Muslim.

 

“Tragedi yang sedang terjadi di Gaza, yaitu genosida yang kita saksikan adalah buah dari pengkhianatan para penguasa Muslim,” ujarnya dalam podcast 5pillarsuk, Selasa (29/04/2025).

 

Bahkan ia menebak lebih jauh lagi, banyak orang yang terlibat dalam pengkhianatan tersebut. Sebagai contoh adalah para pendukung yang terus mempertahankan posisi Bin Salman dan Bin Zayed.

 

“Saya bahkan menebak lebih jauh lagi. Orang-orang yang menjadi pendukung untuk mempertahankan pengkhianat seperti Bin Salman  dan Bin Zayed, terlibat dalam pengkhiatan ini tentunya,” tuturnya.

 

Alasannya, kata Sami, mereka (para pendukung penghianat) sedang mencoba untuk mencegah pembentukan satu kondisi lingkungan umat Islam untuk bisa menekan para penguasa mengeluarkan suaranya lalu bersikap tegas terhadap pelaku genosida.

 

Ia menyatakan demikian bukanlah bermaksud untuk mengajak orang-orang menurunkan Bin Salman ataupun Bin Zayed. Hanya sekadar untuk mengajak dan mengingatkan tanggung jawab terhadap Allah Swt. untuk menolak normalisasi dengan negara Zionis.

 

“Saya tidak sedang mengatakan untuk menurunkan Bin Salman. Ya, saya sedang mengatakan Bin Zayed, takutlah pada Allah dengan normalisasi (Israel) ini!” lanjut Sami menegaskan.

 

Hakikatnya kata Sami, ia tidaklah bicara  sosok yang menjadi penguasa negeri Muslim saat ini, seperti di UEA. Ia hanya menginginkan siapa pun penguasa Muslim yang punya kekuatan, agar menolak normalisasi dengan penjajah (Zionis).

 

“Aku tidak peduli siapapun yang jadi penguasa UEA. Hanya untuk mengatakan, tolak normalisasi. Jika ia melakukannya, besok kita akan katakan padanya, mashaallah, kerja bagus Bin Zayed! Saya juga tidak sedang mengatakan untuk menjatuhkan Bin Salman, hanya ingin katakan, ittaqillah! Takutlah pada Allah! Tolak normalisasi,” beber Sami menjelaskan. 

 

Seharusnya, Bahrain bisa dijadikan salah satu contoh bagi negeri lainnya karena tidak menerima normalisasi. Turki, sebagai negara yang punya pengaruh di Eropa dan punya kemampuan untuk melumpuhkan Israel, seharusnya memutuskan pipa minyak dan kerjasama dagang.

 

“Seperti yang Anda katakan, Bahrain menolak normalisasi. Saya tidak sedang mengatakan Erdogan harus diganti. Tetapi ya, saya akan katakan, putuskan perdagangan. Demi Allah, putuskan dengan Israel.  Ya akhi, hina mereka dengan memutus pipa minyak yang membentang dari Ajarbeizan hingga Israel. Gunakan itu. Anda tahu ini saatnya untuk memutuskan itu,” jelasnya meyakinkan.

 

Menurutnya, Turki adalah negara yang punya peran penting bagi orang-orang Eropa dan tidak akan menghinanya andai berani memutuskan hubungan dengan Israhell. Bahkan ia yakin, warga Turki akan mendukung hal demikian.

 

“Para Kemalis tidak punya kekuatan untuk bangkit ini.  Masa Imamoglu’s juga sudah selesai. Dengan kata lain Anda (Erdogan) pada dasarnya adalah Sultan di Turki saat ini. Lakukalah sesuatu. Tidak ada satu pun mengatakan untuk menjatuhkan para penguasa ini. Hanya menyeru mereka agar bersikap benar dan berhentilah menjadi boneka Israhell. Berhentilah menjadi orang yang Israel buntuti kemana-mana,” pungkasnya.[] M. Siregar

Opini

×
Berita Terbaru Update