Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Keunggulan Sistem Islam; Negara Bukan Penonton, tetapi Penegak Keadilan (Seri Islam Solusi Total dan Global Bagian 7 (Habis))

Minggu, 04 Mei 2025 | 16:31 WIB Last Updated 2025-05-04T09:31:13Z

Tintasiyasi.ID -- Jika sistem buatan manusia terbukti gagal, maka sudah saatnya umat kembali kepada sistem buatan Allah. Islam. Tetapi bukan Islam tambal sulam. Bukan Islam sebatas kesalehan ritual dan sosial. Yang kita maksud adalah Islam yang kaffah: sistem hidup yang mengatur seluruh aspek kehidupan, dari individu sampai bernegara.

 

Islam bukan cuma agama yang mengatur salat, puasa, dan zakat. Islam juga punya sistem ekonomi, politik, hukum, pendidikan, bahkan hubungan internasional. Semua itu berasal dari wahyu. Bukan hasil kompromi atau voting. Inilah yang membedakan Islam dari sistem manusia.

 

1. Negara Berperan Aktif, Bukan Netral

 

Dalam Islam, negara bukan wasit yang netral. Negara adalah pelaksana syariat. Negara wajib menjamin keadilan, memenuhi kebutuhan rakyat. Negara menjaga akidah dan memberantas kemungkaran. Negara Islam tidak membiarkan rakyat miskin karena dikerjai korporasi. Tidak boleh ada tambang dan hutan dijarah investor, baik lokal, asing, maupun aseng.

 

Negara bertugas mengatur urusan umat berdasarkan syariat. Bukan berdasarkan untung-rugi. Rasulullah saw. bersabda:

 

«الإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ»

 

Imam (pemimpin) adalah pengurus rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyatnya. (HR Al-Bukhari dan Muslim)

 

2. Kepemilikan Umum Dilindungi Syariat

 

Islam membagi harta menjadi tiga: milik individu, milik umum, dan milik negara. Kekayaan alam seperti tambang, hutan, laut, energi, semua masuk kategori milik umum. Negara tidak boleh menyerahkan ke swasta, apalagi asing. Harus dikelola negara untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.

 

Rasulullah saw. bersabda:

 

«المُسْلِمُونَ شُرَكَاءُ فِي ثَلَاثٍ: فِي الكَلَإِ وَالمَاءِ وَالنَّارِ»

 

Kaum Muslim berserikat dalam tiga hal: padang rumput, air, dan api (energi). (HR Abu Dawud)

 

3. Sistem Pajak Bukan Andalan Keuangan Negara

 

Islam tidak menjadikan pajak sebagai tulang punggung negara. Keuangan negara bersumber dari harta zakat, ganimah, fai, jizyah, kharaj, dan pengelolaan milik umum. Pajak hanya boleh dipungut dalam kondisi darurat dan dari orang kaya saja. Itu pun sifatnya sementara.

 

Ini sangat berbeda dengan sistem kapitalisme hari ini. Rakyat kecil dicekik pajak. Sementara konglomerat dan investor malah dikasih karpet merah. Mereka diguyur dengan berbagai kemudahan pajak. Ada insentif, tax holiday, tax allowance, pembebasan PPN, dan banyak lagi. Bahkan juga ada tax amnesty alias pengampunan pajak.

 

4. Distribusi Kekayaan Diatur, Bukan Dibebaskan

 

Islam tidak membiarkan kekayaan berputar di tangan orang kaya saja. Negara Islam memastikan distribusi kekayaan adil. Salah satunya dengan zakat dan larangan penimbunan. Allah Swt. berfirman:

 

كَيْ لَا يَكُونَ دُولَةًۭ بَيْنَ ٱلْأَغْنِيَآءِ مِنكُمْ...

 

... Agar harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu... (QS Al-Hasyr [59]: 7)

 

5. Pendidikan Dibangun atas Akidah Islam

 

Negara Islam tidak membiarkan pendidikan dikuasai pasar atau asing. Pendidikan adalah hak rakyat dan kewajiban negara. Tujuannya mencetak manusia yang bertakwa dan berilmu. Bukan sekadar pandai, apalagi jadi tenaga kerja yang bakal dieksploitasi oleh pemodal.

 

6. Politik Luar Negeri Berdasar Dakwah dan Jihad

 

Islam tidak menganut politik luar negeri yang tunduk pada kekuatan besar dunia. Politik luar negeri negara Islam adalah menyebarkan rahmat Islam ke seluruh dunia. Hal itu dilakukan dengan dakwah. Tetapi jika ditolak dan atau dihalangi, solusinya jihad fi sabilillah, bukan penjajahan. Tetapi pembebasan manusia dari kezaliman sistem buatan manusia.

 

Dari uraian singkat tadi, tak pelak lagi Islam bukan hanya solusi individu. Di bidang muamalah, syariat Islam tak melulu bicara soal mencuri potong tangan, berzina dirajam, atau hal-hal berkonotasi darah belaka. Seperti yang berkali-kali dan terus-menerus dikampanyekan oleh mereka yang benci Islam.

 

Syariat Islam adalah solusi peradaban. Total dan global. Negara Islam bukan negara agama yang menindas. Negara islam adalah negara ideologis yang adil. Negara yang menjamin hak semua warga negara. Baik Muslim maupun non-Muslim.

 

Dengan Islam kaffah, dunia akan merasakan kembali apa itu keadilan, rahmat, dan peradaban mulia. Semua itu bukan mimpi. Ini pernah terjadi, dan akan terjadi lagi.

 

Allah Swt. berfirman:

 

وَنُرِيدُ أَن نَّمُنَّ عَلَى ٱلَّذِينَ ٱسْتُضْعِفُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةًۭ وَنَجْعَلَهُمُ ٱلْوَٰرِثِينَ

 

Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi dan menjadikan mereka pemimpin serta menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi). (QS Al-Qashash [28]: 5).


(Seri Islam Solusi Total dan Global sebagai pengantar telah selesai. Selanjutnya masuk ke Kegagalan Sistem-Sistem Global. In sya Allah)

 

Jakarta, 1 Mei 2025

 


Oleh: Edy Mulyadi

Wartawan Senior

Opini

×
Berita Terbaru Update