Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Poligami Nabi Muhammad di Usianya Sekitar Lima Puluh Tahun

Kamis, 20 Februari 2025 | 14:15 WIB Last Updated 2025-02-20T07:16:09Z
TintaSiyasi.id -- Khadim Ma'had Syaraful Haramain Kiai Hafidz Abdurrahman mengatakan bahwa Nabi Muhammad Saw. poligami justru di usia lima puluhan tahun.

"Nabi Muhammad Saw. poligami justru di usia lima puluhan tahun. Artinya secara fisik itu memang betul-betul terjaga dan
kita pernah sampaikan," ujarnya di YouTube KH. Hafidz Abdurrahman, MA., Q&A: Memahami Hadis Tuntutlah Ilmu Sampai ke Negeri Cina, Rabu (12/02/2025).

Ia membayangkan jika Nabi Muhammad Saw. itu usianya di atas 50 tahun sampai 63 tahun berperang. "Kita saja umur 53 tahun badannya sudah enggak karu-karuan," ungkapnya.

Pengobatan

Menurutnya, bicara dalam konteks pengobatan sebagaimana Cina itu luar biasa. Sampai hari ini masih bertahan dan pengobatan-pengobatan tradisional Cina itu kalau dikaitkan dengan thibbun Nabawi. 

"Ya kan sekarang itu. Kita lihat bagaimana tren kedokteran modern Itu justru mengarah kepada thibbun Nabawi," ujarnya.

Hanya saja ia menyayangkan thibbun Nabawi masih perlu pembuktian ilmiah secara medis. Termasuk untuk membuktikan bagaimana Nabi dan para sahabat dulu fisiknya bermacam-macam. Kalau mereka tidak karena konsep kesehatannya yang luar biasa pemahamannya tentang kesehatan yang luar biasa kan enggak mungkin.

"Jadi artinya gini, Nabi itu tidak pernah menjelaskan secara ilmiah dalam arti ada risetnya, ada pembuktiannya. Tetapi buktinya Nabi sendiri itu sehat, buktinya para sahabat itu sehat, gitu. Akhirnya terbukti, hasil riset kemudian yang datang setelah itu membuktikan bahwa semua syariat Nabi terkait dengan pola makan, pola tidur, pola hidup. Itu semua kalau diteliti secara saintifik itu 100 persen sehat, menyehatkan. Dan itu yang kemudian sekarang dibuktikan," ungkap dia.

Di Cina, lanjutnya, mereka lebih dulu menemukan macam pengobatan, jadi, kalau misalnya ada yang bicara penyembuhan apakah itu model akupuntur ataukah misalnya pengobatan-pengobatan yang lain itu kan Cina yang menguasai. Karena itu berarti penguasaan organ
tubuh, jaringan, anatomi, dan lain-lain.

"Kemudian di zaman Islam baru ada yang melakukan penelitian di awal seperti Ibnu Sina, Ibnul Qayyim itu banyak membahas terkait dengan bagaimana asupan makanan. Sehingga ada istilah panas dingin. Nah kalau kita ikuti sekarang ya perkembangan thibbun Nabawi itu saentific sekali sebenarnya, setelah diteliti itu saentifik sekali," urai Kiai Hafidz.

Ia menuturkan, bukti bahwa ternyata apa yang dulu dilakukan oleh Islam, dalam hal ini Nabi dan para sahabat dengan hidup sehatnya itu terbukti luar biasa setelah diteliti.

"Tetapi pada zaman itu belum ada penelitiannya, baru kemudian dibuktikan ulama berikutnya. Sekarang setelah ilmu kedokteran modern melihat bagaimana rahasia di balik sunah tadi itu akhirnya mereka ibaratnya itu seperti dibuka hasanah," cercanya.

Maka, ia menilai penting motivasi mencari ilmu ya utlubul Ilma walau bisin. Carilah ilmu sekalipun kamu harus sampai ke negeri Cina. Nah itu motivasi, dorongan gitu. "Soal kedudukan hadis tadi itu sahih ataukah daif itu memang ada perselisihan di antara ulama hadis sendiri ya wallahuam," pungkasnya. [] Heni

Opini

×
Berita Terbaru Update