Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

FIWS: Konflik India Pakistan di dalam Kendali Amerika

Jumat, 23 Mei 2025 | 21:30 WIB Last Updated 2025-05-23T14:30:48Z

Tintasiyasi.ID -- Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi menilai konflik India dengan Pakistan sebenarnya berada di dalam kendali Amerika Serikat (AS) yang memiliki kepentingan untuk membatasi ambisi China di kawasan Pakistan.

 

"Kalau kita lihat posisi India dan Pakistan sekarang ini sebenarnya dua-duanya dalam kendali dan kepentingan politik Amerika Serikat. Kalau kita lihat ada hal penting bahwa Amerika punya kepentingan untuk membatasi ambisi global China di kawasan ini," ujarnya di kanal YouTube Khilafah News; Asap Perang Pakistan-India, Senin (19/5/2025).

 

Ia memandang dalam konflik itu, AS memosisikan India untuk berhadap-hadapan dengan China. “Meskipun China tidak pernah menunjukkan ambisinya sebagai penguasa dunia, namun dalam hal ekonomi China berkata lain,” ulasnya.

 

"Oleh karena itu, kita lihat terjadinya konflik-konflik seperti ini adalah konflik yang sengaja dipelihara. Ini yang menjadi hal menarik yang baru-baru ini elit Pakistan mengatakan selama ini Pakistan telah menjadi alat permainan kotor Amerika Serikat," jelasnya.

 

Lanjutnya, ia menjelaskan bahwa kini hubungan China dan Pakistan memang tengah meningkat dari aspek Ekonomi. “Namun keterlibatan China di ekonomi global dunia sebenarnya secara tidak langsung dibutuhkan oleh AS, lantaran hanya China negara yang bisa memberikan bantuan ekonomi dalam jumlah besar,” sebutnya menganalisis.

 

"Amerika serikat tidak bisa melakukan itu (bantuan ekonomi) namun Amerika tidak bisa memberikan China peran sangat besar yang kemudian bisa melebihi peran Amerika. Di situlah kita lihat, konflik ini sebenarnya menjadi semacam warning dari Amerika bahwa Pakistan harus membatasi hubungannya dengan China," ungkapnya.

 

Terlebih, ia melihat serangan-serangan yang dilakukan terhadap wisatawan ini sangat mungkin serangan yang direkayasa. “Dalam konteks perjuangan Islam menyerang wisatawan tidak masuk akal, karena suatu yang diharamkan di dalam Islam,” ungkapnya.

 

"Kalau itu dilakukan tidak menguntungkan untuk perjuangan pembebasan Kashmir, karena yang diserang adalah wisatawan, sementara ada satu juta tentara India yang ditaruh di Kashmir. Kenapa targetnya bukan tentara India?" terangnya.

 

Sehingga, ia meyakini jika sebenarnya tidak bisa dilepaskan opini kuat yang sedang dibangun bahwa perjuangan membebaskan tanah Kashmir adalah perjuangan teroris, yang lantas digunakan AS dan India untuk melegitimasi campur tangan mereka di wilayah Kashmir.

 

"Kalau kita lihat serangan ini, serangan yang patut dipertanyakan, dilakukan oleh kelompok Islam yang benar-benar ingin membebaskan Kashmir. Karena secara politik penyerangan ini tidak menguntungkan. Bagaimana mungkin menguntungkan kalau yang diserang adalah wisatawan," pungkasnya.[] Taufan

Opini

×
Berita Terbaru Update