Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Mayoritas Ulama Mazhab Mengharamkan Vasektomi

Selasa, 20 Mei 2025 | 07:35 WIB Last Updated 2025-05-20T00:35:55Z

Tintasiyasi.ID -- Terkait wacana Gubernur Jawa Barat Dedy Mulyadi menjadikan vasektomi sebagai syarat bagi masyarakat untuk menerima bantuan sosial (bansos), Praktisi Kesehatan K.H. dr. M. Ali Syafi'udin menjelaskan bahwa mayoritas ulama mazhab mengharamkan vasektomi.

 

"Ditinjau dari segi syariat, mayoritas ulama mazhab itu mengharamkan vasektomi," tuturnya di YouTube Khilafah News, Ahad (06/05/2025).

 

Ia mengutip surah An-Nissa ayat 119, yang artinya, "... dan pasti akan kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan angan-angan kosong pada mereka, dan akan kusuruh mereka memotong telinga-telinga binatang ternak, (lalu mereka benar-benar memotongnya), dan akan aku suruh mereka mengubah ciptaan Allah, (lalu mereka benar-benar mengubahnya). Barang siapa menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah, maka sungguh, dia menderita kerugian yang nyata.”

 

"Artinya para ulama memandang vasektomi merupakan bentuk perubahan ciptaan Allah yang tidak dibenarkan, sehingga ini mengikuti perintah setan dan itu diancam nanti di akhirat akan mendapatkan kerugian yang sangat," ujarnya.

 

Ia menegaskan bahwa di dalam hadis, Rasulullah melarang melakukan kebiri. “Baik mengebiri dia sendiri, orang lain, maupun mengebiri binatang.  Itu tidak dibenarkan,” tegasnya.

 

"Jadi aktivitas vasektomi ini adalah suatu keharaman. Kalau ini menjadi satu syarat untuk menerima bansos, merupakan satu kezaliman dan tidak dibenarkan oleh syarak. Masyarakat itu harus menolaknya dan harus melakukan muhasabah kepada penguasa yang mau menerapkan aturan ini kayak gitu," tegasnya.

 

Menurutnya, jika vasektomi di usulkan sebagai syarat untuk memberikan bantuan sosial dan mau diterapkan maka seharusnya berpikir apakah ini dibenarkan oleh syariat atau tidak.

 

"Usulan ini jelas memisahkan agama dari dari kehidupan. Mungkin pola pikirnya mereka itu dengan melakukan penekanan atau membatasi kelahiran dengan vasektomi ini, mereka berpikir bisa mengatasi distribusi bansos sehingga bisa merata," ujarnya.

 

Jadi persoalannya menurut mereka, imbuhnya, jumlah dana bansos itu terbatas, sementara jumlah penduduk ini tidak terbatas, terus mengalami perkembangan. “Untuk mengatasi itu maka harus dilakukan KB atau harus dilakukan vasektomi,” tuturnya menganalisis.

 

“Ini sebenarnya antara persoalan dengan solusi itu tidak nyambung, karena pangkal persoalannya sebenarnya bukan banyaknya penduduk dan sedikitnya bantuan sosial itu, tetapi karena distribusi kekayaan di negeri ini yang tidak merata, karena hanya dikuasai oleh segelintir orang,” bebernya.

 

"Kenapa seperti itu? Ya, karena akibat diterapkannya sistem ekonomi liberal. Sistem kapitalis inilah yang menyebabkan kekayaan ini mengerucut kepada orang-orang tertentu sehingga mereka yang lainnya tidak kebagian, sehingga menjadi miskin secara struktural bukan kultural. Secara struktural memang dipaksa menjadi miskin karena sistemnya seperti ini," pungkasnya.[] Rina

Opini

×
Berita Terbaru Update