TintaSiyasi.id-- Menyorot kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Cina pada 8—10 November 2024 yang menghasilkan beberapa kesepakatan dalam aspek ekonomi maupun politik, pengamat politik Fatma Sunardi menegaskan, kerja sama dengan tersebut tidak menguntungkan rakyat karena bersifat eksploitatif.
"Kerjasama dengan Cina tidak akan menguntungkan rakyat apalagi bicara kepentingan umat Islam. Hal ini karena negara seperti Cina dengan ekonomi kapitalisnya akan eksploitatif. Cina akan melihat Indonesia hanya sebagai pasar dan mitra dalam menyediakan bahan baku murah bagi industri Cina," benernya kepada TintaSiyasi.id, Senin (18-11-2024).
Ia menjelaskan, kunjungan Prabowo ke Cina yang diikuti dengan kerjasama di banyak bidang adalah jerat untuk mengeksploitasi sumber daya Indoesia termasuk (sumber daya alam dan manusia).
Proyek-Proyek
Fatma memaparkan beberapa proyek-proyek yang akan dijalankan atau yang telah berjalan bersama Cina. Menurutnya, komitmen Cina untuk investasi makan bergizi gratis (MBG) kemungkinan besar adalah utang dari korporasi atau bank-bank Cina. "Sehingga akan menambah daftar jeratan utang Cina. Ditambah lagi ini akan makin menguntungkan Cina karena bisa jadi Cina mensyaratkan susunya dari Cina, ikan dari Cina bahkan bisa jadi berasnya juga dari Cina dan lain-lain. Untuk program MBG seperti halnya proyek kereta cepat," jelasnya.
Ia menjelaskan, utang kereta cepat saja belum tentu bisa lunas apalagi ditambah dengan utang proyek MBG. "Tentu ini kebodohan politik. Sedangkan pada investasi yang lain seperti mineral hijau dan sumber daya mineral, maka ini adalah kerugian selanjutnya dan ancaman nyata dan berbahaya bagi rakyat," paparnya.
Investasi Morowali dan Halmahera, menurutnya, adalah bukti nyata kejahatan investasi Cina terhadap rakyat. "Mulai dari, perampasan ruang hidup, kerusakan lingkungan, persaingan dengan tenaga kerja Cina dan gaji yang tidak sebanding dengan beban kerja adalah deretan dosa investsi Cina selama ini," jelasnya.
Ia meminta, harusnya negara menghentikan investasi Cina namun nyatanya Indonesia telah terjerat dalam agenda penjajahan Cina. "Oleh karena itu, rakyat harus bersiap menghadapi kehidupan yng makin sempit," katanya.
Ia menerangkan, bidang lain yang dibidik dalam kerja sama Cina adalah bidang makanan dan minuman. "Ini akan menjadi pesaing bagi idustri dalam negeri. Karenanya, siap-siap saja rakyat negeri ini betul-betul hanya akan menjadi pasar bagi produk Cina. Lantas di mana cita-cita swasembada yang digadang-gadang Prabowo," tanyanya retoris.
Jika bicara kepetingan umat Islam, ujarnya, cengkraman Cina yang kuat akan melahirkan penguasa yang pro investasi Cina, sebaliknya mengancam kepentingan umat. "Di lapangan, umat yang kritis dengan kebijakan pemeritah akan terus disudutkan dengan tuduhan radikal, dan pembungkaman politik. Kondisi ini akan membuat umat islam semakin terpiggirkan secara politik. Umat akan semakin sempit untuk menjalankan tuntutan amar makruf nahi mungkar, kemaslahatn mereka juga akan terus menerus di renggut atas nama investasi," pungkasnya. [] Sapta-Ika