Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Wajibnya Mempelajari Ilmu Syariat

Senin, 28 April 2025 | 15:19 WIB Last Updated 2025-04-28T08:19:41Z
TintaSiyasi.id -- Di antara nikmat terbesar yang Allah anugerahkan kepada manusia adalah diberikannya akal untuk memahami, hati untuk merasakan, dan jalan untuk mengenal-Nya. Namun, semua potensi itu akan sia-sia jika tidak disinari dengan ilmu syariat. Mempelajari ilmu syariat bukan sekadar kewajiban formal, melainkan kebutuhan hakiki seorang hamba dalam perjalanan menuju Allah Ta'ala.

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim." (HR. Ibnu Majah)

Lalu, mengapa ilmu syariat menjadi hal yang sangat mendasar? Ada tiga alasan utama yang saling berkaitan dan membentuk pondasi kehidupan seorang Muslim:

1. Ilmu yang Membuat Ibadah Kita Sah

Ibadah adalah inti dari kehidupan seorang mukmin. Salat, puasa, zakat, haji, dan semua bentuk ibadah lainnya adalah cara kita mendekat kepada Allah. Namun, ibadah tidak bisa hanya dilakukan dengan niat baik saja; harus ada ilmu yang membimbingnya. Tanpa ilmu, seseorang bisa terjerumus dalam kesalahan besar, bahkan ibadahnya bisa menjadi sia-sia.

Imam al-Bukhari rahimahullah meletakkan dalam Shahih-nya sebuah bab berjudul:
"Ilmu sebelum berkata dan beramal."

Ibadah tanpa ilmu bagaikan kapal tanpa arah di tengah lautan: hanyut, tersesat, dan akhirnya binasa. Maka setiap muslim wajib mempelajari fikih dasar tentang ibadah yang ia lakukan: syarat sah salat, rukun wudu, pembatal puasa, ketentuan zakat, dan sebagainya.

Ibadah yang dilakukan atas dasar ilmu akan membawa ketenangan, kekhusyukan, dan diterima di sisi Allah.

2. Ilmu yang Membuat Akidah Kita Benar

Akidah adalah pondasi hidup seorang muslim. Ia adalah keimanan yang lurus kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, dan qadar (takdir). Jika akidah seseorang menyimpang, maka seluruh amalnya bisa menjadi sia-sia.

Allah Ta’ala berfirman:
"Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh Allah haramkan baginya surga, dan tempatnya adalah neraka." (QS. Al-Māidah: 72)

Bagaimana kita mengenal Allah dengan benar, mencintai Rasul-Nya dengan ikhlas, meyakini kebenaran Al-Qur'an, dan menjaga tauhid murni, semua itu hanya bisa diraih dengan mempelajari ilmu syariat, khususnya ilmu tentang akidah.

Belajar akidah bukan hanya untuk menambah wawasan, melainkan untuk menyelamatkan jiwa dari kesesatan. Tanpa ilmu, seseorang mudah terjerumus dalam syirik, bid'ah, atau bahkan kekufuran tanpa ia sadari.

Ilmu akidah menegakkan tiang iman dalam hati dan melindungi kita di dunia maupun akhirat.

3. Ilmu yang Membuat Hati Kita Baik

Hati adalah pusat kehidupan ruhani seorang insan. Jika hati baik, seluruh perilaku menjadi baik. Jika hati rusak, maka rusaklah seluruh amal.

Nabi ﷺ bersabda:
"Ketahuilah, dalam tubuh terdapat segumpal daging; jika ia baik, baiklah seluruh tubuh, dan jika ia rusak, rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, itu adalah hati." (HR. Bukhari dan Muslim)

Mempelajari ilmu tentang tazkiyah (penyucian jiwa), akhlak, dan adab adalah bagian tak terpisahkan dari ilmu syariat. Dengan ilmu ini, kita memahami sifat-sifat terpuji yang harus ditanamkan: ikhlas, sabar, syukur, tawakal, ridha, serta menghindari sifat tercela seperti ria, sombong, hasad, dan dengki.

Tanpa bimbingan ilmu, hati kita akan keras, lalai, dan mudah dipermainkan hawa nafsu serta setan. Ilmu syariat memberi sinar yang menerangi perjalanan hati menuju Allah, memperindah amal dengan keikhlasan, dan menumbuhkan rasa takut sekaligus cinta kepada-Nya.

Ilmu yang membaikkan hati akan membuahkan amal saleh, adab mulia, dan ketenangan jiwa.

Penutup: Menjadi Penuntut Ilmu Sejati

Menuntut ilmu syariat bukan hanya kewajiban seumur hidup, tetapi juga jalan keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat. Ilmu adalah cahaya yang membimbing kita melangkah dalam kegelapan zaman, menghadapi fitnah kehidupan, dan tetap teguh di atas jalan lurus.

Imam Ahmad bin Hanbal berkata:
"Manusia lebih membutuhkan ilmu daripada makanan dan minuman. Sebab makanan dan minuman dibutuhkan sekali atau dua kali dalam sehari, sedangkan ilmu dibutuhkan setiap saat."

Maka, marilah kita meniatkan diri untuk terus belajar ilmu syariat: memperbaiki ibadah kita, meluruskan akidah kita, dan menyehatkan hati kita. Sebab tiada bekal yang lebih mulia dalam perjalanan menuju akhirat selain ilmu yang bermanfaat dan amal yang diterima.

Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang berilmu, beramal, dan istiqamah hingga bertemu dengan-Nya dalam keadaan diridhai.

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si., 
Penulis Buku "Gizi Spiritual", Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo

Opini

×
Berita Terbaru Update