Islam bukan
cuma agama yang mengatur salat, puasa, dan zakat. Islam juga punya sistem
ekonomi, politik, hukum, pendidikan, bahkan hubungan internasional. Semua itu
berasal dari wahyu. Bukan hasil kompromi atau voting. Inilah yang membedakan
Islam dari sistem manusia.
1. Negara
Berperan Aktif, Bukan Netral
Dalam Islam,
negara bukan wasit yang netral. Negara adalah pelaksana syariat. Negara wajib
menjamin keadilan, memenuhi kebutuhan rakyat. Negara menjaga akidah dan
memberantas kemungkaran. Negara Islam tidak membiarkan rakyat miskin karena
dikerjai korporasi. Tidak boleh ada tambang dan hutan dijarah investor, baik
lokal, asing, maupun aseng.
Negara
bertugas mengatur urusan umat berdasarkan syariat. Bukan berdasarkan
untung-rugi. Rasulullah saw. bersabda:
«الإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْؤُولٌ عَنْ
رَعِيَّتِهِ»
Imam
(pemimpin) adalah pengurus rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyatnya.
(HR Al-Bukhari dan Muslim)
2.
Kepemilikan Umum Dilindungi Syariat
Islam membagi
harta menjadi tiga: milik individu, milik umum, dan milik negara. Kekayaan alam
seperti tambang, hutan, laut, energi, semua masuk kategori milik umum. Negara
tidak boleh menyerahkan ke swasta, apalagi asing. Harus dikelola negara untuk
sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.
Rasulullah saw.
bersabda:
«المُسْلِمُونَ شُرَكَاءُ فِي ثَلَاثٍ: فِي
الكَلَإِ وَالمَاءِ وَالنَّارِ»
Kaum Muslim
berserikat dalam tiga hal: padang rumput, air, dan api (energi). (HR
Abu Dawud)
3. Sistem
Pajak Bukan Andalan Keuangan Negara
Islam tidak
menjadikan pajak sebagai tulang punggung negara. Keuangan negara bersumber dari
harta zakat, ganimah, fai, jizyah, kharaj, dan pengelolaan milik umum.
Pajak hanya boleh dipungut dalam kondisi darurat dan dari orang kaya saja. Itu pun
sifatnya sementara.
Ini sangat
berbeda dengan sistem kapitalisme hari ini. Rakyat kecil dicekik pajak.
Sementara konglomerat dan investor malah dikasih karpet merah. Mereka diguyur
dengan berbagai kemudahan pajak. Ada insentif, tax holiday, tax
allowance, pembebasan PPN, dan banyak lagi. Bahkan juga ada tax amnesty
alias pengampunan pajak.
4. Distribusi
Kekayaan Diatur, Bukan Dibebaskan
Islam tidak
membiarkan kekayaan berputar di tangan orang kaya saja. Negara Islam memastikan
distribusi kekayaan adil. Salah satunya dengan zakat dan larangan penimbunan.
Allah Swt. berfirman:
كَيْ لَا يَكُونَ دُولَةًۭ بَيْنَ ٱلْأَغْنِيَآءِ مِنكُمْ...
... Agar
harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara
kamu... (QS Al-Hasyr [59]: 7)
5. Pendidikan
Dibangun atas Akidah Islam
Negara Islam
tidak membiarkan pendidikan dikuasai pasar atau asing. Pendidikan adalah hak
rakyat dan kewajiban negara. Tujuannya mencetak manusia yang bertakwa dan
berilmu. Bukan sekadar pandai, apalagi jadi tenaga kerja yang bakal
dieksploitasi oleh pemodal.
6. Politik
Luar Negeri Berdasar Dakwah dan Jihad
Islam tidak
menganut politik luar negeri yang tunduk pada kekuatan besar dunia. Politik
luar negeri negara Islam adalah menyebarkan rahmat Islam ke seluruh dunia. Hal
itu dilakukan dengan dakwah. Tetapi jika ditolak dan atau dihalangi, solusinya
jihad fi sabilillah, bukan penjajahan. Tetapi pembebasan manusia dari kezaliman
sistem buatan manusia.
Dari uraian
singkat tadi, tak pelak lagi Islam bukan hanya solusi individu. Di bidang
muamalah, syariat Islam tak melulu bicara soal mencuri potong tangan, berzina
dirajam, atau hal-hal berkonotasi darah belaka. Seperti yang berkali-kali dan
terus-menerus dikampanyekan oleh mereka yang benci Islam.
Syariat Islam
adalah solusi peradaban. Total dan global. Negara Islam bukan negara agama yang
menindas. Negara islam adalah negara ideologis yang adil. Negara yang menjamin
hak semua warga negara. Baik Muslim maupun non-Muslim.
Dengan Islam
kaffah, dunia akan merasakan kembali apa itu keadilan, rahmat, dan peradaban
mulia. Semua itu bukan mimpi. Ini pernah terjadi, dan akan terjadi lagi.
Allah Swt.
berfirman:
وَنُرِيدُ أَن نَّمُنَّ عَلَى ٱلَّذِينَ ٱسْتُضْعِفُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ
وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةًۭ وَنَجْعَلَهُمُ ٱلْوَٰرِثِينَ
Dan Kami
hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi dan menjadikan
mereka pemimpin serta menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi). (QS
Al-Qashash [28]: 5).
(Seri Islam Solusi Total dan Global sebagai pengantar telah selesai. Selanjutnya masuk ke Kegagalan Sistem-Sistem Global. In sya Allah)
Jakarta, 1
Mei 2025
Oleh: Edy Mulyadi
Wartawan
Senior