Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Isra Mikraj: Peristiwa Penguat Hati dan Dakwah Nabi

Minggu, 26 Januari 2025 | 21:35 WIB Last Updated 2025-01-26T14:35:30Z

Tintasiyasi.ID -- Mudir Ma’had Al-Abqary K.H. Yasin Muthohar menyatakan bahwa peristiwa Isra Mikraj adalah perjalanan luar biasa dan rihlah ‘adzimah (perjalanan agung) yang diperjalankan Nabi Muhammad saw. dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa sebagai penguatan bagi diri Nabi saw. dalam berdakwah.

 

“Isra Mikraj ini adalah peristiwa yang ditujukan untuk menguatkan hati Nabi saw. dan menjadikan Nabi semakin berani dalam berdakwah,” ujarnya di kanal YouTube Abi Yasin Muthohar dengan judul Isra Mikraj; Dimensi Spiritual, Sosial dan Politik, Rabu (24/01/2025).

 

Lanjut dikatakan, “Terdapat tiga dimensi politik dari peristiwa Isra Mikraj Nabi.”

 

Pertama, dakwah Islam dan perjuangan untuk menegakkan kebenaran dan keadilan pasti akan mendapat dukungan dan kemenangan dari Allah, meskipun pada saat itu Nabi saw. sedang berada dalam kesulitan besar, termasuk ditinggal wafat oleh pamannya dan istrinya.

 

“Jangan khawatir kalau orang memusuhimu, menentangmu, menyakitimu, menolak, yang namanya dakwah itu pasti akan ditolong oleh Allah. Ada mad’umah biinayah ilahiyah (didukung dengan perhatian Allah) dan dakwah itu pasti akan menang meskipun menghadapi berbagai macam halangan dan rintangan,” tuturnya.

 

Kedua, simbol peralihan Masjidilharam ke Masjdilaqsa, yang menunjukkan bahwa Islam bukan hanya agama yang terbatas di Makkah, tetapi agama yang memiliki pengaruh dan potensi untuk berkembang di seluruh dunia.

 

“Islam itu bukan untuk Makkah saja. Islam itu agama yang mendunia yang nanti akan memanjang dari Makkah ke Al-Quds, Palestina, Syam, dan ke seluruh dunia semuanya,” ungkapnya.

 

Ia menjelaskan, dari peristiwa Isra Mikraj juga Nabi Muhammad saw. dipertontonkan ke wilayah-wilayah (Mesir, Irak, Palestina, Syam) yang akan menjadi pusat peradaban Islam di masa depan yang memiliki dampak besar terhadap politik dan peradaban dunia. 

 

“Nabi dibawa oleh Jibril dengan berkenderaan burak ke tempat-tempat yang akan dituju oleh Nabi, yaitu dari Makkah ke Madinah (tempat hijrahnya Nabi). Kemudian ke Mesir (Bukit Tursina) yakni tempat Nabi Musa mendapatkan wahyu dari Allah. Dari Bukit Tursina, Nabi di bawa ke Baitul Lahm, tempat lahirnya Nabi Isa as. Dari Baitul Lahm, barulah Nabi dibawa ke Masjidilaqsa,” bebernya.

 

Ketiga, peristiwa Isra Mikraj itu menunjukkan pentingnya Masjidilharam dan Masjidilaqsa, karena  mana saja negara yang dapat menguasai keduanya, dapat menguasai umat Islam.

 

"Kalau ingin melemahkan umat Islam di dunia, jantung Islam itu ada di Timur Tengah. Pusat Islam, pusat dunia itu Makkah. Kalau ingin menguasai umat Islam, kuasai Makkah, kuasai penguasanya. Makanya sejak sebelum khilafah runtuh, Arab itu sudah dikuasai oleh Inggris. Sampai sekarang Makkah itu di bawah bayang-bayang Inggris dan Amerika. Sekarang resmi Amerika,” ujarnya.

 

Abi Yasin, sapaan akrabnya, menegaskan peristiwa Isra Mikraj tidak hanya berbicara tentang ruhiah tetapi juga dimensi masa depan politik dan kepemimpinan Islam, di mana Rasulullah saw. adalah sebagai qudwah hasanah untuk selalu sabar dalam perjuangan dan dakwah.

 

"Allah men-setting Nabi sebagai qudwah dan uswah, sebagai teladan bagi umatnya di dalam perjuangan. Ternyata perjuangan itu tidak mudah. Perjuangan itu ada halangan dan rintangan dan untuk menghadapi itu butuh kesabaran. Setelah sabar, maka akan datang pertolongan dari Allah Swt.,” pungkasnya.[] Rahmah


Opini

×
Berita Terbaru Update