Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

LPG Langka, Negara Lepas Tangan?

Rabu, 12 Februari 2025 | 22:12 WIB Last Updated 2025-02-12T15:12:52Z
TintaSiyasi.id -- Berbagai kalangan masyarakat mengeluhkan kelangkaan LPG melon. Termasuk Mery (56) sebagai seorang pemilik pangkalan gas. Ia mengatakan, stock agen pangkalan setiap minggu yang semestinya 1.500 tabung gas elpiji menjadi 600-700 tabung saja. Jumlah ini tentu tidak dapat mengcover permintaan pelanggan di pasar. (Beritasatu.com, 31/1/2025).

Kelangkaan ini berimpact pada harga elpiji yang mendaki ke ketinggian alias naik, hingga harus dijual melebihi harga eceran tertinggi (HET). Masyarakat pun kian sulit mendapatkan elpiji melon. Padahal LPG adalah perkara vital yang dibutuhkan manusia untuk menyambung kehidupan. Sebab, setiap manusia membutuhkan makanan dan setiap makanan bermuara dari masakan. Setiap masakan normalnya membutuhkan gas agar masakannya matang dan layak dimakan. Maka apabila gas susah didapat, tak lain ini adalah interpretasi bahwa masyarakat dewasa kini sedang didzolimi.

Kebijakan Nyeleneh Kapitalisme

Apabila kita dalami serta menilai tidak sekadar pada dhohir peristiwa. Maka peristiwa LPG langka tentu mempunyai biang kerok. Meskipun, hakikatnya LPG melon langka tidak hanya terjadi pada akhir sepekan kemarin hingga saat ini. Karena fenomena LPG melon langka sudah menjadi hal yang maklum bagi masyarakat. Bahkan menjadi kegiatan rutinan tiap bulan, tiap momen-momen penting baik muslim atau non muslim seperti hari ied, imlek , isra’ mi’raj dll. 

Namun, penyebab utama terjadinnya elpiji melon langka yang terjadi mulai sepekan terakhir ini adalah lahirnya regulasi baru yang jelas menyengsarakan rakyat. Kebijakan ini berkaitan dengan sistem manajemen distribusi LPG. Singkatnya, para pengecer atau toko-toko penjual LPG melon yang tidak memiliki izin resmi dilarang berjualan LPG melon lagi. Atau apabila tetap ingin berjualan maka harus beralih menjadi agen resmi. Sebab, hanya agen resmi yang mendapatkan stock pemasokan LPG melon. 

Kebijakan ini tentu sangat menyengsarakan masyarakat, sebagai pihak penjual ataupun sebagai pihak pembeli. Apabila sebagai penjual ia akan terdampak karena kehilangan sumber penghidupan. Andai kata, mereka tetap ingin berjualan belum tentu mereka mampu. Sebab mayoritas penjual ini hanya bermodal kecil, sedangkan untuk menjadi agen resmi memerlukan biaya yang besar. Namun sama saja, apabila sebagai pembeli masyarakat akan susah mendapatkan gas LPG. Sehingga susah untuk mengolah makanan yang merupakan kebutuhan pokok manusia.

Perkara ini cukup menjadi bukti bahwa kehidupan manusia hari ini berjalan secara tidak ideal, juga berjalan dihantui berbagai bentuk persoalan. Tak lain merambahnnya berbagai kerusakan disebabkan oleh sistem aturan hidup (Ideologi) yang dewasa kini diimplementasikan.

 Ideologi tersebut bernama sekulerisme- kapitalis. Ideologi kapitalis yang sejak 1924 menguasai dunia dan merongrong kehidupan manusia, khususnya kaum muslimin. Makin lama makin nampak kecacatannya, kebengisannya juga kekejamannya. Tak satupun regulasi yang lahir dari rahim kapitalis, kemudian memberikan maslahat dan perbaikan atas persoalan umat. Justru sebaliknya, kerusakan masyarakat hari ini adalah akibat penerapan ideologi kapitalis, yang mana aturan itu mengacak-acak sendi ideal kehidupan manusia.

Termasuk peraturan ekonominnya, ekonomi kapitalistik selalu menghamba kepada korporat. Korporat seakan jadi tuhan bagi mereka. Apapun yang korporat butuhkan negara berbasis kapitalistik siap siaga menciptakan regulasi perealisasianya.

Contoh konkretnya regulasi distribusi LPG melon yang baru saja diputuskan, bila tidak ada campurtangan korporat regulasi ini tak mungkin dilahirkan sehingga LPG melon mustahil langka, hingga tak dapat memenuhi permintaan yang ada. Regulasi ekonomi kapitalis lain yang menguntungkan korporat adalah legalnya pengelolaan tambang oleh seorang individu, perusahaan sampai sebuah institute. Regulasi ini jelas hanya menguntugkan pihak pemilik modal saja.

Pihak pemilik modal semakin diuntungkan dengan kondisi alam Indonesia yang kaya akan sumber daya alam (SDA), termasuk SDA pertambangan. Kekayaan tambang Indonesia yang jumlahnya seakan tak terbatas, semakin membuat para korporat serakah meraih keuntungan.

Begitulah tabiat manusia, apabila diberi kebebasan untuk menguasai suatu kenikmatan duniawai pasti jiwa keserakahan menguasainya. Jiwa-jiwa nan karakter serakah ini terbentuk dari ideologi yang diterapkan dewasa kini. Yaitu sekulerisme kapitalistik.

Juga apabila kita mencermati maka setiap persoalan yang dewasa kini muncul, maka seluruhnya bermuara pada satu persoalan pokok yaitu ideologi kapitalistik. Ini pu menguatkan sesungguhnya kapitalis tak layak kembali dipertahankan untuk diterapkan dan selayaknya untuk segera dimusnahkan dari segala sendi kehidupan.

LPG Terjamin dalam Islam

Fenomena LPG langka atau kesulitan memenuhi kebutuhan pokok tak akan dijumpai bila kita menerapkan sistem ekonomi Islam dalam negara berbasis Islam. sebab, Islam tak sebatas agama ritual yang mengatur perkara ruhiyah semata. Namun, Islam ialah sebuah ideologi yang memiliki segudang aturan dalam menuntun perjalanan hidup manusia. walhasil, berbagai kebutuhan manusia dengan mudah digapai apabila Islam diaplikasikan dalam kehidupan.

Sebut saja peraturan ekonomi Islam, ekonomi dalam Islam meniscayakan pengelolaan tambang hanya legal oleh negara. pengelolaan selain oleh negara maka termasuk pengelolaan ilegal.dan barang siapa yang melanggar kaidah ini ia akan mendapat sanksi yang berat, karena telah bertidak dzolim dan merampas hak muslim yang lain.

Kaidah yang berlaku ini sejalan dengan sabda rasulullah saw. “Kaum muslimin berserikat pada tiga perakar. Yaitu pada air, api, dan padang rumput  (Muttafaqqun alaih).

Api pada lafadz hadist ini tak sebatas dimaknai api seperti yang biasa kita ketahui. Namun ia dimaknai lebih luas, yaitu mencakup segala perkara yang menghasilkan kalor seperti LPG, tenaga nuklir, tenaga surya, BBM dll. 

Oleh karena itu, sangat layak dan tepat apabila tambang hanya boleh dikelola oleh negara. Karena memang negaralah yang bertanggung jawab untuk menjamin segala kebutuhan rakyatnya. Juga dengan regulasi ini negara kuasa mendapatkan APBN dengan mudah. Walhasil, negara juga mudah memenuhi kebutuhan rakyatnya.

Tak cukup di situ, negara Islam akan sangat memudahkan warganya dalam mengakses fasilitas umum. Masyarakat akan dengan mudah menikmati berbagai fasitas publik dan kebutuhan vitalnya seperti LPG,BBM, kesehatan, Pendidikan dll.

Negara bersistem Islam tak mungkin membuat regulasi yang memperumit persoalan manusia. Seluruh regulasi yang muncul hanyalah regulasi penyebar rahmat. Segala sisi bumi akan diliputi keberkahan apabila kita menerapkan kembali syariat Islam secara keseluruhan. 

Ingat, hidup hanya sekali, jarang terjadi mati suri. Oleh karena itu, kesempatan sekali ini buatlah berarti , dengan menerapkan hukum Allah SWT kembali. Takbir! Waallahu a’lam bisshawab.

Oleh: Fatimah Nurul Jannah
Aktivis Muslimah

Opini

×
Berita Terbaru Update