"Ditinjau
dari segi syariat, mayoritas ulama mazhab itu
mengharamkan vasektomi," tuturnya di YouTube Khilafah News,
Ahad (06/05/2025).
Ia mengutip
surah An-Nissa ayat 119, yang artinya, "... dan pasti akan kusesatkan
mereka, dan akan kubangkitkan angan-angan kosong pada mereka, dan akan kusuruh
mereka memotong telinga-telinga binatang ternak, (lalu mereka benar-benar
memotongnya), dan akan aku suruh mereka mengubah ciptaan Allah, (lalu mereka
benar-benar mengubahnya). Barang siapa menjadikan setan sebagai
pelindung selain Allah, maka sungguh, dia menderita kerugian yang nyata.”
"Artinya
para ulama memandang vasektomi merupakan bentuk perubahan ciptaan Allah yang
tidak dibenarkan, sehingga ini mengikuti perintah setan dan itu diancam nanti
di akhirat akan mendapatkan kerugian yang sangat," ujarnya.
Ia menegaskan
bahwa di dalam hadis, Rasulullah melarang melakukan kebiri. “Baik mengebiri dia
sendiri, orang lain, maupun mengebiri binatang.
Itu tidak dibenarkan,” tegasnya.
"Jadi
aktivitas vasektomi ini adalah suatu keharaman. Kalau ini menjadi satu syarat
untuk menerima bansos, merupakan satu kezaliman dan tidak dibenarkan oleh
syarak. Masyarakat itu harus menolaknya dan harus melakukan muhasabah kepada
penguasa yang mau menerapkan aturan ini kayak gitu," tegasnya.
Menurutnya,
jika vasektomi di usulkan sebagai syarat untuk memberikan bantuan sosial dan
mau diterapkan maka seharusnya berpikir apakah ini dibenarkan oleh syariat atau
tidak.
"Usulan
ini jelas memisahkan agama dari dari kehidupan. Mungkin pola pikirnya mereka
itu dengan melakukan penekanan atau membatasi kelahiran dengan vasektomi ini,
mereka berpikir bisa mengatasi distribusi bansos sehingga bisa merata,"
ujarnya.
Jadi
persoalannya menurut mereka, imbuhnya, jumlah dana bansos itu terbatas, sementara jumlah
penduduk ini tidak terbatas, terus mengalami perkembangan. “Untuk mengatasi itu
maka harus dilakukan KB atau harus dilakukan vasektomi,” tuturnya menganalisis.
“Ini
sebenarnya antara persoalan dengan solusi itu tidak nyambung, karena pangkal
persoalannya sebenarnya bukan banyaknya penduduk dan sedikitnya bantuan sosial
itu, tetapi karena distribusi kekayaan di negeri ini yang tidak merata, karena
hanya dikuasai oleh segelintir orang,” bebernya.
"Kenapa
seperti itu? Ya, karena akibat diterapkannya sistem ekonomi liberal. Sistem
kapitalis inilah yang menyebabkan kekayaan ini mengerucut kepada orang-orang
tertentu sehingga mereka yang lainnya tidak kebagian, sehingga menjadi miskin
secara struktural bukan kultural. Secara struktural memang dipaksa menjadi
miskin karena sistemnya seperti ini," pungkasnya.[] Rina