Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Makelar Kasus di MA, UIY: Pemilik Hukum Adalah Uang

Selasa, 26 November 2024 | 18:43 WIB Last Updated 2024-11-26T11:43:08Z

TintaSiyasi.id-- Penangkapan mantan pejabat Mahkamah Agung (MA) Zarof Ricar terkait makelar kasus perkara kasasi Ronald Tannur mencoreng dunia peradilan. Cendekiawan Muslim Ustaz Muhammad Ismail Yusanto menilai hukum di Indonesia dikuasai oleh yang memiliki uang banyak.

"Dunia peradilan sesuai namanya orang mencari keadilan tapi ketika uang berbicara maka yang terjadi bukan keadilan tapi kekuatan uang, jadi hukum menjadi pemilik uang, yang kuat uangnya yang benar," ujarnya dalam video Cara Islam Memberantas Mafia Peradilan! di kanal YouTube UIY Official, Selasa (19/11/2024).

Lanjutnya, ia menyayangkan makelar kasus terjadi bukan di pengadilan paling bawah namun terjadi di pengadilan paling tinggi yakni Mahkamah Agung. Terlebih ketika penggeledahan di lokasi tersangka menginap di Bali, Hotel Le Meridien dan rumah tersangka di Senayan, Jakarta Selatan ditemukan uang tunai senilai hampir Rp 1 triliun.

"Dengan terungkapnya begitu banyak uang yang tersimpan bekas pejabat tinggi mahkamah agung maka nama (mahkamah agung) ini menjadi absurd, bahwa dunia peradialan kita ini dunia peradilan yang sakit," terangnya.

Ia menjelaskan, absurd yang ia maksud ialah mahkamah agung yang menjadi pintu terakhir orang mencari keadilan namun memiliki permasalahan suap. Terlebih, nominal uang yang disita bukanlah nominal yang kecil.

"Dunia pengadilan berarti terkait dengan hakim, pejabat ini bukan hakim agung, ini pejabat di mahkamah agung tapi dia bukanlah hakim yang memiliki kewenangan untuk memutuskan perkara, artinya bahwa disitu kita bisa mengatakan ada sekian banyak hakim yang sudah tersangkut dalam soal ini," terangnya.

Ia mengaku tidak bisa membayangkan bagaimana nasib peradilan ketika hakim-hakimnya bermasalah kasus. Secara logika, hakim di mahkamah agung ialah hakim terbaik karena bekerja di tingkat tertinggi peradilan,

"Ketika di pengadilan hakim-hakimnya seperti itu maka kita bisa membayangkan keadilan semakin jauh dari rakyat," tutupnya. Taufan

Opini

×
Berita Terbaru Update