Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Indahnya Ibadah Shalat Bersama Keluarga di Tanah Haramain

Senin, 26 Mei 2025 | 12:23 WIB Last Updated 2025-05-26T05:25:05Z
TintaSiyasi.id -- Di antara nikmat terbesar yang Allah limpahkan kepada seorang hamba bukan hanya kesempatan beribadah, tetapi juga anugerah dapat melakukannya bersama keluarga tercinta. Dan jika tempat ibadah itu adalah Tanah Haromain—Makkah dan Madinah—maka nikmat tersebut seakan menjadi kesempurnaan dari karunia spiritual yang luar biasa. Di sanalah, berjuta harapan dilangitkan, dosa-dosa diluruhkan, dan cinta Ilahi diteguhkan.

Tanah Haromain: Dua Titik Pusat Cinta dan Doa

Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah bukan sekadar tempat ibadah, melainkan titik gravitasi ruhani umat Islam sedunia. Ribuan tahun sejarah tersimpan di dalamnya. Di situlah para nabi berjalan, para sahabat sujud, dan jutaan hati setiap tahun melafazkan "Labbaik Allahumma Labbaik" dengan linangan air mata.

Menginjakkan kaki di Tanah Haromain adalah jawaban dari panggilan Ilahi. Namun lebih dari itu, bisa menapakkan kaki bersama suami, istri, anak-anak, atau orang tua di tempat suci ini adalah puncak dari kenikmatan ruhani yang menyatu dengan rasa syukur yang dalam. Bukan hanya sekadar perjalanan spiritual, tapi ziarah keluarga menuju keabadian.

Sholat Berjamaah: Simbol Kesatuan Hati dan Cita

Sholat adalah tiang agama. Sholat berjamaah adalah lambang kesatuan. Dan sholat berjamaah bersama keluarga di Haromain merupakan pancaran harmoni kehidupan. Di tengah jutaan manusia dari berbagai bangsa dan bahasa, keluarga menjadi lingkaran kecil yang kokoh, bersujud dan berdiri bersama, menghadap satu arah, menyembah satu Tuhan, Allah Rabbul ‘Alamin.

Ketika ayah menjadi imam, ibu dan anak-anak berdiri di belakangnya, hati ini terenyuh. Inilah gambaran keluarga sakinah yang sejati. Di antara takbir dan salam, terjalin keintiman ruhani yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Shaf keluarga yang rapi dalam keheningan malam di Masjidil Haram, atau ketika fajar menyingsing di Masjid Nabawi, menjadi momen yang tak terlupakan—sebuah kenangan spiritual yang membekas dalam jiwa hingga akhir hayat.

Air Mata dan Doa di Setiap Sujud

Di Tanah Haromain, setiap sujud bersama keluarga bukan sekadar gerakan fisik. Di sana, doa menjadi aliran air mata. Seorang ibu memohon agar anaknya menjadi anak saleh. Seorang ayah berharap keluarga ini dikumpulkan kembali kelak di surga. Anak-anak yang belum memahami kedalaman makna sujud pun menyerap energi cinta dan keikhlasan yang terpancar dari wajah kedua orang tuanya.

Doa-doa berbisik lirih, namun mengguncang langit. Ada rindu yang tertumpah. Ada harap yang dilangitkan. Ada pengampunan yang dimohonkan. Ada keyakinan bahwa keluarga yang bersujud bersama di dunia akan dikumpulkan bersama pula di akhirat.

Menanam Spirit di Hati Generasi

Membawa anak-anak ke Haromain bukan semata perjalanan ziarah, tetapi sebuah pendidikan ruhani yang akan dikenang sepanjang hidup. Mereka menyaksikan langsung kekhusyukan ibadah, keagungan masjid suci, dan kedisiplinan umat Islam dalam shaf yang sejajar tanpa mengenal status. Pengalaman itu akan menjadi tonggak pembentukan karakter spiritual mereka kelak.

Dalam sholat berjamaah, mereka belajar tentang kebersamaan, ketundukan kepada Allah, dan pentingnya waktu. Mereka melihat ayahnya menangis dalam doa, ibunya menengadah dengan penuh harap, dan mereka pun menyadari bahwa keluarga ini tidak dibangun di atas harta dan kesenangan dunia, tetapi atas dasar iman dan cinta kepada Sang Pencipta.

Sebuah Doa, Sebuah Harapan

Betapa indahnya jika seluruh keluarga bisa mendengar adzan yang menggema dari Ka’bah, berjalan bergandengan tangan menuju masjid, berwudu dalam suasana khidmat, dan kemudian berdiri bersama menghadap kiblat. Dalam setiap rakaat, terselip doa yang sama: "Ya Allah, kumpulkan kami di dunia dalam ketaatan, dan kumpulkan kami di surga dalam cinta."

Karena sejatinya, keluarga yang terbaik bukanlah yang tinggal di rumah megah, tetapi yang bisa sujud bersama. Dan tempat terbaik untuk menyulam kenangan suci itu adalah Tanah Haromain, tempat di mana langit dan bumi seakan bersentuhan dalam keberkahan.

Penutup: Sebuah Seruan Hati

Bagi mereka yang telah diberi kesempatan untuk sholat berjamaah bersama keluarga di Tanah Haromain—syukurilah dan abadikan dalam doa. Bagi yang belum, jadikanlah itu sebagai cita-cita tertinggi, karena itu bukan hanya soal perjalanan fisik, tetapi peneguhan ikatan ruhani dalam keluarga.

Mari jadikan ibadah bersama keluarga sebagai poros kehidupan. Dan bila Allah takdirkan, jemputlah Haromain dengan langkah penuh cinta, karena di sanalah ruh-ruh kita akan kembali tersambung kepada asal: Allah, Sang Pemilik Cinta Sejati.

Oleh. Dr Nasrul Syarif M.Si. (Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo)

Opini

×
Berita Terbaru Update