Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kriminalisasi Guru Bukti Gagalnya Sistem Pendidikan dalam Kapitalisme

Sabtu, 09 November 2024 | 19:58 WIB Last Updated 2024-11-09T12:58:14Z

Tintasiyasi.id.com -- Guru dalah profesi yang mulia jika ditinjau dari berbagai aspek kehidupan termasuk juga dalam aspek agama. Namun kemuliaan seorang guru tersebut saat ini berbanding terbalik dengan nasib kehidupannya.

Begitu banyak guru yang jauh dari kata sejahtera kondisi hidupnya. Terutama para guru atau tenaga pengajar yang honorer, sebab gaji yang didapat tidak sebanding dengan tugas yang diemban.

Para guru adalah ujung tombak pendidikan. Dari pendidikan inilah para generasi bangsa tercipta. Jika kondisi gurunya saja jauh dari kata sejahtera bagaiman pula dengan nasib generasinya?

Dahulu profesi guru sangat di hormati karena mengharap keberkahan dari ilmu yang di berikan. Namun tampaknya saat ini keberkahan dan kemuliannya seorang guru sudah luntur.

Begitu banyak kasus guru yang mengalami kriminalisasi terutama dari orang tua yang tidak terima jika kedisiplinan di terapkan atas anaknya sehingga menganggap guru melakukan kekerasan terhadap anaknya.

Sehingga inilah yang menyebabkan banyak guru mengambil keputusan abai terhadap tingkahlaku anak didiknya karena adanya hak asasi yang di tuntut oleh murid saat ini. Ditambah lagi arogansi orang tua yang membela anak tanpa melakukan tabayun terlebih dahulu kepada guru.

Guru honorer Supriyani didakwa melakukan penganiyaan terhadap muridnya. Tuduhan yang sejak awal dia bantah. Persatuan Guru Republik Indonesia PGRI menyebut terdapat perlindungan yang timpang antara murid dan guru (BBC news Indonesia,1/11/2024).

Kondisi guru dalam sistem hari ini banyak menghadapi dilema dan konflik dalam mendidik siswa/i nya. Pasalnya terdapat beberapa upaya dalam proses mendidik siswa/i nya yang sering disalah artikan oleh berbagai pihak termasuk orang tua murid sebagai tindak kekerasan terhadap anaknya.

Padahal aspek terpenting dalam pendidikan adalah kerjasama antara guru dan orang tua dalam mengambil perannya masing-masing secara benar. Namun kenyataanya malah orang tua mendukung anak mereka untuk bersikap bebas dan brutal. 

Sehingga anak didiknya menganggap bahwa guru melanggar hak-haknya. Hal ini terjadi akibat adanya UU perlindungan terhadap anak, sehingga para guru rentan dikriminalisasi.

Ini adalah bukti kebijakan pemerintah yang tidak tepat sasaran. Sehingga mengakibatkan multitafsir di tengah masyarakat.

Jika kita amati di lain sisi, ada kesenjangan dan ketimpangan akan makna dan tujuan pendidikan antara orang tua, guru dan masyarakat serta Negara pada sistem kapitalis yang sedang di terapkan saat ini.

Sehingga masing-masing memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap tujuan pendidikan anak. Dimana orang tua bertujuan agar anak yang disekolahkan mendapatkan pekerjaan yang baik. 

Namun guru menganggap bahwa pekerjaannya mengajar hanya sebatas profesi bukan tanggung jawab. Dan yang tidak kalah mengenaskannya Negara menganggap pendidikan sebagai lahan bisnis yang basah dan subur. 

Sehingga ketika orang tua, guru dan Negara akan menerapkan kebijakan hanya beroreantasi pada keuntungan materi semata. Akibatnya munculah gesekan diantara berbagai pihak termasuk itu langkah guru dalam mendidik anak tersebut.

Guru pun akhirnya menjadi ragu dalam menjalankan perannya sebagai guru khusunya dalam menasihati siswa/i nya. Inilah bukti kerusakan pendidikan dalam system kapitalisme.

Di dalam Islam memuliakan guru adalah hal yang penting dalam proses belajar mengajar, sehingga memberikan perlakuan yang baik terhadap guru sangat di anjurkan di dalam Islam. Karena ilmu itu yang penting adalah keberkahannya.

Selain itu, negara Islam juga menjamin para guru dengan sistem penggajian yang terbaik. Seperti contoh pada masa khalifah umar bin khatthab para guru digaji sebesar 15 dinar atau setara 33 juta per bulan. Sehingga membuat para guru dapat maksimal dalam menjalankan amanahnya dengan baik dan benar.

Negara juga memahamkan serta mengedukasi kepada semua pihak akan jalannya sistem pendidikan di dalam Islam. Sebaba pendidikan di dalam Islam memiliki tujuan yang jelas dan tegas serta meniscayakan akan adanya sinergi terhadap semua pihak, sehingga menguatkan untuk tercapainya tujuan pendidikan di dalam Islam. 

Yaitu membentuk generasi rabbani. Kondisi ini menjadikan para guru dapat secara optimal dalam menjalankan perannya dengan tenang karena akan terlindungi dan terjamin dalam proses mendidik siswanya. Wallahu’alam Bishshawwab.[]

Oleh: Siti Rahma
(Aktifis Muslimah)

Opini

×
Berita Terbaru Update