“Dan benar,
absennya aktivitas amar makruf nahi mungkar adalah penyebab terjadinya bencana
di tengah umat,” tututrnya dalamm unggahan video pribadinya di kanal YouTube
Let’s Take A Look, yang berjudul Mimbar Sickness, Sabtu (19 /04 2025).
Menurutnya, aktivitas
amar makruf jualah yang seharusnya terus dilakukan sebagai kepedulian kepada
kondisi Gaza, yaitu menyeru kalangan yang memiliki kemampuan dan pengaruh untuk
menghentikan genosida sebagai tanggung jawab mereka kepada Allah Swt., seperti
para imam (khatib masjid) dan militer.
“Aktivitas
amar makuf nahi mungkar seharusnya terus dilakukan sebagai wujud kepadulian
terhadap Gaza, yaitu mengajak orang-orang baik tadi (seperti para khatib) yang
mungkin memiliki kemampuan dan pengaruh untuk menghentikan genosida, serta
mengajak para militer Muslim di dunia Islam untuk menghentikan genosida sebagai
respons dan memenuhi tanggung jawab mereka kepada Allah Swt.,“ sambungnya.
Aktivas yang
demikian katanya, adalah bentuk perjuangan untuk Allah Swt. yang dilakukan
dengan harta, lisan, serta raga.
Akan tetapi,
nampaknya menjadi suatu penyakit berulang yang menjangkiti para khatib di
berbagai masjid karena menyalahkan umat Islam atas genosida yang terjadi di
Gaza. Tanpa mencari tahu akar persoalan yang sesungguhnya. Pernyataan demikian
kata Mazhar mengandung kesalahan besar.
“Kini
lagi-lagi saya mendengar penyiksaan, penindasan, genosida sedang terjadi di
Gaza karena perbuatan kita. Ada sebuah masalah besar dalam pernyataan ini.
Sekarang kita akan lihat apa maksudnya?” tanya Mazhar.
Ketika
bencana menimpa seperti di Gaza, bahkan hampir seluruh dunia Islam, jarang
sekali mencari tahu penyebab utama terjadinya penjajahan, pembantaian,
penyiksaan, genosida, hingga kelaparan. Sehingga tidak relevan dengan sikap
yang diambil oleh mereka (para imam khatib) yang menyalahkan umat Islam
sepihak.
Mazhar
menyatakan, sikap relevan yang seharusnya mereka tunjukkan bersama umat Islam
adalah mampu merespon dan memberikan pertolongan bagi yang membutuhkannya.
“Sebagai
contoh, kita melihat langsung di depan kita ada seorang imam masjid diserang
oleh kelompok perampok rasis. Lalu kita ingin menolongnya. Bagaimana cara yang
benar menolong imam tadi? Tentu bukan dengan cara kita pergi mengabari
keluarganya dan mengatakan bahwa kita tahu yang terjadi (penyeranagan imam)
tadi disebabkan karena perbuatannya,” terangnya melanjutkan.
Ada alasan
tertentu imam tersebut diserang oleh kawanan perampok. Dan tentu menyikapi
dengan cara yang benar atas peristiwa yang menimpa imam adalah menolongnya
tanpa memperdulikan lagi alasan perampokan yang menimpanya.
Ia
menegaskan, bahwa tanggung jawab sesama Muslim ketika terjadi penyerangan atau
penindasan adalah mengutamakan pertolongan.
Mazhar juga
mengingatkan untuk menjadi sosok atau seorang Muslim yang baik sendiri seperti
kasus imam (khatib) yang tidak peduli dengan Palestina atau dunia Islam.
”Saya akan
ingatkan, Nabi saw. pernah menyampaikan sebuah kisah, di mana pernah terdapat
seseorang yang saleh, tetetapi Allah Swt. mengirimkan malaikat untuk
menghancukan kampung tempat tinggalnya. Ketika malaikat menemui Allah Swt., lalu Allah berkata, terdapat
seseorang yang saleh di antara mereka di kampung itu. Mulailah dari dia. Kenapa
Allah meemintahkan malaikat itu menghancurkan kampung orang baik (saleh)
tersebut? Karena kata Allah, ia tahu di sekelilingnya ada kemungkaran merajalela,
tetapi ia tidak berbuat apa pun. Ia terlalu sibuk untuk memperbaiki dan
melindungi dirinya sendiri. Ia tidak melakukan amar makruf nahi mungkar,”
bebernya.
Mazhar
menyebutkan, solusi yang ditawarkan oleh para imam mimbar yang cenderung
menyalahkan umat Islam sepihak tidaklah relevan. Bahkan hakikatnya hanya akan
menambah kemarahan Allah Swt. bila tidak melakukan amar makruf nahi mungkar.[] M.Siregar